
Katanya minum vitamin itu wajib dan nggak boleh di-skip dengan tujuan untuk menjaga daya tahan tubuh biar nggak gampang sakit. Tapi, seberapa sering kita boleh mengkonsumsi suplemen dan vitamin?
FROYONION.COM – Punya aktivitas tinggi entah untuk sekolah, kuliah atau bekerja pasti membuat kamu seringkali merasa kelelahan. Banyak orang yang bilang kalau, agar nggak mudah capek dan tetap prima saat melakukan aktifitas kita harus mengkonsumsi beberapa suplemen. Lantas bener nggak sih?
Pada tahun 2022, sebuah survei terhadap lebih dari 3.100 orang dewasa di AS menunjukkan bahwa 75 persen orang Amerika mengkonsumsi suplemen nutrisi. Dari jumlah tersebut, 52 persen mengkonsumsi suplemen khusus seperti omega-3, probiotik, atau serat.
Nah pertanyaannya mengapa suplemen begitu amat populer? Menurut Johna Burdeos, seorang ahli diet dikutip dari Healthline, popularitas suplemen meningkat karena berbagai faktor, termasuk pandemi dan kemudahan pembelian secara online.
Jika bertanya soal apakah tubuh kita memerlukan suplemen?
Ini adalah pertanyaan yang masih diperdebatkan. Menurut Maddie Pasquariello, seorang ahli gizi, suplemen bukanlah satu-satunya cara untuk mencapai kesehatan yang baik. Banyak masalah kesehatan dapat diselesaikan dengan perubahan gaya hidup, seperti diet yang lebih baik dan olahraga.
Namun, suplemen bisa membantu dalam beberapa kasus, terutama untuk mengisi kekurangan nutrisi. Stephanie Greunke, seorang ahli diet, menyebutkan beberapa situasi di mana suplemen sering direkomendasikan:
Yang pertama, bagi orang yang hamil dan menyusui mungkin beberapa suplemen sangat diperlukan. Seperti yang kita ketahui bahwa kehamilan dan menyusui adalah fase penting dalam kehidupan seorang wanita di mana kebutuhan nutrisinya meningkat.
Lalu untuk bayi yang hanya minum ASI atau kurang dari 32 ons susu formula per hari mungkin memerlukan perhatian khusus terhadap asupan nutrisinya.
Diet khusus atau kekurangan nutrisi juga bisa menjadi alasan penting untuk mempertimbangkan suplemen. Vitamin prenatal direkomendasikan bagi mereka yang sedang mencoba untuk hamil atau yang sudah hamil. CDC menyarankan mengkonsumsi 400 mg asam folat setiap hari untuk membantu mencegah cacat lahir tertentu.
Selain itu, mengkonsumsi 27 mg zat besi per hari sangat penting selama kehamilan untuk mendukung pertumbuhan dan perkembangan janin yang sehat.
Tapi apakah kita-kita ini nggak boleh mengkonsumsinya? Ya nggak dong, ada beberapa suplemen yang cocok untuk dikonsumsi sehari-hari:
Misalnya, vitamin D sangat penting, dengan sekitar 42 persen orang yang kekurangan. Sumber alami vitamin D termasuk sinar matahari, kuning telur, dan ikan berlemak.
National Institutes of Health (NIH) merekomendasikan 600 IU per hari untuk orang dewasa dengan rentang usia hingga 70 tahun, dan 800 IU untuk mereka yang berusia di atas 70 tahun. Vitamin D penting untuk kesehatan tulang dan sistem kekebalan tubuh.
Omega 3, yang terkandung dalam ikan seperti salmon dan kacang kenari, dapat membantu kesehatan jantung dan mengurangi gejala arthritis rheumatoid. Omega 3 juga dapat membantu fungsi otak dan penglihatan, serta memiliki efek antiinflamasi yang penting untuk kesehatan jangka panjang.
Vitamin B12 juga penting untuk pembentukan sel darah merah dan fungsi saraf, tetapi seringkali kekurangan pada vegetarian dan vegan karena vitamin ini terutama ditemukan dalam produk hewani. Kekurangan vitamin B12 dapat menyebabkan anemia dan kerusakan saraf jika tidak diatasi.
Zat besi diperlukan untuk membawa oksigen ke seluruh tubuh dan mendukung pertumbuhan. Kekurangan zat besi dapat diatasi dengan suplemen, terutama bagi mereka yang hampir anemia. Zat besi juga penting untuk fungsi kekebalan tubuh dan energi sehari-hari.
Magnesium diperlukan untuk fungsi tubuh yang normal seperti mengatur tekanan darah, memperbaiki suasana hati, dan fungsi otot serta saraf. Hampir setengah dari populasi AS tidak mendapatkan cukup magnesium dari makanan. Kekurangan magnesium dapat menyebabkan masalah seperti kram otot, kelelahan, dan tekanan darah tinggi.
Karena suplemen tidak diatur ketat seperti makanan, penting untuk berhati-hati dalam memilihnya. Beberapa tips dari para ahli:
1. Pastikan suplemen telah diuji oleh Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM).
2. Hindari pewarna, perasa, dan pemanis buatan.
3. Pilih suplemen yang sesuai dengan kebutuhan medis dan diet.
4. Baca label dengan cermat dan skeptis terhadap klaim yang terdengar terlalu bagus untuk menjadi kenyataan.
Meskipun suplemen bisa bermanfaat dalam beberapa situasi, sebagian besar orang mendapatkan cukup nutrisi dari diet seimbang. Selalu konsultasikan dengan dokter sebelum mulai mengonsumsi suplemen untuk memastikan mereka aman dan sesuai dengan kebutuhanmu. (*/) (Photo credit: Anna Shvets)