Movies

MERESAPI 14 MENIT LAGU ‘ALL TOO WELL’ TAYLOR SWIFT

Banyak yang menyambut tahun 2023 sebagai tahun kasih, setelah serangkaian bencana di tahun 2022. Mereka yang menanti pasangan pun sepertinya akan segera mendapat cintanya di tahun ini. Nah, lagu All Too Well Taylor swift barangkali bisa jadi salah satu resolusinya.

title

FROYONION.COM - Taylor Swift dikenal sebagai seorang storyteller yang memberikan nada dalam setiap narasinya. Dengan karyanya yang demikian, ia dianggap sebagai salah satu musisi jenius dari Paman Sam. 

Bagaimana tidak, penggemar Taylor Swift tentu pernah ingat salah satu percakapan penyanyi kenamaan itu dengan Jimmy Fallon di salah satu episode Tonight Show

Kala itu, Taylor Swift bercerita tentang lagu Love Story—lagu yang juga menjadi referensinya ketika berbicara di depan wisudawan New York University—merupakan lagu yang muncul dalam hitungan menit ketika mengurung diri di kamar.

Ketika Taylor Swift masih remaja, ia menginginkan sesuatu yang kebanyakan remaja inginkan, kencan manis di malam hari pada sebuah pesta. Hanya saja, sang ibu tidak mengizinkannya. 

Oleh sebab itu, Taylor Swift pun mengurung diri di kamarnya dan hanya dalam hitungan menit, ia keluar dengan sebuah lagu yang diperdengarkan kepada ibunya. Saat itulah sang ibu tahu bahwa anaknya memiliki hal spesial yang tidak semua orang memilikinya.

Apakah hal spesial itu adalah bermusik? Mencipta lagu? Bermain alat musik? 

Gue lebih memilih istilah “songteller”. Ia adalah seseorang bercerita dengan lagu yang dalam setiap susunan liriknya dapat disusun sebagai sebuah paragraf naratif. Musik yang mengiringinya adalah latar suasana dari serangkaian fenomena yang sedang ia ceritakan. Nah, kali ini gue ingin mengajak pendengar setia Taylor Swift mendengarkan cerita All Too Well yang didendangkan penerima gelar Doctor Honoris Causa dari New York University itu. 

CERITA

Dalam lagu All Too Well ini Taylor Swift menciptakan sebuah kilas balik dari kisah yang diceritakannya. Lagu yang ditulisnya bertahun-tahun lalu ketika ia masih di awal karirnya ini sebenarnya memiliki versi pendek. Namun, ketika ia sadar bahwa kisah dalam lagunya perlu disampaikan lebih mendalam, ia pun mempublikasikan versi panjangnya. Versi ini tentu mengalahkan lagu populer sepanjang masa seperti Bohemian Rhapsody karya Queen. 

Lagu All Too Well yang berisi lirik utuh berdurasi 10 menit. Namun demikian, versi murni ini juga dipublikasikan bersamaan dengan narasi visual yang diperankan oleh Sadie Sink dan Dylan O’Brien dengan durasi 14 menit.

Lagu ini menegaskan kedudukan Taylor Swift yang bukan hanya sebagai seorang musisi, tetapi sebagai storyteller. Bagaimana tidak, ia komposer, penyanyi, sekaligus sutradara yang mengembalikan refleksi kisah hidupnya dalam sebuah lagu. 

Ini yang menarik Civs! Setiap lagu Taylor Swift adalah buah imajinasi dari pengalaman pribadinya. Gue punya referensinya loh! Misalnya, lagu Styles itu tentang Harry Styles atau Back To December yang menggambarkan kisah manisnya dengan pemeran utama Werewolf dalam film Twilight.

Lalu, lagu All Too Well ini sebenarnya kisah tentang atau untuk siapa? Pertanyaan ini pernah disampaikan juga oleh Jimmy Fallon dalam Tonight Show. Alih-alih menyebutkan siapa tokoh him di balik lagu itu, Taylor Swift justru memilih untuk merahasiakannya sebab baginya masa lalu dalam cerita ini lebih dipilih sebagai awal kesuksesannya daripada kesan lelaki di dalamnya. Hal itu dimulai dari penggambaran liris sebagai berikut. 

