
Gimana sih perasaan kalian pas baru lulus SMA/SMK terus memikirkan untuk lanjut kuliah? Mungkin sebagian bakal berpikir, "Wah enak juga jadi mahasiswa bisa bebas, jauh dari orang tua bisa ke ibu kota, lebih dewasa, keren pakai almamater".
FROYONION.COM - Ya, itu juga yang saya pikir di 5 tahun yang lalu!
Mungkin jika orang tua kalian adalah orang yang sangat berkecukupan dalam hal finansial kalian akan merasakan seperti itu. Masa kuliah hanya kalian habiskan untuk menghabiskan uang mereka, bersenang-senang bersama teman-teman, pulang larut malam sesuai keinginan kalian.
Beda ceritanya jika kalian kuliah karena membawa beban tanggung jawab untuk harus cepat selesai dan mencari pekerjaan. Syukur-syukur jika biaya kuliah kalian masih di-cover orang tua.
Sebagai mantan mahasiswa yang telah melalui berbagai macam lika-liku kehidupan kuliah, berikut ini beberapa poin penting yang dari sudut pandang saya.
Kuliah bukan tentang ijazah saja. Sadarilah sejak awal bahwa pengembangan diri sangat penting di fase ini. Pikirkan bagaimana dirimu 5 tahun nanti akan jadi apa.
Catatan aja buat yang belum memiliki dan menyadari potensi diri kalian tapi telah menentukan pilihan jurusan kuliah. Memang ada sebagian orang yang masuk kuliah dengan pemikiran "ah yang penting kan sarjana". Hati-hati dengan cara pikir begini karena kalian akan terombang-ambing di jenjang kehidupan berikutnya.
Ini nyata lho. Banyak senior atau kenalan yang mengalami “kandas” setelah wisuda. Usahakan setelah lulus kalian telah memiliki pribadi yang siap mandiri, dan selalu memiliki back-up plan!
Ada hal penting lainnya yang harus kalian lakukan setelah menentukan minat dan bakat, yaitu pengembangan diri. Tapi pengembangan diri bukan hanya lewat berorganisasi dan menurutku memang bukan organisasi tempatnya.
Di kampus sejak awal saya tidak berniat ikut organisasi atau komunitas apapun melainkan lebih berminat untuk bekerja di bidang yang saya senangi.
Di masa itu saya sangat suka fotografi tapi yang saya lakukan bukan mencari komunitas fotografi di kampus. Saya memberanikan diri untuk mengajukan diri bekerja part time di salah satu usaha fotografi dan syukurnya skill saya sangat berkembang di sana.
Point saya adalah jika skill dan pengembangan potensi diri yang kalian cari lebih baik kalian keluar dari tembok kampus untuk mencarinya.
Ada dua kelebihan jika kalian terjun langsung mengaplikasikan skill kalian di dunia nyata. Yang pertama ada uangnya, yang kedua kalian akan lebih serius menjalaninya karena apa yang kalian lakukan tuntutannya adalah hasil yang harus memuaskan karena kalian telah masuk ke dunia profesional.
Namun, jika yang kalian cari adalah kemampuan dan kecakapan untuk berbicara di depan umum, mengembangkan pola pikir, maka organisasi adalah tempat yang paling mudah kalian jangkau di saat kuliah.
Public speaking skill sebenarnya harus kita kuasai sejak di usia sekolah namun kebanyakan masih ada yang belum menguasainya. Jadi saran saya jika ingin mengembangkan skill sosial kalian ikut lah bergabung di organisasi yang cukup aktif membuat kegiatan dan musyawarah. Kalian bisa mulai dengan mengikuti organisasi himpunan atau organisasi tingkat fakultas dan universitas.
Saya memiliki beberapa kenalan senior yang sangat aktif berorganisasi baik di dalam maupun di luar kampus. Yang saya lihat benefit-nya cukup menjanjikan. Relasi, wawasan intelektual semakin membaik. Tapi harus kalian ingat, ikut organisasi dan aktif berorganisasi adalah hal yang berbeda yah!
Oh iya ada hal yang sangat timpang saya rasakan pas baru masuk kuliah. Ini perlu saya tekankan, jangan harap kalian akan "disuapi". Jika kalian pikir kehidupan sekolah berbeda 180 derajat dengan kehidupan kuliah, ya itu memang benar. Bukan karena kalian akan lebih bebas, pakaian bebas bisa tampil keren, lebih dewasa, dan lain-lain. Bukan itu.
