Esensi

TES MBTI LEBIH ILMIAH DARIPADA ZODIAK, MITOS ATAU FAKTA?

Hasil tes kepribadian MBTI tidak sepenuhnya akurat, tapi tes MBTI dipercaya lebih ilmiah daripada ramalan bintang alias zodiak. Seperti apa fakta sebenarnya? 

title

FROYONION.COM – Pernah mendengar soal tes kepribadian MBTI atau justru sudah melakukannya dan percaya pada hasilnya? MBTI sendiri merupakan singkatan dari Myers-Briggs Type Indicator dan merupakan psikotes yang secara khusus dirancang guna mengukur preferensi dasar murni dari psikologis seseorang dalam membuat keputusan serta caranya melihat dunia.  

Psikotes ini bisa kalian ikuti secara gratis melalui situs 16personalities.com. Ada 16 tipe kepribadian yang terdiri dari empat domain, yaitu Introvert (I) – Extrovert (E), Intuitive (N) – Sensing (S), Thinking (T) – Feeling (F) dan Judging (J) – Perceiving (P). Setelah menyelesaikan tesnya dalam situs tersebut, kalian akan mendapat hasil kepribadian berupa kombinasi empat huruf dari masing-masing klasifikasi domain.  

Nggak hanya mendapat hasilnya, kalian juga bisa membaca uraian lebih jauh mengenai seperti apa kepribadian kalian. Ada juga contoh tokoh-tokoh ternama dunia, baik yang nyata maupun fiksi, yang sama-sama memiliki tipe kepribadian tersebut. Penulis misalnya, saat mencoba tes ini mendapat hasil INTJ (Introvert, Intuitive, Thinking, Judging).  

Konon, tipe INTJ ini langka karena hanya ada 1 – 2% manusia di dunia yang memilikinya. Tipe kepribadian ini dikatakan sebagai pemikir analitis, independen dan strategis yang gemar mengeksplorasi ide-ide kompleks dalam memecahkan masalah. 

Beberapa tokoh yang diklaim memiliki tipe kepribadian ini di antaranya adalah Mark Zuckerberg, Isaac Newton, Stephen Hawking hingga Gandalf dalam Lord of the Rings. Jujur, penulis sempat merasa keren sekali saat tahu memiliki kepribadian yang sama dengan Gandalf.  

BACA JUGA: 5 ALASAN KENAPA ARTIS DAN MASYARAKAT KOREA SELATAN SANGAT PERCAYA DENGAN TES MBTI  

Selama ini, tes kepribadian MBTI dianggap lebih ilmiah dibanding ramalan bintang atau zodiak. Pasalnya, saat mendengar istilah “tes kepribadian”, hal yang langsung terbersit dalam pikiran adalah bahwa tes tersebut telah dirancang secara khusus oleh psikolog atau psikiater yang mumpuni di bidangnya.  

SEJARAH TES MBTI 

Tes MBTI ini sendiri dibuat oleh dua orang awam pada tahun 1943. Mereka adalah Katherine Cook Briggs, seorang penulis yang memiliki ketertarikan pada bidang psikologi dan putrinya yang bernama Isabel Briggs-Myers yang berprofesi sebagai pegawai bank. Iya, keduanya sama-sama bukan psikolog atau psikiater.  

Katherine mendapat inspirasi dari karya-karya psikiater kondang asal Swiss, Carl Jung. Ia kemudian berupaya untuk mengembangkan tes kepribadian yang didasarkan pada gagasan Jung mengenai tipe psikologis. Hal ini kemudian dilanjutkan oleh sang putri Isabel yang sangat terpengaruh oleh ide serta gagasan ibunya.  

MBTI pada awalnya dikembangkan dengan tujuan untuk memberi pekerjaan di masa perang pada laki-laki yang dianggap paling sesuai dengan tipe kepribadian mereka. MBTI juga berakar pada karya Carl Jung terkait tipe psikologis, terutama tipe sikap umum manusia yaitu introvert dan ekstrovert serta tipe fungsinya.  

Jung sendiri melihat hal ini sebagai suatu keadaan kesadaran dan bukan merupakan tipe kepribadian untuk diklasifikasi. MBTI memang mengadaptasi ide darinya, akan tetapi gagasan Jung masih bersifat teoritis dan hanya ada sedikit bukti ilmiah yang mendukungnya.  

