Esensi

SAMA-SAMA KAYA, BEGINI BEDA KAUM OLD MONEY DARI NEW MONEY

Fashion bisa menunjukkan pribadi, kekayaan sampai status sosial, loh. Ternyata ada perbedaan kecenderungan berpakaian dari Orang Kaya Lama dan Orang Kaya Baru yang bisa kita identifikasi nih, guys.

title

FROYONION.COM - Kalo lo aktif di media sosial dan sering mantengin konten-konten dari public figure, pasti lo juga lihat bagaimana fashion artis tersebut kan? Lo bisa menemukan kecenderungan dari fashion kaum Old Money dan New Money gak? Menurut lo apa aja sih perbedaan-perbedaannya?

Kalo dari pengamatan gue nih ya, Orang Kaya Lama alias Old Money punya kecenderungan bergaya busana sederhana tapi ternyata barang-barang yang mereka pakai harganya super fantastis. Kadang pas tau harganya bikin gue mikir kayak ‘astaga harga sabuknya aja sama kayak biaya hidup bulanan gue!’

Sedangkan Orang Kaya Baru atau New Money menurut opini gue punya kecenderungan untuk ‘memperlihatkan’ seberapa mahalnya pakaian yang mereka gunakan. Iya, memang pakaian yang mereka gunakan tetap mahal-mahal, namun terkadang cara mereka menggunakan atau memperlihatkannya terlalu kentara sampai gue sendiri mikir kayak ‘apaan sih mas, mbak?’ sambil memijat kening di pojokan

Nah, Fashion atau gaya berbusana ini seringkali diidentikan dengan kepribadian, kekayaan hingga status sosial seseorang. Melalui fashion, seseorang dapat menunjukkan sebuah gaya yang merepresentasikan diri mereka sendiri atau sesuatu yang ingin mereka tunjukkan pada orang lain. 

Contohnya, seseorang yang memiliki kecenderungan bergaya busana edgy dengan memadukan warna hitam menunjukkan kesan yang stand out dan garang namun tetap modern. Atau, seseorang dengan gaya feminin dengan dekoratif manis seperti renda dan bunga menunjukkan kesan sisi kewanitaan yang cantik. Lalu seseorang dengan gaya casual yang menggunakan pakaian simple seperti kaos oblong serta celana jeans menunjukkan pribadi santai, simple dan praktis.

Para penggiat dan pekerja di bidang fashion menyadari keinginan terpendam manusia untuk merepresentasikan diri melalui busana. Mereka juga menyadari keinginan manusia yang ingin ‘memamerkan’ kekayaan atau kedudukan sosial melalui gaya berbusana. 

Inilah alasannya ada dua jenis branding produk fashion; loud luxury dan quiet luxury. Kedua jenis branding tersebut memiliki tujuan, target dan cara yang berbeda dalam pemasaran produk mereka. 

Jadi quiet luxury merupakan brand busana dengan logo yang sedikit, tersembunyi bahkan tidak ada sama sekali. Penggunaan logo brand dilakukan secara implisit dan halus sehingga hanya penggiat fashion dan mata dengan tingkat kejelian yang tinggi yang mampu mengenali mewahnya produk ini. 

Keunggulan produk dengan brand quiet luxury terletak pada kualitas dari desain, material hingga keahlian orang-orang di belakang brand tersebut. Sehingga produk ini memiliki desain yang tidak lekang oleh waktu, baik dari segi ketahanan produk ataupun estetikanya. Brand dengan quiet luxury misalnya Thom Browne, Saint Laurent’s Sac du Jour, The Row, Bottega Veneta, Hermes Birkin, dan Celine Classic Box.

Untuk orang yang kurang paham dunia fashion dan nggak punya mata yang jeli, mungkin gak sadar kalo busana itu adalah busana mewah dengan kualitas bagus, mengingat minim dan tersembunyinya si logo brand. Namun, itulah uniknya dari brand dengan quiet luxury. 

Lo tau kan, Mark Zuckerberg yang dikenal sebagai World’s Youngest Self-Made Billionaire? Iya, si babang Mark ini kalo gue liat-liat pake bajunya cuma kaos-kaosan doang. udah gitu, warnanya cenderung itu-itu aja pula. Tapi coba deh iseng-iseng search berapa harga outfit doi. Janji jangan kaget ya.

Sebagai lawan dari quiet luxury, brand dengan jenis loud luxury ini sering dikenal sebagai logomania. Hal ini disebabkan oleh jenis branding yang menampilkan logo dengan jelas dan terlihat meski lo memandangnya dari jarak 10 meter, haha canda. Pokoknya dengan melihat logonya lo akan langsung mengenali brand dari produk tersebut.

Beberapa orang berpendapat bahwa brand dengan loud luxury ini bukan dijual untuk orang yang kaya, melainkan kepada mereka yang mau membangun image sebagai orang kaya. Yah, singkatnya mah pengen kelihatan kaya melalui barang dengan brand yang gampang diketahui dan kedeteksi berapa harganya. 

Makanya mereka pilih produk dengan logo yang segede gaban macam Prada, Cartier, Gucci, Off-White, Louis Vuitton, Chanel dan Kenzo. Produk-produk dari brand ini memang dikenal dengan logo yang mencolok dan banyak dengan tujuan membangun image high-end serta berasal dari kalangan sosial elite.

Biasanya produk dengan jenis loud luxury ini akan dihargai lebih rendah dibanding produk dengan quiet luxury, sebab material dan kualitasnya yang lebih rendah. Untuk contoh public figure nya gue gak perlu sebutin ya, lo bisa cari tau sendiri haha.

Jadi inti perbedaan dari keduanya adalah yang satu menggambarkan statusnya dengan teriak-teriak biar di notice sedangkan yang satunya dengan berbisik dan tenang. Nah, produk dengan quiet luxury inilah yang banyak diminati oleh Orang Kaya Lama alias Old Money. Sebab mereka ini lah yang mengetahui kalau produk yang mereka gunakan mahal, berkualitas serta hanya dapat diidentifikasi oleh kalangan tertentu.

Meski begitu, tidak semua pengguna loud luxury itu Orang Kaya Baru aja ya, guys. Semuanya kembali ke preferensi dan minat fashion dari masing-masing pribadi. Tidak ada yang salah juga menjadi penggemar dari brand loud luxury ataupun quiet luxury, karena semua kembali ke selera masing-masing. Disebut salah itu, ketika pengeluaran lo lebih besar dari pendapatan demi membangun image. Hahaha, serius ini. (*/)

  • whatsapp
  • twitter
  • facebook
  • remix
Penulis

Kal

Seorang gadis sederhana dengan pikiran ruwet. Punya kecanduan sama film serta buku.