Movies

RAHASIA MENGAPA PARA AKTOR-AKTRIS MUDAH BERADAPTASI DENGAN PERAN BARU

Pernahkah kamu bertanya-tanya, mengapa aktor dan aktris sangat mudah beradaptasi dengan peran baru yang mereka mainkan? Ini rahasianya!

title

FROYONION.COM - Mungkin profesi aktor dan aktris terlihat mudah bagi sebagian orang. Banyak yang bilang 'cuma' akting bisa dapat uang banyak. Apalagi mereka hanya terlihat menghafal naskah saja, memainkan peran tersebut, lalu mendapatkan uang. 

Tapi tahukah kamu, beradaptasi dengan karakter baru dalam sebuah drama atau film dan tidak mencampur-adukkan dengan karakteristik diri sendiri tidak semudah itu lho. Meski begitu, banyak aktor dan aktris sukses memerankan karakter sulit seperti psikopat misalnya. 

Hal ini bisa terjadi bukan karena mereka yang memang memiliki bakat akting saja, tetapi kinerja otak mereka yang sudah berbeda dengan kita. Jadi menurut penelitian yang diterbitkan dalam Journal of Cognitive Neuroscience, saat aktor atau aktris mengambil peran baru, mereka mungkin akan menekan karakteristik diri mereka sendiri. 

Ini perlu kemampuan diri yang sudah diasah selama bertahun-tahun. Selain itu, pelatihan teater yang dilakukan mereka, mungkin menjadi andil besar pada mekanisme dasar otak mereka. Para peneliti yang bekerjasama dengan Flute Theatre mencoba meneliti dengan serangkaian permainan drama sensorik, yang dikenal sebagai Hunter Heartbeat Method.

Tim ini mencoba menggunakan teknologi pencitraan otak yang bisa dipakai yang dirintis di departemen Teknis Biomedis UCL, bersama perangkat pengukuran fisiologis, untuk mengevaluasi aktivitas otak para aktor saat mereka melakukan adegan A Midsummer Night's Dream karya Shakespeare. 

Adapun temuan tersebut menunjukkan ketika seorang aktor dipanggil namanya saat pertunjukan berlangsung, mereka tidak merespons. Respons ini ditekan di bagian otak korteks prefrontal anterior kiri otak—biasanya dikaitkan dengan kesadaran diri.

BACA JUGA: KENANGAN, NOSTALGIA, DAN KEPUASAN: PSIKOLOGI MENONTON ULANG FILM FAVORIT 

Hasil yang sama disaksikan secara konsisten pada enam aktor yang diuji saat berlatih beberapa kali dalam seminggu. Namun ketika mereka dalam mode tidak akting, mereka merespons secara normal ketika mendengar namanya sendiri. 

Dwaynica Greaves, penulis penelitian ini menggunakan metode pencitraan otak baru untuk melihat ke dalam otak aktor profesional saat mereka berlatih Shakespeare, untuk mencoba dan memahami ilmu saraf dari interaksi sosial dinamis yang kompleks. 

"Teriakan nama seseorang adalah suara yang kuat dan menarik yang biasanya membuat subjek menoleh. Itu juga melibatkan korteks prefrontal otak. Namun, temuan kami justru menunjukkan bahwa aktor mungkin belajar untuk menekan rasa diri mereka saat ingin melakukannya," tulisnya. 

Penelitian ini juga melibatkan koordinasi interpersonal antara pasangan aktor yang berlatih bersama, untuk melihat kesamaan gerak-gerik tubuh, detak jantung, dan otak mereka. Peneliti pun menemukan kalau selama latihan, ada pola aktivitas di otak yang bekerjasama. 

BACA JUGA: ALASAN KENAPA KITA SUKA DENGAN PENJAHAT FIKSI DI BERBAGAI FILM/SERIAL

Area ini terkait dengan interaksi sosial dan perencanaan tindakan. Hasilnya tidak ada perubahan data detak jantung atau pernapasan dari keduanya. Ini menunjukkan kalau sistem otak tertentu yang berkoordinasi selama interaksi sosial cukup kompleks. 

Jadi, kemampuan akting para aktor yang selama ini kita tahu bukan sekadar memerankan peran berbeda saja. Faktanya, mereka harus menekan karakteristik dan sifat dari diri mereka sendiri untuk dapat sepenuhnya masuk ke dalam karakter yang akan dimainkan. 

Bukan waktu dan hal yang mudah untuk mendapatkan kemampuan ini, perlu latihan berkali-kali untuk bisa menekan jati diri saat sedang berakting. Sehingga pekerjaan aktor dan aktris bukan hanya 'cuma' akting ya, tetapi lebih dari itu. (*/)

  • whatsapp
  • twitter
  • facebook
  • remix
Penulis

Dian Rosalina

Penulis, Ibu-ibu, dan pecinta kucing yang suka bakso.