Sebenarnya, akan cukup berbahaya apabila menafsirkan konsep ini sebagai informasi yang dianggap faktual. Penilaian kepribadian, seperti halnya tes-tes psikologi lainnya, harus memenuhi serangkaian kriteria tertentu agar dapat dinyatakan valid. Keandalan serta validitas adalah dua kualitas penting dari sebuah tes psikologi.  

Keandalan artinya bahwa tes ini harus konsisten memberi hasil yang sama bahkan dalam penggunaan yang berulang. Sementara agar hasilnya valid, suatu tes juga harus bisa secara akurat mengukur hal yang hendak dinyatakan olehnya.  

BACA JUGA: MEMILIH KARIR YANG SESUAI DENGAN TIPE KEPRIBADIAN MBTI KAMU  

Tes kepribadian MBTI bertujuan mengkategorikan seseorang dalam empat tipe fungsional, akan tetapi saat diuji secara statistik pada sampel siswa dalam jumlah yang besar, MBTI ternyata mengungkap enam kelompok menunjukkan validitas yang terbatas. MBTI juga nggak bisa dengan jelas membedakan introvert dengan ekstrovert. Hal ini dikarenakan seorang individu sering kali masuk dalam spektrum ekstroversi-introversi.  

Faktor ini akan menantang kegunaan “kategori” kepribadian yang kaku karena seseorang dapat menunjukkan sifat introvert maupun ekstrovert yang fleksibel sesuai dengan keadaan. Padahal, pengukuran kepribadian harus mempertimbangkan kompleksitas ini.  

Tes MBTI juga telah banyak dikritik karena dianggap nggak berguna dalam tujuan utamanya, yaitu dalam menyortir orang dalam profesi yang cocok dengan tipe kepribadian mereka. Belum ada bukti yang mendukung klaim keberhasilan di bidang apa pun dan tipe MBTI yang sesuai dari suatu individu. Penelitian juga gagal menunjukkan tipe MBTI yang mendominasi suatu profesi tertentu.  

Walau demikian, nyatanya tes ini masih sangat populer di dunia kerja. Washington Post mencatat bahwa pada 2022 lalu saja, ada lebih dari 10.000 perusahaan, 2.500 kampus dan 200 instansi pemerintahan yang menggunakan tes ini. Bahkan, 89 dari 100 perusahaan top Fortune juga turut memakai tes MBTI. 

Perusahaan-perusahaan itu juga menciptakan program pelatihan yang secara teori akan sangat cocok dengan tipe kepribadian MBTI yang didapat sesuai tes. Mereka juga percaya bahwa mengetahui tipe MBTI rekan kerja akan membantu dalam berkomunikasi dengan lebih baik.  

Sudah banyak ilmuwan menyatakan tes MBTI sebagai pseudoscience atau ilmu semu. Nggak ada penelitian lebih lanjut yang ditinjau rekan sejawat dan signifikan secara statistik yang secara akurat menunjukkan tes ini berhasil. Scientific American bahkan mengatakan tes kepribadian Myers-Briggs sebagai tes kepribadian terburuk dan nggak bisa diandalkan karena tipe seseorang akan dapat berubah dari hari ke hari. 

Carl Jung sendiri nggak mengakui ide Myers-Briggs walau tes ini terinspirasi dari karyanya. Menurut Jung, tiap individu merupakan pengecualian terhadap peraturan tersebut dan memberikan label pada seseorang pada pandangan pertama adalah tindakan kekanak-kanakan. 

BACA JUGA: SPOTIFY WRAPPED RASA MBTI: JADI BAHAN PEMBICARAAN BARU KETIKA KEHABISAN TOPIK  

Tes MBTI mungkin memang nggak 100% akurat dan nggak seharusnya dijadikan satu-satunya patokan dalam mengkategorikan kepribadian seseorang. Karakter dan kepribadian memiliki sifat dinamis yang bisa berubah, bisa diubah dan dipengaruhi oleh beragam faktor.  

Statement awal bahwa MBTI lebih saintifik daripada zodiak mungkin masih bisa dibenarkan, tapi seberapa saintifiknya MBTI itulah yang masih jadi pertanyaan. Mengambil tes MBTI untuk have fun boleh-boleh saja, kok. Tapi mempercayainya habis-habisan dan menjadikannya sebagai satu-satunya acuan dalam menilai kepribadian seseorang itulah yang masih kurang tepat.  Semoga bermanfaat! (*/)

  • whatsapp
  • twitter
  • facebook
  • remix
Penulis

Wahyu Tri Utami

Sometimes I write, most of the time I read