
Gen Z identik dengan memilih kantor yang estetik. Bagaimana jika realitanya berbeda? Simak pembahasannya di sini.
FROYONION.COM - Kantor yang estetik dengan segudang fasilitas di dalamnya. Muda-mudi Gen Z mana yang tak tertarik ngantor di situ? Jika kalian seorang fresh graduate atau job seeker yang punya mimpi bekerja di kantor berdesain estetik serta berada di gedung yang tinggi, alangkah baiknya coba berpikir kembali.
Menata ulang pikiran dan berusaha membuka kenyataan bahwa kalimat ‘ketika ekspektasi tidak sesuai realita’ benar adanya. Sudah cukup cerita-cerita di sekeliling kita yang menunjukkan keadaan sebenarnya. Mulai dari ruang kerja yang sempit, hingga fasilitas, dan desain kantor yang tidak estetik sama sekali.
Memang tidak semua kantor memiliki suasana seperti itu. Tulisan ini juga tak serta merta membuat kalian rela mengubur angan-angan untuk bekerja di sana. Namun, satu hal yang perlu kalian ketahui kantor yang estetik tidak mesti menjadi alasan Gen Z bisa betah bekerja.
Melansir penelitian Deloitte pada tahun 2022, alih-alih bekerja di kantor yang estetik, sebanyak 32% Gen Z lebih menyukai tempat kerja yang seimbang antara waktu bekerja dan kehidupan sendiri (work-life balance). Penelitian ini logis jika kesibukan bekerja dan kehidupan lainnya dapat kita lakukan secara maksimal, maka kita akan betah bekerja.
Lantas, bagaimana pendapat mereka? Tim Froyonion.com berkesempatan untuk bertanya kepada dua orang narasumber Gen Z mengenai keharusan berkantor di tempat kerja yang estetik serta keputusan yang tepat dalam menghadapi impian ini.
Seperti halnya Nadhira, perempuan yang sehari-harinya bekerja di salah satu agency ternama di bilangan Jakarta selatan ini menilai bahwa kantor yang estetik beserta fasilitas yang lengkap akan berpengaruh baik terhadap kinerjanya sebagai karyawan.
“Menurut aku sih, preferensi pribadi, ya. Aku sendiri tipikal yang suka banget kerja di tempat yang estetik, rasanya nambah semangat kerja. Apalagi kantorku di bidang creative, suasana kantor yang rapi dan estetik bisa munculin ide juga biasanya. Hehehe,” tutur Nadhira saat diwawancara secara daring, Rabu (13/9/2023).
Sedikit berbeda dengan Nadhira, Ridho punya jawabannya sendiri. Lelaki yang punya hobi kulineran itu lebih mengutamakan nilai gaji yang sesuai dan kondisi kantor yang nyaman, bersih, serta memiliki fasilitas yang memadai.
“Menurutku, nggak harus kerja di tempat estetik dan gedung yang tinggi. Karena yang penting digaji sesuai dan kondisi kantor yang nyaman, bersih, fasilitas yang memadai, serta lingkungan kerja yang positif,” ucap Ridho dengan ringkas pada Rabu (13/9/2023).
“Kalau dibilang berpengaruh ke kinerja, sih, berpengaruh, ya. Tanpa tempat kerja estetik tapi lingkungan kerja yang nyaman, positif dan suportif pasti tetap semangat menyelesaikan pekerjaan,” timpalnya.
BACA JUGA: TRAINING DARI KANTOR KOK MEMBOSANKAN? BERIKUT 5 TIPS IDE TRAINING YANG ASYIK UNTUK GEN Z!
Sebagian besar Gen Z menganggap kantor yang estetik akan meningkatkan kinerja mereka. Seperti memunculkan ide atau gagasan baru secara lebih efektif, hingga menyelesaikan pekerjaan secara lebih cepat yang didorong atas motivasi yang kuat.
Sebut saja perusahaan raksasa teknologi Google yang telah lama menerapkan hal ini. Kantor Google dikenal karena desainnya yang estetik, futuristik, bahkan tidak seperti kantor pada umumnya. Apalagi fasilitas seperti sarapan, makan siang, sampai makan malam yang tentu meningkatkan kinerja hingga kebahagiaan karyawan.
