Esensi

TARIF BIAYA LISTRIK NAIK? APAKAH PANEL SURYA BISA JADI SOLUSI?

Harga komoditi yang naik seperti minyak, gas, BBM, maupun bahan pangan lainnya menjadikan tarif biaya listrik juga kena imbasnya. Perang Rusia-Ukraina yang tak kunjung mereda membuat harga minyak di dunia melambung tinggi dan itu juga yang menjadi salah satu faktor kenaikan biaya listrik.

title

FROYONION.COM - Denger-denger emosi warga juga pada naik perkara tarif biaya listrik akan mengalami kenaikan. Menteri ESDM, Arifin Tasrif, memberikan sinyal penerapan kembali tarif penyesuaian pada tahun 2022. Dalam jangka pendek, rencana penerapan tarif penyesuaian tersebut juga akan memberlakukan penerapan efisiensi biaya pokok dalam penyediaan listrik dan juga energi primer PLN. 

Kalau dipikir-pikir seharusnya yang terkena dampaknya yaitu PLTD (Pembangkit Listrik Tenaga Diesel) karena bahan bakunya yang  juga melejit akibat lonjakan minyak. Akan tetapi menurut EVP Batu Bara PT PLN (Persero) Sapto Aji Nugroho mengatakan bahwa kenaikannya tidak terlalu signifikan.

"Energy mix untuk penggunaan BBM sangat kecil hanya 3,6% dari total energy mix yang dikelola PLN, dampaknya nggak signifikan mempengaruhi biaya dari produksi listrik PLN," ujarnya.

Jadi apa yang membuat tarif biaya listrik ini naik? Apakah ada alternatif lainnya untuk menggantikannya?

Sebenarnya sudah 5 tahun ini tarif biaya listrik tidak mengalami kenaikan sejak 2017. Karena berbagai alasan seperti takutnya inflasi yang tak terkendali, pemerintah menunda kenaikannya. Hal ini membuat pemerintah terus menanggung kompensasi listrik dengan nilai yang nggak tanggung-tanggung hingga 25 triliun per tahun. Oleh karena itu, kenaikan tarif listrik diperkiraan mengalami kenaikan sebesar Rp 18 ribu sampai Rp 101 ribu per bulan sesuai golongan.

Kalau ngomongin soal sumber tenaga listrik selain PLN pasti yang terlintas di pikiran kita yaitu PLTU (Pembangkit Listrik Tenaga Uap), PLTA (Pembangkit Listrik Tenaga Air) dan panel surya. kali ini yang akan gue bahas yaitu panel surya yang bisa kita pasang sendiri di rumah sebagai pengganti PLN.

Mendengar panel surya sendiri mungkin sudah tidak asing lagi bagi sebagian orang. Panel surya adalah alat yang dapat mengubah cahaya matahari menjadi energi listrik. Prinsip kerjanya didasari oleh pertemuan semikonduktor jenis P dan semikonduktor jenis N sehingga terbentuklah arus listrik. 

Panel surya bisa menjadi alternatif pengganti PLN. Selain ramah lingkungan, kita bisa memasang sendiri di rumah. Kelebihan lainnya yaitu tidak adanya pemadaman listrik bergilir yang biasa terjadi ketika kita menggunakan PLN. Selain itu juga tidak adanya polusi suara yang ditimbulkan dari panel surya ini.

Lalu bagaimana perbandingan harganya? Apakah menggunakan panel surya bisa menghemat pengeluaran biaya listrik perbulannya?

Oke sekarang gue bandingkan biaya listrik non subsidi dengan harga panel surya sekarang. Kita hitung saja untuk tegangan rendah yang biasa dipakai rumah tangga yaitu 1.300 VA berada di harga Rp 1.444,70/kWh. Jadi biaya perbulan yang dikeluarkan berkisar di harga Rp 600 ribu hingga Rp 1 juta lebih, tergantung seberapa boros pemakaian dan barang elektronik yang ada di rumah.

