
Bagaimana nasib serial The Witcher yang menjadi primadona baru setelah Henry Cavill meninggalkannya?
FROYONION.COM — Sosok Henry Cavill dalam serial The Witcher sejatinya telah menjadi ikon yang tidak bisa diabaikan. Ia mampu menjelmakan dirinya sebagai sosok penting yang seolah tak tergantikan. Seperti halnya ketika ia menjadi Man of Steel, isu-isu akan kedatangannya kembali dalam franchise Superhero DC ternyata tidak sesuai dengan harapan. Sosoknya yang muncul dalam film Black Adam ternyata hanyalah sebuah pemanis yang tak akan membuatnya kembali sebagai Kryptonian terbaik di Bumi.
Kini, sebagai Geralt of Rivia yang sudah menemani penggemar hingga season 3 (masih berjalan) harus menemukan akhirnya. Ungkapan Iron Man dalam Avengers: End Game seolah ikut merasuk dalam maksud akhir kisah Henry Cavill sebagai Geralt of Rivia ini. Kala itu, kematian Iron Man diiringi oleh sebuah ungkapan, “part of the journey is the end”—seolah inilah akhir yang harus diterima penggemar pula sebagai ketidakhadiran Henry Cavill dalam franchise The Witcher sekuel selanjutnya.
Penampilan Henry Cavill sebagai The Witcher tidak dapat dipungkiri telah melahirkan simbol yang tak bisa lepas dari serial dengan nama yang sama itu. Hal ini disebabkan oleh berbagai faktor yang tidak bisa lepas dari narasi dan konsep industri dari serial The Witcher.
Henry Cavill muncul sebagai The Witcher setelah dirinya mengatakan keluar dari proyek Superhero DC. Hal itu salah satunya dipengaruhi oleh hengkangnya Zack Snyder yang kemudian membuat franchise terbentuknya Justice League justru tampak sangat berantakan. Hal itu tampak dalam histeria masyarakat pecinta superhero setelah rilisnya Zack Snyder Cut beberapa tahun lalu.
Sebelum visualisasi dan jalan cerita yang menakjubkan dalam Snyder Cut itu muncul Henry Cavill juga sudah memulai pengambilan gambar sebagai Geralt of Rivia. Serial The Witcher sendiri muncul setelah tamatnya Game of Thrones dan digadang-gadang sebagai salah satu embrio perpecahan benua. Namun demikian, untuk menyatakannya sebagai satu kesatuan utuh sepertinya harus melihat secara keseluruhan kelanjutan dari serial The Witcher.
Lagi pula, serial The Witcher memiliki aliran waktu yang sejatinya bersinggungan dengan Game of Thrones, melihat dari versi novel yang sudah diterbitkan. Tak ayal, banyak asumsi yang lahir dari kalangan masyarakat pecinta film kolosal mengenai hal tersebut. Lebih dari itu, penampilan Henry Cavill ketika pertama kali memakai kostum The Witcher menciptakan sebuah wacana baju pejuang yang hampir serupa dari yang tampak dalam Game of Thrones. Pejuang yang dimaksud adalah para savage di sisi lain benua yang ditemui Jon Snow.
Tak hanya itu, kehadiran Henry Cavill dalam serial tersebut seperti menghadirkan kembali nuansa supranatural dan kekuatan super yang pernah dihadirkan oleh Arya Stark. Hingga, hal ini menciptakan narasi baru yang tak bisa diabaikan, yakni kelahiran Superman dalam konstruksi kearifan lokal versi Geralt of Rivia.
BACA JUGA: 5 REKOMENDASI SEKUEL FILM ADAPTASI NOVEL YANG COCOK BUAT MOVIE MARATHON!
Bagaimana tidak, Geralt of Rivia menjadi sosok yang berpengaruh sebagai simbol kekuatan dan supranatural di mana pun ia berada. Ia dikenal sebagai sosok Witcher yang tidak terkalahkan dan selalu mampu mengambil inisiatif untuk mengakhiri penderitaan apapun, baik untuk kalangan manusia, elf, dwarf, bahkan monster sekalipun. Pengetahuannya tentang segala kekacauan dunia tidak kemudian membuatnya berpihak pada salah satu posisi paling benar.
Ia seperti Superman yang selalu mencari jalan tengah untuk segala hal. Ia selalu berprinsip untuk menjadi manusia netral yang tidak boleh berpihak pada satu atau dua pihak. Bedanya dengan Superman, Geralt of Rivia adalah sosok dingin yang bersifat netral—sangat beda dengan Superman yang dikenal sebagai manusia super kuat yang selalu ramah kepada siapa saja.
Kemunculan Henry Cavill kembali sebagai seorang manusia super dengan kearifan lokal cukup memberikan kegembiraan tersendiri bagi para penggemarnya. Mulai dari pertanyaan apakah ia cocok menjadi Geralt of Rivia hingga akhirnya sebuah kekhawatiran akan hilangnya sosok tersebut setelah berakhirnya Season 3 ini.
Pertarungan besar harus terjadi dengan pusat kelahiran sihir, yakni Aretuza, yang tak bisa dihindari Geralt of Rivia. Belum lagi dalam episode 6, ia sudah dipancung oleh pedang tajam Dijkstra. Apakah kemudian ini menjadi akhir hayat dari Geralt of Rivia versi serial TV? Tentu semua orang tidak menginginkannya bukan?
Geralt of Rivia memang tidak akan kalah, setidaknya dalam novel ia terus menjadi petarung yang menang dengan misinya menjaga Cirilla of Cintra. Hanya saja, dalam hal ini sekuel selanjutnya dari serial ini tidak akan lagi diwarnai oleh kehadiran Henry Cavill. Ia menyatakan bahwa akan melanjutkan karirnya kepada proses yang lain.
Liam Hemsworth akan memerankan sosok Geralt of Rivia dalam kelanjutan franchise The Witcher. Henry Cavill pun memberikan sebuah semangat kepada Liam dan percaya bahwa ia akan mampu mengangkat pedang besar Geralt of Rivia dalam kelanjutan cerita The Witcher.
Sosok Liam Hemsworth memang bukanlah sesuatu yang asing untuk pecinta film laga. Sosoknya sangat ikonik sebagai pejuang pembebasan dalam The Hunger Games. Tak ayal, ketajaman berpikir dan kemampuannya mengambil tindakan negosiasi dan fisikal akan mampu ditampilkan kembali dalam wujud Geralt of Rivia.
Terlepas dari pengganti yang terlihat sangat berpengalaman, penggemar terlanjur jatuh cinta kepada Geralt of Rivia versi Henry Cavill. Saat ini yang bisa diharapkan hanyalah kemampuan Liam untuk mengeluarkan aura yang tidak kalam oleh Henry Cavill sebagai Geralt of Rivia. (*/)