Esensi

SEMAKIN BERTAMBAH USIA, KENAPA CITA-CITA JADI MAKIN SEDERHANA?

Dulu waktu kecil inginnya jadi pilot, dokter atau astronot. Sekarang cuma pengen kerja dengan gaji di atas UMR aja udah cukup.

title

FROYONION.COM Banyak dari kalian yang mungkin ketika kecil dulu punya segudang cita-cita keren. Beberapa profesi yang sering jadi impian anak-anak ketika dewasa nanti termasuk polisi, dokter, pilot sampai astronot. Mentereng banget pokoknya.  

Tapi seiring bertambah usia, perlahan cita-cita jadi makin sederhana. Nggak ada lagi bahasan soal pengen terbang ke bulan, jadi penegak hukum atau punya jabatan tinggi di rumah sakit. Pekerjaan impian mulai bergeser dari pilot dan astronot menjadi pegawai di perusahaan impian, membuka usaha sendiri hingga akhirnya memutuskan ikut tes CPNS demi jadi abdi negara. 

Mungkin memang ada yang bisa benar-benar menggapai cita-cita masa kecilnya, tapi jumlahnya nggak sebanyak mereka yang mengikhlaskan impian itu dan memilih mengejar karir di bidang lain. Pertanyaannya, kenapa?  

Bukankah cita-cita harus diimpikan setinggi langit dan diperjuangkan? Kenapa justru semakin dewasa, cita-cita masa kecil jadi makin berkurang dan perlahan terlupakan? 

BACA JUGA: KENAPA PERJALANAN PULANG LEBIH CEPAT? 

KETIKA KECIL DULU, KALIAN NGGAK BANYAK MIKIR SAAT DITANYA MAU JADI APA 

Hidup saja masih ditanggung orang tua. Ketika ditanya mau jadi apa jika sudah dewasa, anak-anak cenderung menjawab semaunya. Apa aja yang penting keren, kalau bisa lebih keren dari anak-anak lain.  

Profesi seperti dokter, pilot, polisi hingga astronot jadi yang paling sering diucapkan karena memang itulah standar keren untuk sebuah profesi kala itu. Dianggap punya kontribusi besar pada masyarakat, dipandang penting dan konon bergaji besar. 

Mungkin, ketika kecil dulu kalian bahkan belum paham apa sebenarnya yang dikerjakan oleh astronot atau harus sekolah berapa lama agar bisa menjadi dokter. Pokoknya kalau dewasa nanti mau melakoni profesi-profesi itu tanpa benar-benar tahu jobdesk dan tata cara masuknya. Nggak heran kalau cita-cita ketika kecil pasti dipenuhi profesi-profesi keren nan mentereng. 

SEIRING WAKTU, KALIAN MULAI MENEMUKAN KESUKAAN BARU 

Mengemudikan pesawat memang kelihatan mengasyikkan, tapi kini kalian mulai menyadari bahwa memotret juga menyenangkan. Bermain bulutangkis yang tadinya sekedar hobi mulai diseriusi biar jadi karir di kemudian hari. Atau bisa jadi, kalian mulai menyukai hal-hal baru yang tadinya nggak terpikir sama sekali.  

Bergaul dengan lebih banyak orang dan belajar lebih banyak ilmu membuat kalian paham kalau profesi di dunia ini nggak sebatas dokter, pilot dan astronot. Banyak jenis-jenis pekerjaan lain yang lebih sesuai minat dan bakat.  

Beberapa dari kalian mungkin sudah menyadari bahwa profesi impian masa kecil itu sudah nggak mungkin diraih. Tapi, justru ada kesempatan lain yang nggak kalah menjanjikan untuk masa depan. Di titik ini, kalian akhirnya memutuskan untuk berganti cita-cita. Bukan semakin mundur dan sederhana, justru menjadi semakin terarah dan tahu harus ke mana.  

BACA JUGA: KENAPA MAKANAN YANG DIBUATKAN ORANG LAIN TERASA LEBIH ENAK? 

SEMAKIN DEWASA, KALIAN JUGA SADAR AKAN REALITA 

Kuliah kedokteran itu ternyata mahal, ya. Ada persyaratan fisik tertentu untuk menjadi pilot atau polisi yang ternyata nggak terpenuhi. Mungkin, kalian baru tahu ada fobia terhadap sesuatu yang menghalangi untuk bekerja sesuai impian dulu.  

Merelakan cita-cita karena terbentur realita memang sulit. Mau tetap diperjuangkan kok ya rasanya nggak mungkin juga. Pada akhirnya, nggak ada pilihan selain ikhlas dan mencoba peruntungan di bidang lain.  

Bukan, ini bukan berarti kalian kalah sebelum berperang. Kalian sudah berperang dan mengusahakan semua yang bisa dilakukan demi apa yang diimpi-impikan. Tapi, mengutip kata pepatah, semua yang terjadi itu pasti ada alasannya. Termasuk gagal mencapai cita-cita namun justru dibukakan peluang di bidang lainnya.  

Menyadari nggak bisa lagi meraih mimpi masa kecil akan sangat mungkin membuat kalian berganti cita-cita ketika dewasa. Namun sekali lagi, ini bukan berarti cita-cita kalian mundur dan makin sederhana, melainkan makin dekat dengan realita.  Artinya, cita-cita yang sekarang ada akan lebih mudah diraih nantinya 

PADA AKHIRNYA, KALIAN MEMILIH MELUPAKAN DAN BERDAMAI DENGAN KEADAAN  

Selamat untuk kalian yang ketika kecil ingin jadi pilot dan sekarang benar-benar jadi pilot. Selamat untuk kalian yang ketika kecil ingin jadi dokter dan sekarang jadi entrepreneur karena di situlah minat dan bakat kalian sesungguhnya.  

Entah apakah kalian berhasil meraih apa yang dulu dicita-citakan atau memilih melupakan dan berdamai dengan keadaan, yang terpenting kini adalah merencanakan masa depan. Nggak ada salahnya kok memilih jalur karir yang beda jauh dengan apa yang dulu sempat diidam-idamkan, bahkan mungkin yang dulunya nggak pernah terpikirkan.  

Cita-cita seseorang nggak selamanya jadi makin sederhana. Ia hanya mengikuti perkembangan zaman dan self-growth seseorang yang dulu memimpikannya. Lagipula, kalau semua orang akhirnya bisa jadi pilot, dokter dan astronot, lalu siapa yang akan menjalankan kantor-kantor pemerintahan dan berjualan warung Madura? 

Cita-cita masa kecil kalian memang berharga.  Tapi, jangan lupa kalau diri kalian juga berharga. Nggak bisa mencapai mimpi masa kecil bukan akhir dari segalanya. Masih ada jalan lain yang bisa ditempuh, dan bisa jadi itu adalah jalan terbaik yang ada. (*/) (Photo credit: Joshua Rawson Harris)

  • whatsapp
  • twitter
  • facebook
  • remix
Penulis

Wahyu Tri Utami

Sometimes I write, most of the time I read