
Berbekal rasa penasaran dan FOMO, saya akhirnya nekad untuk meluangkan waktu ditengah kesibukan demi menonton anime olahraga ini. Setelahnya, yang terjadi malah rasa kagum yang amat tinggi terhadap anime sepak bola ini. Sungguh diluar ekspektasi.
FROYONION.COM - Sebagai pecinta sepak bola yang menyukai dunia film dan anime, seseorang pasti akan mencari sarana dimana 2 hal tersebut dipadukan dalam satu tempat. Entah itu berupa film panjang tentang kisah sepak bola, animasi bertema sepak bola, ataupun film pendek yang bercerita seputar sepak bola. Begitupun dengan saya.
Bertahun-tahun sejak saya ditakdirkan untuk menyukai sepak bola, perasaan untuk bisa melihat sepak bola dalam bentuk lain terus memenuhi otak saya. Berbagai macam anime telah saya telusuri demi memuaskan hasrat saya. Berbagai macam film juga saya cari untuk memenuhi kepuasan saya.
Mulai dari Captain Tsubasa, Inazuma Eleven, hingga Days telah saya tonton. Berharap dapat mencapai apa yang saya inginkan, yang terjadi malah sebaliknya. Mereka malah membuat saya sedikit hopeless bahwa anime sepak bola bakal se-seru pertandingan nyata.
Captain Tsubasa memang legenda. Namun, yang digambarkan sedikit tidak masuk akal dengan sepak bola di dunia nyata. Tendangan yang terlampau jauh tapi bisa berbuah gol, kemampuan dribel yang sangat overpower melewati semua pemain, dan tidak adanya kerja sama permainan yang dilakukan setiap laga membuatnya terlalu dewa untuk seorang pemain sepak bola, Lionel Messi dan Cristiano Ronaldo pun tidak akan mampu melakukan hal itu sepanjang pertandingan.
Days (2016) sebenarnya sedikit membangkitkan kekaguman saya terhadap anime sepak bola. Tsuyoshi Yasuda dapat menggambarkan perjuangan Tsukamoto dengan epik. Namun, unsur sepak bola yang ada didalamnya sedikit kurang diperdalam karena memang berfokus pada perjuangan tokoh utama untuk bisa bermain bola.
Dan untuk Inazuma Eleven, saya kurang bisa menggolongkan anime tersebut kedalam kategori olahraga. Kekuatan dan jurus yang dimiliki oleh para pemain didalam lapangan membuat anime tersebut lebih ke anime pertarungan dan fiksi daripada pertandingan sepak bola.
Bertahun-tahun kemudian dan saya tidak pernah mencari lagi tentang anime sepak bola, muncul nama Aoashi di sosial media. Nama tersebut selalu dikaitkan dengan kejadian sepak bola yang baru saja terjadi. Para akun bola selalu membahasnya hari demi hari. Bahkan, para pundit Twitter tidak jarang membicarakannya.
Akhirnya, melalui rasa penasaran saya mencoba riset sedikit tentang anime ini. Hal yang sering saya lakukan sebelum benar-benar menonton sebuah anime. Hal menarik dan terkesan “fresh” selalu muncul setiap saya mencoba mencari tahu tentang Aoashi. Akhirnya saya memutuskan untuk marathon di akhir tahun 2022, meskipun anime telah tayang diawal tahun lalu.
Setelah menyelesaikannya dalam 1 season, inilah beberapa hal menarik menurut saya yang membuat kalian harus menonton anime ini. Apalagi, untuk kalian yang juga menyukai sepak bola. Saya rasa hukumnya wajib untuk mengikuti series 24 episode ini.
1. Penggambaran pertandingan yang sangat taktis dan modern
Dalam menonton pertandingan olahraga, permainan tim yang menghibur adalah suatu hal yang paling diperhatikan. Begitu pula dengan menonton sebuah anime dengan tema tersebut, pola permainan yang digambarkan studio sangat menentukan tingkat kesukaan para fans nantinya. Orang yang terbiasa melihat pertandingan nyata, tentu akan memiliki tingkat pengamatan yang tinggi ketika menonton dalam anime.
Sejauh ini, anime Haikyuu yang bertema olahraga bola voli mampu melakukan hal tersebut dengan baik. Cerita dari Haikyuu sebenarnya cukup sederhana. Namun, penggambaran ketika pertandingan sangat epik dan mampu menarik penonton untuk melihatnya bahkan yang tidak menyukai voli sekalipun.
Didalam Aoashi, penggambaran pertandingannya tidak hanya sengit dan panas. Alasan yang menjadikan Aoashi viral dahulu adalah bagaimana sebuah gambaran taktis laga disuguhkan dalam bentuk anime. Aoashi tidak hanya memperlihatkan gol demi gol yang tercipta dalam sebuah pertandingan. Lebih dari itu, kita juga disuguhkan bagaimana proses sebuah gol tercipta.