Yang ingin saya katakan adalah kalian tidak akan menemukan dosen yang memohon untuk menyelesaikan tugas kalian, memohon untuk ikut ujian, memohon untuk rajin belajar seperti guru kesayangan kita semua di sekolah.
Bahkan dosen hanya memberi kita sebuah arahan bukan penjelasan secara rinci. Rasionya mungkin sekitar 30 persen arahan 70 persen belajar sendiri. Ada satu mata kuliah yang saya ingat, Kendali Digital. Dosennya cuma memberi modul tanpa memberikan penjelasan mendetail mengenai materi dalam modul.
Jadi saya sangat kurang puas karena saya tidak mendapat pencerahan mengenai asal usul dan seluk-beluk akar dari pembelajaran itu.
Maka dari itu, sesuai poin pertama ada baiknya tentukan potensi diri kalian sebelum memilih jurusan. Karena akan sangat berbeda mempelajari apa yang disenangi dibanding mempelajari hal yang terpaksa kita senangi.
Poin yang nggak kalah penting lainnya adalah jangan habiskan waktu kalian buat pacaran saja. Iya, saya tahu kalau usia segitu pas banget buat ngapa-ngapain aja (apalagi kalian ngekos sendirian).
Tapi jangan terlarut dalam segala ‘kemantapan’ itu! Saya melarang bukan karena masalah larangan oleh agama, tapi ini masalah kesehatan jiwa dan mental kalian, dan investasi buat circle kalian pasca wisuda nanti.
Percayalah masih banyak hal yang jauh lebih indah untuk dilakukan dibanding gaya hidup seperti itu. Jika hidup perkuliahan kalian diwarnai oleh “kebucinan”, saya yakin kalian akan kehilangan beberapa relasi dan tongkrongan.
Gimana nggak kalau habis kuliah langsung cabut sama do’i kalian lagi, malam minggu sama do’i lagi.
Well, ini pengalaman pribadi dan hasil observasi saya ke beberapa kolega yang memilih jalan ninja ini. Gak ada yang salah, gak ada yang bener juga.
Kembali lagi jika setelah wisuda kalian sudah ada “posisi” yang siap menunggu A.K.A ehm, orang dalem, ya udah jalanin aja kehidupan kuliah kalian tanpa memikirkan relasi. Hihihihi.
Relasi-relasi atau kenalan ini nanti bisa bantu kita kalau cari kerjaan atau peluang kerja atau bisnis kalau kita mau berbisnis sendiri. Jadi, jangan terlalu banyak membuang waktu bergaul dengan orang-orang yang berpengaruh negatif atau kurang baik buat perkembangan diri dan prospek kamu di masa depan.
Terlepas dari arahan saya yang kesannya mengajarkan untuk hidup sebagai makhluk sosial, kalian jangan lupa juga untuk hidup dengan menerapkan konsep individual. Ya, ada saatnya kalian akan berjuang sendiri, gak bareng-bareng teman kalian lagi.
Ingatlah bahwa kehidupan kuliah sangat jauh berbeda tentang masalah waktu dengan kehidupan sekolah. Maksud saya bisa aja kalian masuk kuliah pagi tapi sahabat / sohib kalian masuk kuliahnya siang. Bisa jadi dalam sepekan kalian hanya ketemu tiga atau dua hari saja dengan teman baik kalian.
Jadi siapkan diri kalian untuk bisa melakukan apa saja sendiri dan tidak bergantung sama orang lain. Karena nggak bisa dipungkiri kalau jaman SMA itu kita biasa mengandalkan teman lain sebagai tolak ukur untuk men-“trigger” diri kita buat ngerjain tugas atau belajar kan? Apalagi pas udah ngerjain skripsi dan temen-temen kalian udah pada wisuda duluan. Sumpah kesepian di kampus itu kerasa banget :D
Last but not least, percayalah kalian akan menemukan fase terlalu bosan dengan kebebasan. Pada saat itu pula kalian akan rindu dengan kampung halaman dan orang tua. Ada saatnya kalian akan menyadari bahwa tidak ada tempat terbaik selain pulang.
Kenapa? Alasannya gak usah saya sebut biarkan kalian yang rasakan sendiri kelak di kemudian hari. Jangan terlalu senang dengan "bebas".
Demikian sedikit wejangan dari mahasiswa yang telah melalang-buana di dunia perkuliahan yang penuh formalitas ini. Buang-buanglah waktumu dengan hal yang bermanfaat dan hal yang kalian senangi. Satu lagi, jangan indomie terus bosss!!! (*/)