Selain didukung desain kantor yang estetik, Google memahami dengan mendukung kreativitas karyawannya juga akan membawa kinerja mereka lebih meningkat. Seperti memperbolehkan mereka untuk bekerja dari mana saja, serta mendengarkan ide-ide segar yang dapat diimplementasikan oleh perusahaan.
Masih bicara bekerja dengan lingkungan estetik di Google, ada satu faktor yang memengaruhi kinerja karyawan. Ya, kebijakan komunikasi yang lebih terbuka. Google memiliki struktur organisasi yang datar. Hal ini memungkinkan karyawan hingga manajer tingkat tinggi dapat bebas berbicara tanpa terhalang tingkat jabatan.
Untuk itu, apabila ada pertanyaan, “Apakah tempat kerja yang estetik akan memengaruhi kinerja karyawan?” Tentu, jelas akan berpengaruh. Namun, dengan catatan perlu didukung oleh faktor lainnya seperti Google yang memahami suara karyawan dalam menciptakan kebebasan kreativitas dan berkomunikasi.
Seperti Gen Z lainnya, Nadhira juga pernah terlintas memiliki ekspektasi bekerja di suasana kantor yang estetik. Membayangkan suatu saat nanti bisa bekerja dengan lingkungan kantor instagramable. Beruntung, ia mendapatkan kantor seperti yang diinginkan.
“Sebenarnya, tentu aku juga pernah berekspektasi dan alhamdulillah kesampaian. Untungnya, kantorku yang sekarang cukup fleksibel kombinasi WFO dan WFH, jadi, nggak melulu di kantor, terus, bisa ganti suasana juga,” kenang Nadhira.
Senada dengan Nadhira, kami menanyakan pertanyaan itu kepada Ridho. Sebelum bekerja seperti sekarang, sebelumnya, ia juga bertanya kepada diri sendiri tentang peluang bekerja di tempat yang sesuai dengan ekspektasinya.
“Aku pernah mikir, 'apa ada, ya, kantor sebagus ini dan punya kantin khusus karyawan?' Eh, ternyata ada. Aku juga suka makan di kantin khusus karyawan karena menunya banyak, harga terjangkau, dan rasanya enak!” tulis Ridho.
Keberuntungan Nadhira dan Ridho bisa menikmati kantor yang estetik dan sesuai dengan eskpektasi mereka, bukan berarti bagi kalian yang belum beruntung–lantas merasa berkecil hati. Justru, semuanya kembali kepada rasa nyaman dan sesuai dengan passion yang kalian punya.
“Menurutku, nggak ada salahnya buat berharap kerja di gedung tinggi atau kantor yang estetik. Toh, banyak juga perusahaan seperti itu yang mementingkan kesejahteraan karyawannya. Tapi bukan berarti kantor harus yang seperti itu. Sepanjang semuanya sesuai dengan minat kamu dan bukan kriteria kantor red flag, mau di gedung yang tinggi, di rukan, atau working space, gas aja!” tutup Nadhira.
“Intinya, jangan terlalu berharap dapat tempat kerja yang estetik ataupun di gedung yang tinggi. Namun, pilihlah tempat kerja yang sesuai dengan kemampuan serta passion. Untuk apa kerja di tempat kerja yang estetik atau gedung yang tinggi tapi nggak sesuai kemampuan kalian,” pungkas Ridho.
Kesimpulannya, tidak ada yang salah dengan keinginan sebagai Gen Z untuk mendapatkan kantor yang estetik atau memiliki segudang fasilitas. Tetap berusaha dan jadikanlah sebagai penyemangat kerja. Apabila belum mendapatkan itu, jangan lupa untuk mengincar kantor yang bisa memberi kalian kebahagiaan melalui lingkungan kerja yang nyaman. (*/)
BACA JUGA: SALAHKAH DENGAN ISTILAH ‘BEKERJA DI BAWAH TEKANAN’?