Stories

MILENIAL BANJARNEGARA BIKIN OLAHAN SINGKONG TEMBUS PASAR INTERNASIONAL

Semakin berkembangnya zaman, semakin dibutuhkannya sebuah kreativitas dan inovasi. Ini yang dilakukan milenial asal Banjarnegara, Riza (29 tahun). Kreativitas dan inovasinya mengolah singkong, mampu tembus pasar internasional. Simak ya, Civs!

title

FROYONION.COM - Sadar atau nggak hampir di setiap sektor saat ini bersaing secara ketat, termasuk industri kreatif Indonesia dalam bidang ekonomi. Salah satu yang jadi perhatian adalah umbi-umbian khas Indonesia yang mampu tembus pasar global.

Nah kita sebagai masyarakat Indonesia harus berbangga diri. Pasalnya, ubi kayu alias singkong yang dinilai rendahan ternyata menjadi makanan favorit kelas atas di negara Eropa dan Amerika Civs.

Kondisi ini ternyata dimanfaatkan nih sama Riza Azyumarridha Azra. Sebagai generasi milenial, ia tertantang untuk berani mengambil peluang yang nggak datang dua kali. 

Riza kemudian mendirikan Rumah Mocaf yakni Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) yang berlandaskan asas sociopreneurship di Kutabanjarnegara, Kecamatan Banjarnegara, Kabupaten Banjarnegara, Jawa Tengah.

Apa Itu Sociopreneurship?

Sedikit gue kasih tau ya, sesuai namanya, sociopreneurship menggabungkan konsep bisnis dengan isu sosial. Dikutip dari Investopedia, sociopreneur adalah seseorang yang berusaha menggunakan berbagai cara bisnis untuk mengatasi masalah bersama. 

Kalo bisnis pada umumnya berusaha mengejar profit setinggi-tingginya. Beda dengan sociopreneurship. Sociopreneurship memiliki jauh lebih menekankan pada unsur isu sosial daripada keuntungan semata.

Namun, bukan berarti sociopreneurship mengabaikan keuntungan Civs. Sociopreneurship tetap menghasilkan profit. Namun, profit tersebut lebih banyak dimanfaatkan untuk membuat sebuah aksi positif daripada keuntungan pribadi.

DARI SINGKONG JADI TEPUNG HINGGA MAKANAN INOVATIF

Lanjut Civs, dengan bekal pengetahuannya, Riza mencoba untuk menambah nilai tambah dari singkong kemudian diolah menjadi tepung Modified Cassava Flour (Mocaf). Ia inget banget kalo kata para ahli yang jadi panutannya, mocaf adalah pangan masa depan pengganti tepung terigu.

“Waktu itu saya belajar bikin tepung Mocaf, lalu menularkannya melalui edukasi ke sejumlah petani tentang cara pembuatan tepung Mocaf. Mereka dibekali sampai benar-benar mandiri memproduksi sampai memasarkan mocaf dan mendapat harga yang lebih tinggi dibanding menjual singkong dalam keadaan segar,” kata Riza saat diwawancarai melalui telepon, Sabtu (11/06/2022).

Riza bilang Indonesia punya tanah subur, jadi singkong bisa tumbuh di wilayah Indonesia dari Sabang sampai Merauke. Nggak heran kalo Indonesia merupakan negara penghasil ubi kayu atau singkong terbanyak keempat di dunia setelah Nigeria, Thailand dan Brasil.

"Itulah yang membulatkan tekad saya untuk mendirikan Rumah Mocaf ini," katanya.

Di Rumah Mocaf, Riza nerapin konsep dengan membagi tiga deskripsi pekerjaan yang disebut cluster. Cluster pertama, para petani sebagai produsen bahan baku. Pada cluster ini dilakukan pendampingan dan edukasi untuk petani, seperti seputar produktivitas, pengetahuan mengenai keuangan, integrated farming untuk menentukan harga pokok penjualan (HPP) singkong.

Kemudian cluster kedua, yaitu memberdayakan para ibu rumah tangga yang dilibatkan dalam mengolah singkong menjadi chips Mocaf, sehingga muncul perekonomian baru yang memberikan penghasilan baru. 

“Sedangkan cluster ketiga yaitu memberdayakan anak–anak muda yang bertugas melakukan quality control, packaging, media promosi kreatif, edukasi dan pendampingan kepada petani serta pengrajin," ujar Riza.

Selain itu, tugas lain cluster ketiga juga membuat inovasi produk turunan, seperti mie Mocaf, kue pie Mocaf, kue-kue kering khas lebaran dan produk gula cair sehat yang rendah kalori serta produk lainnya.

PECAHIN REKOR MURI DAN EKSPOR KE LUAR NEGERI

Riza juga mengembangkan usaha lain nih Civs, yaitu pembuatan sajian mi ayam berbahan Mocaf. Pada 2018, ia mecahin rekor versi Museum Rekor Dunia Indonesia (MURI) yakni mie ayam terbanyak berbahan mocaf.

Ia melakukan kolaborasi dengan paguyuban pedagang mie ayam dan menyiapkan ribuan porsi untuk bisa dinikmati seluruh masyarakat secara gratis di Alun-alun Purwokerto, Kabupaten Banyumas.

“Setelah memecahkan Rekor, kami juga melakukan penetrasi pasar mocaf dengan mengikuti pameran ke berbagai negara dan mendapat sambutan positif, karena gluten free dan kebanyakan dari mereka menomorsatukan kesehatan,” katanya.

Dia bilang kalo animo orang–orang Eropa, Amerika, Rusia, Malaysia, Singapura sangat tinggi karena Mocaf gluten free dan baik bagi kesehatan. Maka itu Riza melakukan ekspor ke Amerika dan ekspor ke Eropa serta negara-negara Asia Tenggara.

Nah tadi kreativitas dan inovasinya Riza bisa bikin olahan singkong go internasional, kira-kira bisa nggak sih ini jadi tren anak muda Indonesia? (*/)

  • whatsapp
  • twitter
  • facebook
  • remix
Penulis

Abdurrahman Rabbani

Cuma buruh tinta yang banyak cita-cita.