Tips

MENYIKAPI MILESTONE KARIER YANG NGGAK SESUAI HARAPAN

Di kolom yang tayang tiap Senin ini, siapa aja bisa nanya dan bakal dijawab langsung oleh Bang Roy sendiri. Kamu bisa nanya segala macem tema pertanyaan yang berkaitan dengan kehidupan muda-mudi zaman sekarang. Untuk kirim pertanyaan kamu, bisa kirim DM langsung via Instagram @froyonion.

title

PertanyaanMilestone karier yang gue rancang dari awal ternyata nggak sesuai harapan. Gimana cara gue menyikapi ini ya, bang?” - @__justalfan

 

Jawaban: 

Dari pertanyaan lu, gue sebetulnya amazed sama cara pandang lu yang berbeda terhadap perjalanan karier lu. Lu udah punya semacam rencana atau milestone dalam pikiran, beberapa tahun lagi mo jadi gini, mo achieve ini itu. 

Kelebihan cara berpikir kayak gitu emang karier lu jadi lebih terarah. Lu paham apa yang lu mau dari awal karier dan lu udah mulai pikirin gimana cara meraih target-target lu juga. 

Ini beda banget dari cara pikir mereka yang suka ngalir aja alias go with the flow. Nggak suka mikir rencana atau target. Yang penting dijalanin aja dah!

Buat anak-anak muda yang berpikir sistematis dan terstruktur kayak lu, perlu banget tau gimana bisa mencapai milestone tanpa merasa down atau frustrasi saat ternyata nggak bisa tercapai. Karena mau terima atau nggak, yang namanya hidup itu nggak selalu berjalan sesuai rencana, bro! Kadang emang bisa sesuai rencana tapi juga sering nggaknya.

Saran gue buat kalian yang sangat ingin jadi orang yang berprestasi atau suka achieve sesuatu dalam hidup, coba deh kelola ekspektasi kalian dengan lebih bijak.

Nggak gampang emang tapi memungkinkan kalo lu mau belajar melakukannya. 

Gue jabarin caranya di sini buat mengelola ekspektasi.

Mulai aja dengan memahami dan menghargai ekspektasi-ekspektasi yang lu miliki. Ambil secarik kertas terus tulisin apa aja ekspektasi itu dan kenapa ekspektasi-ekspektasi tadi lu perluin.

Anggap aja ekspektasi sebagai panduan dalam benak kita yang kita bisa pilih untuk mengarungi waktu (karena sebagai manusia, kalau nggak ada target atau ekspektasi, hidupnya kayaknya nggak terarah dan membosankan). 

Adanya ekspektasi juga bisa membuat hidup kita lebih mengasyikkan karena kita didorong untuk terus bergerak maju dan berubah. Perubahan ini kan suatu hukum alam. Jadi ya intinya kalau manusia punya ekspektasi itu hal yang alami dan wajar banget. Bahkan perlu.

Nah itu sisi positifnya dari ekspektasi. Jangan lupa kalau ekspektasi juga ada sisi kurang baiknya apalagi kalau berlebihan ya. Lu bisa merasa nggak bahagia atau kecewa kalau ekspektasi tadi nggak tercapai atau kurang dari standar yang udah lu tetapin di awal.

Sebagai anak muda juga lu kudu belajar gimana caranya mengelola ekspektasi dengan sehat. Kenapa? Supaya kalau gagal dikit nggak langsung ‘kena mental’! Lu pasti bakal ngerasa kecewa atau sedih tapi lu bisa lebih cepet move on dan pulih lalu ngejar impian dan target-target lu lagi.

Gimana caranya supaya lu bisa lebih terampil mengelola ekspektasi supaya nggak jadi bumerang buat kesehatan mental lu sendiri?

Gini nih caranya ya gue kasih tau.

Daripada lu berpikir: “Gue harus berhasil sesuai milestone yang udah gue tetapin. Gue nggak boleh gagal. Hasilnya nanti harus sesuai target gue. Gue yakin 100% kalo gue bakal sukses kayak si X.”, kenapa nggak berpikir gini aja: “Gue bakal ngelakuin yang terbaik yang gue bisa. Gue bahagia dengan apa yang udah gue miliki sekarang. Gue harus jadi versi terbaik dari diri gue sendiri, bukan orang lain”?

Dengan kata lain nih, jangan sampai kegagalan lu mencapai ekspektasi dalam karier itu ikut meruntuhkan penerimaan diri lu sendiri. Ekspektasi boleh tapi jangan salahin diri lu. Walau gagal, tetaplah hargai usaha keras yang udah diri lu lakuin. 

Saat lu merasa gagal dan lu nyalahin dan benci diri sendiri, itu sangat menyiksa dan nggak bagus buat perkembangan diri lu ke depan. Lu bakal jadi pribadi yang susah berbahagia. Lu cuma bisa bahagia cuma kalo target lu tercapai. Padahal ya kenyataannya nggak selalu gitu kok. Lu masih bisa hepi meski mungkin gagal di lomba X karena ternyata lu sadar masih ada orang-orang yang sayang dan mendukung lu, dari ortu, sodara, pacar sampe sahabat deket.

Jadi sekali lagi gue bilang kalo ekspektasi berlebihan terhadap milestone karier (atau apapun itu dalam hidup) itu kurang sehat buat kesehatan mental lu. Ekspektasi terhadap pencapaian boleh aja tapi jangan lupa buat mengapresiasi dan menerima diri lu apa adanya. Dengan begitu, hidup lu bakal lebih seimbang. 

Semoga jawaban ini bisa sedikit banyak memberikan pemahaman soal milestone karier lu yang kurang memenuhi harapan ya, @__justalfan. (*/)

  • whatsapp
  • twitter
  • facebook
  • remix
Penulis

Bang Roy

Bang Roy