Movies

MINDCAGE, DEBUT NON KOMEDI MARTIN LAWRENCE

Pembunuh baru itu membunuh para korban wanitanya dengan sadis untuk dijadikan sebuah mahakarya patung seni. Ia punya semacam obsesi terhadap karya-karya seni klasik.

title

FROYONION.COM – Film thriller Amerika Serikat berjudul Mindcage yang sebelumnya sudah tayang di bioskop Indonesia terlebih dulu, sebetulnya punya konflik cerita yang cukup menarik. 

Disutradarai oleh Mauro Borrelli, film ini menyuguhkan cerita tentang pengungkapan misteri pembunuhan berantai yang sadis yang menjadikan korban wanitanya sebagai patung seni. 

Sekilas, ceritanya mirip dengan serial drama Korea Connect yang sama-sama menceritakan tentang pembunuh yang terobsesi dengan karya seni dan menjadikan semua korbannya sebagai objek mahakarya mereka.

Apalagi, sekilas film ini punya kemiripan dengan serial drama korea “Connect” yang sama-sama menceritakan tentang obsesi pembunuh berantai terhadap seni sehingga menjadikan semua korbannya sebagai objek mahakarya mereka. 

SINOPSIS MINDCAGE 

Film Mindcage
(Sumber: IMDb - Mindcage)

Dibintangi oleh beberapa aktor ternama seperti Martin Lawrence, Melissa Roxburgh, John Malkovich, Robert Kneeper, Jacob Grodnik, dan Aiden Turner, film ini menceritakan tentang pembunuhan baru yang menjadikan korbannya sebagai patung seni.

Dua detektif Jake Doyle (Martin Lawrence) dan Mary Kelly (Melissa Roxbrugh) ditugaskan untuk menyelidiki kasus tersebut. Kasus ini mengingatkan Jake yang sebelumnya berhasil menangkap pelaku bersama dengan mantan rekannya yang telah meninggal. Pembunuh tersebut bernama Arnaud ‘The Artist’ Lefeuvre (John Malkovich) yang berakhir dipenjara dan sedang menunggu hukuman mati.  

Meski awalnya Jake menaruh curiga pada Lefeuvre sebagai dalang dibalik pembunuhan sadis yang baru-baru ini terjadi, tapi bagaimana ia melakukan semua itu ketika sedang berada dibalik jeruji besi?

Benar saja, setelah diselidiki pembunuh baru tersebut adalah seorang copycat killer yang meniru ‘karya seni’ Lefeuvre. 

Demi menghentikan kasus pembunuhan serupa, kepolisian bekerja sama dengan Lefeuvre untuk mencari copycat killer tersebut. Meski nampaknya nggak masuk akal, namun rencana itu dianggap sebagai satu-satunya jalan keluar untuk menangkap pembunuh baru tersebut.

Sinopsis Mindcage
(Sumber: IMDb - Mindcage)

Meski awalnya enggan membantu polisi mencari jejak pelaku, namun Lefeuvre akhirnya bersedia dengan menawar agar hukumannya diringankan. 

Karena tak ada jalan lain, mereka pun mencapai kesepakatan. Dari sinilah, Mary dan Jake berusaha untuk memecah teka-teki misteri pembunuhan. Dan ketika mereka menggali lebih jauh ke dalam jiwa Lefeuvre yang jenius, keduanya pun terperangkap ke dalam sebuah permainan yang kejam dengan sebuah kejutan besar yang mengubah segalanya.

TEMA CERITA MENARIK, NAMUN PLOT DAN PENGEMBANGANNYA NGGAK BANGET

Plot Mindcage
(Sumber: IMDb - Mindcage)

Film Mindcage sebetulnya punya tema dengan potensi alur yang bagus jika saja penulis skenario mau membuat teka-teki rumit dan menarik seperti The Da Vinci Code karena beberapa unsur cerita yang dipakai sama-sama menggunakan sisi religius.

Misalnya lewat karakter The Artist yang sangat terobsesi dengan beberapa karakter yang digambarkan dalam agama, salah satunya malaikat bersayap. Ia kemudian membentuk korbannya seperti patung yang dipahat dengan hiasan mahakarya yang cantik. 