Jika dibandingkan dengan harga panel surya, estimasi biaya pemasangannya untuk rumah tipe 36 berkisar diharga Rp 12-15 juta (menurut perusahaan pengembang ATW Group). Jumlah ini sudah termasuk paket pemasangan pemula yang berisikan 2 Panel Surya.

Lain halnya dengan perusahaan Solar Hub Indonesia yang mematok setiap 1 kWp sebesar Rp 15-17 juta, Rp 20 juta, hingga yang termurah Rp 10 juta. Sekalipun berbeda harga, Solar Hub memastikan panel surya yang terpasang sudah memenuhi Standar Nasional Indonesia, seperti yang sudah diatur dalam peraturan Menteri ESDM.

Biaya yang udah gue sebutkan belum termasuk biaya instalasi dan pemasangan smart meter dari PLN. Namun menurut Marlistya Citraningrum (Managing Director Solar hub Indonesia), investasi yang dikeluarkan akan kembali dalam jangka waktu 7-8 tahun.

Jika sudah instalasi dan pemasangan smart meter dari PLN, meteran ini akan mengukur surplus listrik yang masuk ke jaringan PLN, dan juga sebaliknya listrik PLN yang dipakai rumah saat panel surya tidak menghasilkan energi di malam hari atau hujan deras. Meteran ini juga yang menghitung berapa listrik yang diambil PLN dan berapa pemakaian listrik PLN di rumah tersebut. Kemudian tagihan listrik akan dikurangi oleh listrik yang diekspor ke PLN.

Misalnya kita pakai listrik PLN sebulan sekitar Rp 1 juta, kita bisa kirim listrik dari panel surya ke PLN sebesar Rp 500 ribu sebulan. Berarti kita hanya membayar sisa tagihannya ke PLN. Akan tetapi jika kita kelebihan membayar listrik dari panel surya ke PLN, sisa listrik tersebut tidak bisa diuangkan, melainkan ditabung untuk penggunaan listrik bulan berikutnya.

Namun yang jadi kendala disini adalah izin pemasangan panel surya yang dipersulit oleh PLN. Ketua Umum AESI (Asosiasi Energi Surya Indonesia) Fabby Tumiwa menilai kebijakan PLN itu bisa mempengaruhi target energi terbarukan yang dirancang pemerintah.

So, kalian kepikiran buat pasang panel surya juga nggak, Civs? Semua pasti ada plus minusnya, kalau pasang PLN ya itu tadi tagihannya ga karuan, apalagi tarif biayanya akan naik dalam waktu dekat. Kalau pasang panel surya, modalnya harus banyak dalam sekali pemasangan dan izinnya pun dipersulit. Kalau izin dipersulit, ya tolong lah pemerintah dipercepat untuk pembuatan PLTS nya, biar kita nggak ribet beli panel surya dan segala meterannya, hehe.

Atau mungkin ada alternatif lainnya seperti Pembangkit Listrik Tenaga Manusia, atau Pembangkit Listrik Tenaga Sampah Plastik, atau mungkin suatu saat nanti ada Pembangkit Listrik Tenaga Kotoran Manusia yang diubah menggunakan zat kimia mungkin, wkwk. Kan nggak ada yang tau teknologi masa depan seperti apa.

Menurut gue, kalau dipikir-pikir, pemasangan panel surya ini bisa menguntungkan bagi PLN untuk ke depannya, karena kita bisa menghemat batu bara untuk masa depan nanti, apalagi batu bara tidak bisa dibudidaya. Namun, yang gue bingungkan di sini adalah, kenapa izin pemasangan panel surya dipersulit oleh PLN sendiri? Apa karena tagihan perbulannya jadi sedikit berkurang dan nanti ga bisa main harga di situ? Tolong, takut besok ilang guenya wkwk. (*/)

BACA JUGA: KENALI OLIGARKI BATUBARA DI INDONESIA DENGAN GAME KREATIF ‘COAL OLIGARCHS’

  • whatsapp
  • twitter
  • facebook
  • remix
Penulis

Dynasti Savira

Investor Reksadana, pro player Blossom Blast Saga, pegiat hidup monoton, dan penikmat seni tapi bukan air. Motto hidup : Semua masalah pasti akan berlalu, iya berlalu lalang.