Stories

BUAT PINOT DAN KELUARGA: SEMOGA TETAP TABAH MELEWATI INI SEMUA

Kabar bahwa Pinot sedang mengalami koma membuat banyak orang berduka. Pinot dikenal sebagai animator yang sering membagikan hal positif di media sosial.

title

FROYONION.COM -  Wahyu Ichwandardi atau yang dikenal sebagai Pinot adalah seorang animator asal Indonesia yang tinggal di kota New York, Amerika Serikat. Pinot kerap membagikan karyanya di media sosial dan menginspirasi banyak orang. Namun, dia sedang mengalami serangan stroke dan hingga saat tulisan ini dibuat masih dalam keadaan koma.

Pada Sabtu (25), sang istri Dita memuat sebuah tweet yang menyertakan foto Pinot dengan caption: “Malam itu (Kamis), @pinot minta difotoin baca Tintin. Katanya wis tuwek juga masih baca. Terus ambil yang versi Indo ngakak-ngakak baca umpatan-umpatan di dalamnya. Siapa sangka Jumat dini hari Papin kena stroke. Dan kondisinya very poorHe’s in life support right now.”

Lo yang mengikuti Pinot di media sosial tentu tahu, kalau Pinot sering bercerita banyak hal soal kehidupannya sebagai warga Indonesia di New York. Dia dipanggil dengan sebutan Papin oleh anak-anaknya. Pinot pun suka mengunggah karyanya, baik yang model jadul seperti pixel art maupun karya modern.

Kesan old school dan peran bapak yang baik sangat melekat pada diri Pinot. Dia sering membagikan koleksi barang jadul antiknya, seperti teve monokrom produksi Sony tahun 70-an ke Twitter. Hal-hal yang berkaitan dengan kecintaannya terhadap Indonesia pun kerap dia bagikan di media sosial.

Mengetahui kabar ini, seorang kawan Pinot bernama Andini Wijendaru menggagas donasi dan dukungan kepada Pinot melalui website GoFundMe dengan judul From Friends with Love for Pinot & Family. Saat ini donasi yang telah didapat yaitu sejumlah $10.673 (sekitar 159 juta rupiah) dari total target donasi $100.000 (sekitar 1,48 miliar rupiah).

Dikutip dari akun Twitter @SEATodaynews, Pinot ialah anak sulung seniman komik Dwi Koendoro Brotoatmodjo atau lebih dikenal dengan nama Dwi Koen. Ia lahir di Surabaya, 29 Oktober 1969. Sang ayah dikenal sebagai pencipta karakter Panji Koming yang mungkin lebih dikenal generasi kakek nenek dan bapak ibu kita.

Ia kemudian menikah dengan Dita W. Yolasashanti, seorang ilustrator perempuan yang juga menyukai bidang pekerjaan yang sama di industri kreatif ini. Dita menikmati banyak aktivitas kreatif seperti menata makanan dan fotografi makanan hingga membuat karya seni. Pasangan ini menurunkan gairah seni dan kreatifnya juga ke anak-anak mereka Arwen, Leia, dan Neo.

Sebagai seorang kreator, Pinot memulai kariernya sebagai seorang desainer grafis berita yang menyusun infografis untuk sebuah media berita di tahun 1994. Di tahun 2007 ia ditawari bekerja di sebuah stasiun TV di Kuwait sebagai seorang desainer motion graphic. Di tahun 2014, ia kemudian menjadi pekerja kreatif di sebuah agensi digital AS dan tinggal di New York bersama keluarganya. 

Selain karya-karyanya dalam bentuk animasi klasik retro, Pinot juga dikenal berkat keterlibatannya di studio-studio animasi besar seperti Pixar. Ia juga menciptakan koreografi animatif bernama “This Is America” dari Childish Gambino, seorang aktor dan penyanyi di negara itu.

Lewat postingan media sosialnya, Pinot juga membagikan banyak aktivitas kreatifnya dari yang sekadar iseng seperti mengoprek gawai-gawai lama Apple sampai membagikan proyek-proyek kreatifnya bersama ketiga anaknya. Semuanya dipenuhi dengan energi positif dan keinginannya untuk membuat dunia menjadi tempat yang lebih baik. 

Dia telah menyentuh banyak hati dengan karya dan kata-katanya. Dia telah menginspirasi banyak dari kita, dan Pinot pun akan mengatakan bahwa dia juga terinspirasi oleh kita semua. Dia menciptakan ‘oasis’ energi positif bagi banyak dari kita.

Andini berharap semoga penggalangan dana ini dapat membantu keluarganya dan meringankan beban mereka selama masa yang penuh tantangan ini. “Kami semua mencintainya dan kami akan terus berdoa untuk kesehatannya,” tutupnya. (*/)

  • whatsapp
  • twitter
  • facebook
  • remix
Penulis

Fadhil

Content writer Froyonion, suka pameran seni dan museum, sesekali naik gunung