Proses bagaimana sebuah tim membuka ruang untuk pemain lain, proses bagaimana distribusi bola dijalankan antar pemain, dan proses bagaimana pemain memposisikan dirinya didalam lapangan. Hal-hal seperti itu digambarkan dengan baik didalam Aoashi. Jadi, Aoashi kita tidak hanya membuat seseorang mendapat hiburan tetapi juga pengetahuan baru tentang sepak bola.
2. Kisahnya seperti para pemain di dunia nyata
Berbicara tentang hidup pemain sepak bola, mereka pasti memiliki kisah tersendiri untuk mencapai kesuksesan. Perjuangan untuk bisa mengangkat derajat keluarga dan keluar dari kemiskinan pasti sudah sering diceritakan. Sejatinya, sebagian pemain sepak bola yang sukses sekarang banyak yang berasal dari keluarga kurang mampu. Banyak dari mereka terlahir miskin dan bangkit dari keterpurukan melalui usahanya di sepak bola.
Perjuangan tentang hidup seperti itu diceritakan dengan sangat epik dalam Aoashi. Mulai dari tokoh utamanya, Aoi Ashito yang memutuskan pergi keluar kota setelah ditawari oleh manajer klub Esperion untuk trial. Hal itu membuat keluarganya sempat bergejolak.
Sebagai seorang anak, dia bersama kakaknya hanya dirawat oleh ibunya yang seorang penjaga bar. Setelah diterima di akademi Esperion, sempat terjadi pertengkaran didalam rumahnya karena kondisi ekonomi yang tidak memungkinkannya untuk merantau.
Dalam hal ini, adegan dimana ibunya membelikan dia sepatu baru dan perhitungan biaya yang dibutuhkan Ashito untuk menimba ilmu di Esperion adalah yang paling emosional. Tangisan Ashito didalam kereta ketika dia berangkat mencerminkan bagaimana sulitnya meninggalkan keluarga dengan kondisi ekonomi seadanya. Apalagi, kecerahan dari masa depannya juga belum dapat dipastikan.
3. Memperlihatkan sulitnya menuju tim inti sebuah klub
Sebagai penonton, kita tidak pernah tahu apa saja yang dilalui seorang pemain menuju ke level permainan tertinggi. Kita tidak pernah tahu bagaimana Tom Heaton yang baru dipanggil skuad inti Manchester United di usia 35 tahun. Kita tidak tahu bagaimana Federico Valverde dari Real Madrid yang akhirnya menjadi pemain penting setelah mengalami peminjaman dan hangatnya bangku cadangan. Kita juga tidak tahu bagaimana Gavi yang baru berusia 18 tahun sudah menjadi andalan bagi Barcelona.
Hal tersebut akhirnya dijelaskan didalam Aoashi. Meski mungkin berbeda dalam beberapa hal di dunia nyata, setidaknya Aoashi telah menggambarkan proses seorang pemain dari akademi menuju bagian dari tim inti. Menggambarkan betapa kerasnya persaingan yang dialami dan sulitnya proses yang dijalani.
Mulai dari senioritas dan pengajaran karakter yang kuat oleh para senior, posisi yang sering diubah dan dirotasi, lalu latihan fisik yang memperlihatkan perbedaan level dengan pemain professional, serta penjabaran taktik yang tidak semuanya dapat dipahami oleh anak usia muda. Semua hal tersebut harus dilalui oleh para pemain di akademi.
Dalam menampilkan performa di lapangan, mereka bisa saja langsung bergabung dengan latihan tim inti jika mampu tampil baik di laga kelompok usia. Namun, mereka juga bisa langsung dilengserkan jika buruk ketika menjadi bagian tim senior. Jadi, tidak heran bahwa banyak pemain muda yang penampilannya naik-turun dan hanya muncul sekali dalam beberapa laga.
4. Kisah cinta dalam lingkup olahraga
Genre romance bukan yang utama dari anime ini, tetapi cerita romansa yang digambarkan cukup membuat senyum-senyum sendiri. Bumbunya memang tipis-tipis dan sering membuat perasaan gemas, tapi inilah yang menjadi salah satu momen paling ditunggu dalam kisah Aoi Ashito.
Meski sedang fokus berjuang demi masa depan, darah muda seorang remaja pasti akan bergejolak jika membahas tentang cinta. Pun dengan Aoi Ashito yang terus ditempel wanita sepanjang seriesnya. Asisten manajer dan anak pemilik sponsor menjadi 2 wanita yang sedang memperebutkan Ashito, yang membuat penonton juga terbagi menjadi 2 kubu. Kubu sang asisten dan kubu anak pemilik sponsor.
Kedekatan Ashito pada keduanya seringkali membuat gemas para penonton. Kisah cinta yang dibumbui dengan keseriusan dan bukan komedi menjadi pengiring yang sangat menarik dan agak membuat baper. Puncaknya adalah ketika Ashito mendapat ciuman dari Hana Ichijo (asisten manajer) di episode terakhir yang membuat kisah romansa ini patut ditunggu-tunggu. (*/)