Stories

TRAVELING ITU KAYAK JALANIN HIDUP, DI MANA PUN BERADA, KITA HARUS MENJAGA SOPAN SANTUN

Gue suka banget dengerin cerita dari traveler. Selain dapet cerita perjalanannya, mereka juga ngasih pelajaran hidup. “Traveling itu kayak jalanin hidup,” kata Ayub. “Di mana pun berada, kita harus menjaga sopan santun dan menghormati peraturan setempat.”

title

FROYONION.COM - Traveling merupakan kegiatan yang digemari oleh semua kalangan, tua maupun muda, semuanya suka traveling. Kegiatan traveling identik dengan pemandangan bagus dan udara segar pedesaan. Walau sebetulnya traveling juga dapat dilakukan di dalam kota. Kebanyakan orang melakukan traveling untuk refreshing agar kemudian dapat produktif kembali.

Ayub Ardiyono (29), seorang traveler sekaligus founder dari Wanderis travel start-up, telah melakukan traveling ke berbagai daerah bahkan negara. Berawal dari menjadikan traveling sebagai hobi, Ayub lalu mendirikan sebuah travel start-up bernama Wanderis. 

Begitu Ayub membangun Wanderis pada 2016, destinasi wisata pertama yang dia kunjungi adalah pulau Komodo. Di tahun yang sama, Ayub juga melakukan traveling ke Labuan Bajo, Banyuwangi, dan Sumba. Berikutnya Ayub mulai melakukan traveling ke destinasi yang lain, bahkan ke luar negeri.

Salah satu pengalaman, yang menurut Ayub paling berkesan, adalah pada 2019 saat dia melakukan traveling selama 1 bulan di 4 negara Eropa. 4 negara tersebut meliputi Turki, Azerbaijan, Armenia, dan Georgia. Ayub melakukan traveling ke 4 negara tersebut hanya seorang diri alias solo traveling.

“Jadi trip ini bentuknya sponsor trip, mereka hire gue sebagai content creator,” terang Ayub.  “Berkesannya adalah karena ini sendiri banget. Sepanjang jalan ketemu orang baru, sesama traveler, sama penduduk lokal. Ini pertama kalinya gue ke negara sub tropis, ngeliat salju turun dan ngerasain megang salju.”

Ayub lebih senang melakukan solo traveling daripada bepergian berkelompok. Solo traveling bagi Ayub lebih bebas dan produktif. Ayub tidak takut merasa kesepian, karena di sepanjang perjalanan, Ayub menemukan kawan baru. “Tips melakukan solo traveling salah satunya yaitu berprasangka baik,” terang Ayub kepada Froyonion.

Dengan berprasangka baik, kegiatan traveling yang dijalani akan terasa lebih menyenangkan. “Gue percaya bahwa semua orang di dunia ini baik. Waspada boleh, tapi jangan negatif thinking,” ujar Ayub. Walau sudah traveling ke berbagai tempat yang jauh sekalipun, ternyata ada destinasi yang sampai saat ini belum Ayub kunjungi. 

Ayub mengaku ingin sekali traveling ke New York. Bagi Ayub, penggambaran “hidup di luar negeri” adalah di kota New York. “Kota New York adalah kota yang terlihat penuh dengan cerita,” tuturnya. Selain New York, Ayub juga ingin sekali mengunjungi wisata alam di Amerika Selatan, seperti hutan Amazon, pegunungan Andes, juga situs bersejarah Machu Picchu di Peru. 

“Traveling itu kayak jalanin hidup,” ujar Ayub. “Di mana pun berada, kita harus menjaga sopan santun dan menghormati peraturan setempat.” Ada beberapa film bertemakan petualangan, yang menurut Ayub, bagus dan berkesan. Film ini memang cukup familiar, Ayub menyebutkan beberapa judul film, di antaranya yaitu The Secret Life of Walter Mitty (2013) dan The Way Back (2010). 

Melakukan traveling di masa pandemi tentu lebih rumit dan berbeda dengan traveling biasa. Traveler yang baik tentu mematuhi protokol kesehatan agar diri sendiri dan orang lain terhindar dari virus Corona. Tersedia juga berbagai penyedia layanan travel yang mewadahi para traveler agar lebih mudah bepergian, salah satunya adalah Wanderis milik Ayub. 

Dengan traveling bersama Wanderis, kalian tidak hanya berkunjung ke tempat wisata, tapi juga ke kuliner lokal dan desa adat setempat. “Kebanyakan orang yang gabung trip sama Wanderis, after trip mereka bakal bonding dengan travel guide dan sharing pengalaman,” terang Ayub. Wanderis pun turut mendokumentasikan kegiatan traveling kalian di sepanjang perjalanan. (*/)

  • whatsapp
  • twitter
  • facebook
  • remix
Penulis

Fadhil

Content writer Froyonion, suka pameran seni dan museum, sesekali naik gunung