Tips

MINDSET PENTING BUAT BIKIN KONTEN ALA ANAK FROYONION

Di kolom yang tayang tiap Senin ini, siapa aja bisa nanya dan bakal dijawab langsung oleh Bang Roy sendiri. Kamu bisa nanya segala macem tema pertanyaan yang berkaitan dengan kehidupan muda-mudi zaman sekarang. Untuk kirim pertanyaan kamu, bisa kirim DM langsung via Instagram @froyonion.

title

Pertanyaan: “Apa mindset yang dimiliki konten kreator kalo mau bikin konten?” -@m_arifrs

Jawaban:

FROYONION.COM - Biasanya pertanyaan begini tuh dilempar sama orang-orang yang pengen jadi content creator juga. Kalo iya, gue dukung elu, Bray. Biar Mas Arif makin semangat mengejar mimpi jadi content creator, ini ada beberapa jawaban dari anak-anak Froyonion. 

Buat pemula, gue rasa jawaban Harwin yang paling menggambarkan masa-masa awal jadi content creator. Setelah gue tanya-tanya, ternyata gini mindset-nya Harwin waktu awal-awal jadi content creator. 

Waktu kuliah, tujuan dia bikin konten supaya di-notice sama orang, supaya mereka tahu dia bisa bikin ini-itu. Sekalian juga sambil ngebangun personal branding-nya sebagai videographer. 

Tapi, temen gue satu ini juga bilang kalo makin lama jadi content creator, pandangan dia juga berubah. Tujuan bikin konten juga jadi bermacem-macem. Ada yang tujuannya cuma buat ‘ngasih makan diri sendiri’ alias untuk kepuasan diri aja, ada juga yang ngangkat keresahan di sekitar, dan ada juga yang harus menurunkan ego demi muasin keinginan klien. 

Proses Harwin buat punya mindset ini dia dapet setelah kurang lebih 6 tahun berkarya. Yang jelas, dia ngebuktiin kalo beradaptasi sama lingkungan itu jadi faktor yang penting banget buat seorang content creator bisa bertahan

Kadang di platform-platform kesayangan kalian, sering kita dapati ada content creator yang karyanya berubah 180 derajat. Misal yang tadinya dikenal dengan konten vlog-nya, sekarang jadi bikin konten prank. 

Perubahan itu emang perlu untuk dilakukan supaya bisa beradaptasi. Apalagi ditambah dengan banyaknya content creator baru yang kian bermunculan. Tapi, berubah drastis juga nggak baik. Karena kayak yang Harwin bilang tadi, personal branding itu penting

Kalo kita mengubah karya dengan ekstrim, nggak baik juga karena membuat seorang content creator jadi kehilangan identitasnya

Nah, nyambung nih sama yang disampein Kinur bahwa dalam membuat content, yang paling penting adalah memastikan pesan yang ingin kita sampaikan bisa tersampaikan dengan baik kepada audience. 

Cara nyari tahu apakah pesan ini berhasil tersampaikan atau enggak adalah dengan dengerin feedback dari penonton. Sederhananya mantengin kolom komen deh. Dari situ kita bisa tahu apa yang works dan enggak untuk konten-konten kita selanjutnya. 

Selama satu dekade Kinur berkarya, dia bisa bilang kalo pada akhirnya subscriber dan followers itu bukan tujuan utama untuk dicapai. Menurutnya, kedua hal itu adalah manfaat dan bonus lain kalo konten kita bisa jadi sarana untuk menyampaikan pesan dengan baik. 

Terakhir dari Franky, host Frodcast kesayangan gue. Dia nambahin kalo memperbanyak referensi itu penting supaya konten kita bisa semakin berisi dan beragam. Selain itu untuk nggak terlalu nge-set ekspektasi terhadap opini orang juga bisa ngebantu seorang content creator untuk tetep ada di ‘jalurnya’. 

Karena, nerima pendapat orang lain tapi bukan dari orang yang kita percaya malah bisa jadi pedang bermata dua buat kita. (*/) 

  • whatsapp
  • twitter
  • facebook
  • remix
Penulis

Bang Roy

Bang Roy