
“Kok bisa ya kita ketemu?” Pernah berucap seperti itu kala nggak ada angin, nggak ada hujan, lo bisa ketemu temen lama lo di suatu tempat? Fenomena ini disebut sebagai sinkronisitas.
FROYONION.COM - Kalo kata Dory dalam Finding Dory “Hal terbaik yang terjadi di dunia ini adalah jika hal tersebut terjadi secara kebetulan.” Dory ada benarnya, karena menurut gue kebetulan memang seringnya bikin mind blowing karena nggak pernah terencana dalam benak kita, dan ketika dipikir-pikir rentetan kejadiannya nggak masuk akal, tapi kok bisa saling berkaitan satu sama lain.
Misalnya sesimpel, saat lo lagi random aja ngeliat foto temen lo yang udah nggak ketemu selama bertahun-tahun di hp lo, beberapa saat kemudian temen lo itu tiba-tiba ngechat dan ngajak lo buat nongkrong.
Temen gue punya cerita kebetulannya yang cukup bikin mind blowing. Jadi waktu itu teman gue ini lagi ditimpa masalah yang cukup berat baginya. Ia kebingungan dalam menemukan jawaban atas permasalahannya ini. Udah tanya sirkel terdekat rasanya belum menemukan jawaban yang pas.
Namun, permasalahan itu untungnya nggak membuat aktivitas kesehariannya terhambat. Dia tetap melakukan aktivitas seperti biasanya seperti ngerjain tugas kampus, berolahraga, beribadah, dan sebagainya.
Nah, suatu momen pada sore hari dia ingin berolahraga seperti biasa di halaman rumahnya. Nggak ada yang aneh, cuman saat itu ada sarang laba-laba beserta laba-labanya di antara ranting pohon, temen gue cuman sekilas ngeliatin, abis itu yaudah.
Keesokan harinya dan beberapa hari seterusnya setiap teman gue ini mau olahraga pasti matanya selalu tertuju ke sarang laba-laba itu terus, tapi cuman sekilas aja dan lanjut olahraga lagi.
Sampai akhirnya, pada suatu momen sehabis ibadah sholat, dia membaca Al-Quran dan menemukan surat yang membuatnya meneteskan air mata karena surat itu berisi segala jawaban dan cocok banget atas permasalahan yang ia alami. Surat yang ia baca adalah surat Al-Ankabut yang saat dia membaca terjemahannya, artinya adalah laba-laba.
Rasanya emang kayak kebetulan banget bisa cocok gitu, tapi ternyata kebetulan kayak gitu yang bukan sembarang kebetulan.
Konsepnya dikenal dengan sinkronisitas yang menggambarkan serangkaian peristiwa yang punya keterkaitan satu dengan lainnya, namun sulit untuk dijelaskan.
Beberapa contoh sinkronisitas bisa perjumpaan tak terduga, melihat angka atau pola berulang seperti yang dialami temen gue ini. Bisa juga seabsurd lo lagi random nyetel TV, eh ternyata di acara TV tersebut ada tokoh yang punya masalah sama persis dengan lo.
Sinkronisitas ini bisa dibilang absurd banget. Selama gue baca-baca, susah nemuin penjelasan yang masuk akal soal kenapa peristiwa ini bisa terjadi.
Akan tetapi nyatanya fenomena ini pernah dikaji dalam bidang psikologi. Yang nemuin adalah seorang psikoanalisis asal Swiss, Carl Gustav Jung pada tahun 1920 an. Jung menyebut sinkronisitas sebagai kebetulan yang bermakna.
Kenapa bermakna? Karena menurut Jung setiap rangkaian peristiwa yang terjadi bukan kebetulan semata tapi ada pesan di dalamnya yang bisa menyimpan sebuah petunjuk akan kebutuhan dalam diri kita. Misalnya temen gue tadi yang dapat nemuin jawaban atas masalahnya.
Sinkronisitas nyatanya nggak bakal masuk kalo dijelasin secara logis karena nggak ada hubungan sebab-akibat antar peristiwanya. Semakin lo mikir gimana proses antar peristiwa bisa terjadi, akhir-akhirnya cuman bisa bilang “Kok bisa ya?”
Bisa dibilang sinkronisitas ini agak mengarah ke ranah spiritual. Bagi Jung sinkronisitas merupakan cara dari universe yang ingin berkomunikasi dengan kita. Bahasa kerennya gue pernah nemu sebagai ‘kedipan’ alam semesta. Kalo dalam agama, ya, semacam pesan atau petunjuk dari Tuhan.
Namun, Jung nggak mau menganggap sinkronisitas semacam takhayul. Ia sampai menulis jurnal untuk menjabarkan sinkronisitas memang betul-betul ada.
Pada jurnalnya “Synchronicity-an Acausal Connecting Principle” yang terbit pada 1952, Jung menuliskan jika sinkronisitas bisa terjadi karena adanya koneksi antara dunia nyata dengan dunia internal (Misalnya: mimpi atau pikiran).
Hal ini ia dasari atas penemuannya dalam teks Tiongkok kuno, I-Ching yang dalam salah satu bagian teksnya menjelaskan jika setiap manusia punya keterikatan dengan alam semesta dan seisinya mau benda hidup atau benda mati, ada kaitannya.
Di sinilah Jung mendapat “aha” momennya. Jadi alam semesta semacam mendengar kebutuhan dalam diri kita dan menyediakan kebutuhan itu dengan ‘caranya’ sendiri. Bisa lewat pertanda, firasat, atau mimpi yang hasilnya adalah sinkronisitas.
Kayak contoh tadi soal lagi random ngeliat foto temen lama lo, terus tiba-tiba dia ngajak ketemu. Siapa tau di dalam diri lo sebenarnya lagi butuh kerjaan, lo udah berusaha tapi nggak dapet-dapet. Nah, bisa saja pertemuan dengan temen lo ini menjadi sebuah jawaban atas kebutuhan lo itu.
Menurut Jung, sinkronisitas bisa membuat feeling kita lebih jeli atas peristiwa-peristiwa yang terjadi dalam hidup, kita bisa jadi bisa lebih ngeh sama pertanda kecil.
Jadi sinkronisitas kayak rentetan peristiwa yang pada akhirnya membawa kelegaan atau kebahagiaan dalam hidup. Sinkronisitas dapat memberi insight bagi kita untuk menentukan pilihan dalam hidup, serta dapat membantu mengerti dunia ini lewat cara yang berbeda. (*/)