I walked through the door with you/ The air was cold/ But something it felt like home somehow/ And I, left my scarf there at your sister’s house/ And you’ve still got it in your drawer even now.

Jika diamati sekilas, Taylor Swift memilih past tense untuk semua susunan liriknya. Jelas bahwa Taylor Swift menganggap semua kisah dalam lagu ini sebagai masa lalu. Namun, ini yang unik, lagu itu menunjukkan keyakinan “her” —tokoh perempuan yang merepresentasikan Taylor Swift—tentang scarf yang masih terpajang di drawer milik “him” pada sebuah rumah yang ternyata milik kakak perempuannya. Nanti, kepemilikan ini akan menjadi sebuah cerminan bagaimana sesuatu dinilai dari siapa yang mengatasnamakannya.

Lagu All Too Well yang dikisahkan melalui short movie ini menunjukkan kisah seorang gadis yang menjelang umur 21 dan sedang menjalin kasih dengan lelaki yang jauh lebih tua darinya. 

Dengan penggambaran kumis dan jambang, lelaki itu hadir sebagai sosok yang sudah berusia 30-an tahun. Salah satu scene di ruang makan menegaskan hal itu. Dalam visual yang dihadirkan dihadirkan beberapa teman him yang bercerita tentang pengalaman lampau ketika mereka masih menempuh pendidikan, mengawali kerja, atau pengalaman konyol lainnya.

Visualisasi dalam scene ini menjadi sebuah kisah yang tak bisa dilupakan oleh “her” tentang bagaimana perlakuan “him” di meja makan. Menjadi seorang pasangan, bagi “her”, seorang lelaki harus terus memberi pandangan kepada kekasihnya, meskipun di sana ada teman-temannya. 

Namun tidak demikian dengan “him”, yang seolah melupakan kehadiran her berjam-jam di meja makan itu. Potongan kisah dalam scene itu pun menjadi sebuah dikotomi tak menyenangkan bagi Taylor Swift yang ditegaskan melalui lirik “You kept me like a secret, but I kept you like an oath”. 

Bagi “her” ini sungguh tidak adil ketika tokoh “him” sering mengumpat tentang patriarki yang baginya seharusnya tidak ada. Hanya saja, perlakuan secara nyata tentang patriarki justru ditampilkannya di meja makan.

Kisah pilu ini berlanjut hingga akhirnya keduanya berpisah dengan tokoh “him” yang menjadi penyebabnya. Bagi “him”, usia muda “her” yang jauh di bawahnya tidaklah cocok untuk terus menjalin hubungan mesra dengannya. 

Usia yang terlampau jauh akan menghasilkan ketidakcocokan di masa depan nanti. Tentu saja, alasan itu bagi “her” hanyalah cara “him” untuk meninggalkannya sebab tak mampu menemukan cara berkomunikasi yang tepat. 

MENGILHAMI PERJALANAN CINTA 

Terkurung dalam rasa patah hati, her pun butuh waktu untuk bangkit dari keterpurukan. Kala itu, “her” ingat bahwa lelaki itu sebenarnya tak memiliki apa-apa. Rumah yang ditempati pun hanya milik kakaknya, segala pujian dari teman-temannya hanya berada di masa lalu, dan sebenarnya lelaki itu hanya memiliki bualan saja di masa ini. 

Lagu itu ditutup dengan visualisasi tokoh “her” menjadi seorang penulis terkenal. Dari sini pulalah lagu All Too Well memberikan gambaran jelas tentang Taylor Swift sebagai songteller

Ia memilih merepresentasikan dirinya sebagai seorang penulis sukses setelah mengilhami setiap perjalanan cintanya. Taylor Swift seolah memberikan contoh nyata bahwa setiap kisah cinta yang pahit ada hikmahnya. Salah satu hikmah di sini bisa menjadi sebuah resolusi cinta di tahun 2023 ini bahwa seseorang tidak perlu terkurung oleh masa lalu kelamnya—alih-alih justru menjadikannya sebagai jalan kesuksesan. (*/)

  • whatsapp
  • twitter
  • facebook
  • remix
Penulis

Hamdan Mukafi

Selamanya penulis