Secara garis besar, Mindcage ingin menghubungkan beberapa teka-teki dari sifat pembunuh yang sadis dan ketertarikannya pada sebuah agama. Tapi, kalau biasanya film mystery, crime, thriller menyimpan easter egg yang membuat penonton akan paham dengan jalan cerita, beda halnya dengan film satu ini. 

Sayangnya, pengemasan ceritanya kurang bagus. Pengembangan karakter dan cerita saat dua karakter utama, yakni detektif Jake dan Mary yang menyelidiki kasus pembunuhan tersebut terasa dipaksakan untuk menghubungkan dengan plot twist di akhir cerita. Malahan, membuat penonton bingung dengan jalan cerita yang tidak masuk akal. 

Selain itu, banyak adegan yang sebenarnya bisa menjadi potensi cerita yang menarik, tapi terasa disia-siakan begitu saja. Misalnya, suami Mary yang terlihat cukup mencurigakan dan berpotensi untuk menjadi karakter ‘ambigu’ dalam film ini, tapi justru jadi cameo berlalu. Begitu juga dengan kaitan cerita masa lalu antar tokoh yang digambarkan secara singkat, tanpa menguak lebih dalam dan kaitannya yang bisa mengubah masa depan. 

Kasus-kasus yang seharusnya terlihat ‘wah’ dan brutal, jadi terkesan biasa saja. Bahkan kalau boleh dibandingkan dengan serial drama Connect sepertinya jauh lebih rapi dan menegangkan bagi penonton. 

Review Mindcage

Selain itu, chemistry antar pemain nggak tergambarkan dengan cukup baik. Martin Lawrence dan John Malkovich yang menjadi pusat dari film ini justru menampilkan kebalikannya. Meski setiap aktor disini berusaha untuk memaksimalkan penampilan mereka, sayangnya nggak cukup tersampaikan ke layar kaca.

Sebagai ikon film komedi, Martin Lawrence tampak buang-buang waktu untuk memerankan karakter Jake Doyle, seorang detektif yang mengalami depresi hebat pasca kematian rekannya. Aktingnya terlihat hambar dan nanggung nggak tentu arah memerankan karakter ini.

Begitu juga dengan John Malkovich yang berperan sebagai pembunuh ‘The Artist’. Karakternya kurang hidup untuk menggambarkan seorang pembunuh berantai yang punya kelainan dan masa lalu buruk. 

Meski ia mengubah penampilannya, tapi karakter Lefeuvre sebagai orang yang manipulatif dan penuh ancaman gagal membuat penonton bergidik. Bahkan ekspresi Malkovich terlalu ‘ramah’ untuk membuat penonton merasa jengkel dan takut jika dibandingkan dengan pembunuh lain seperti Hannibal maupun Joker.

Belum lagi akting Melissa Roxburgh yang terlihat template dengan perannya di serial Manifest sebagai seorang detektif yang gigih dan berusaha membuktikan dirinya pantas mendapat perlakuan lebih baik dari rekan kerjanya.

NARASI DIALOG MENGINGATKAN THE DA VINCI CODE

Mindcage
(Sumber: IMDb - Mindcage)

Dialog narasi antar pemain di sini seolah mencampurkan bermacam teka-teki dan filsafat menggelikan yang mengingatkan kita dengan film The Da Vinci Code yang menggunakan simbol-simbol keagamaan seperti salib, alkitab untuk membangun sesuatu. Tapi sayangnya, maksud ini nggak tersampaikan dengan baik dan justru terasa flop. 

Selain itu, kurang terlihat perjalanan dua detektif sebagai rekan yang ditugaskan untuk mengungkap sebuah kasus pembunuhan besar. Nampaknya, produksi film ini juga dibuat tergesa-gesa sehingga akhirnya ceritanya kurang memuaskan dan tidak masuk akal. Sebab, Mindcage yang semula mengangkat genre crime-thriller justru berubah ke arah mistis yang sulit untuk dimengerti.

Meski kemungkinan besar penikmat film genre thriller agaknya kurang terpuaskan dengan film ini, tapi Mindcage masih bisa dinikmati untuk menjadi tambahan tontonan akhir pekan. Happy watching! (*/)

  • whatsapp
  • twitter
  • facebook
  • remix
Penulis

Vila Marescotti

Creative writer, movie enthusiast