Kenapa sih kita nggak boleh motong kuku di malam hari? Trus, emang bener ya kalau nyapu lantai nggak bersih nanti suaminya bakal brewokan? Cek mitos dan fakta seputar pamali yang banyak beredar di Indonesia!
FROYONION.COM - Saat kecil dulu, mungkin kalian pernah diingatkan oleh orang tua untuk nggak bersiul di malam hari, nggak duduk di depan pintu atau diharuskan menyapu lantai sampai bersih. Pamali! Jika dilanggar, akan ada konsekuensi berat terkait masa depan.
Tentu saja, hal-hal yang jadi konsekuensi itu nggak bisa dijelaskan secara logis dan wajar kenapa bisa demikian. Ini karena mitos seputar pamali sebenarnya merupakan salah satu bentuk kontrol sosial pada masyarakat zaman dahulu.
Tujuannya adalah supaya masyarakat bisa hidup tertib, sehingga dibuatlah pamali yang akan menakut-nakuti siapapun yang melanggarnya. Dengan demikian, mau nggak mau orang-orang pun diharuskan menaati peraturan yang ada.
Seiring perkembangan zaman dan pola pikir manusia, banyak dari pamali ini yang kini sudah hampir nggak terdengar lagi ataupun diyakini. Apa saja sih pamali yang sempat beredar di masyarakat Indonesia dan fakta di baliknya?
BACA JUGA: MEMANG BISA, MENILAI KARAKTER SESEORANG DARI JUMLAH UNYENG-UNYENG DI KEPALA?
Konon katanya, bersiul di malam hari akan dapat mengundang jin atau makhluk halus. Itulah mengapa orang-orang tua pada zaman dulu akan melarang keras anak-anaknya untuk bersiul pada malam hari.
Faktanya, nggak ada hubungan antara bersiul di malam ataupun siang hari dengan kegiatan mengundang makhluk halus. Alasan di balik dilarangnya kegiatan bersiul pada malam hari ini adalah supaya nggak mengganggu orang lain yang sedang beristirahat.
Malam hari adalah waktunya untuk istirahat dan tidur setelah seharian beraktivitas. Jika ada orang bersiul pada malam hari tentunya akan sangat mengganggu waktu istirahat. Itulah kenapa ada pamali ini supaya nggak mengganggu kegiatan orang lain.
Selain bersiul, kegiatan lain yang pamali dilakukan di malam hari adalah memotong kuku. Nggak jelas apa konsekuensi dari memotong kuku di malam hari, namun yang pasti hal ini termasuk dalam pamali.
Faktanya, di zaman dulu penerangan di rumah-rumah belum seperti sekarang. Masih banyak yang menggunakan lampu minyak dan jelas kurang sekali untuk melihat di malam hari.
Inilah yang jadi dasar pamali memotong kuku di malam hari. Dikhawatirkan tangan atau kaki akan terluka terkena gunting kuku karena pencahayaan yang kurang maksimal.
Anak-anak muda yang belum menikah di zaman dulu terutama diwanti-wanti untuk nggak duduk di depan pintu. Susah dapat jodoh, katanya.
Faktanya, duduk di depan pintu akan menghalangi siapapun yang hendak masuk ke dalam rumah. Termasuk tamu yang mungkin akan jadi jodoh seseorang. Itulah mengapa ada larangan untuk duduk di depan pintu.
Selain duduk di depan pintu, duduk di atas bantal juga tergolong pamali. Kalau yang ini, konsekuensinya pantat akan jadi bisulan.
Faktanya, secara medis nggak ada hubungan antara duduk di atas bantal dengan bisul di pantat. Alasan yang mendasari pamali ini adalah karena bantal digunakan sebagai alas kepala, sehingga rasanya kurang elok jika diduduki.
BACA JUGA: MITOS DAN FAKTA SOAL BERKATA KASAR TANDA INTELEKTUALITAS SESEORANG
Khusus untuk gadis belia, menyapu lantai harus sampai bersih. Kalau masih ada noda terlihat, kelak dia akan mendapat suami yang brewokan. Pamali satu ini terbilang paling legendaris di zaman dulu.
Faktanya, nggak ada hubungan logis antara menyapu lantai dengan penampilan fisik jodoh seseorang di masa depan. Pamali ini bertujuan supaya anak perempuan bisa membersihkan rumah secara sempurna tanpa ada noda tersisa.
Lagipula, kalau suami brewokannya kayak Chris Evans gitu juga siapa yang akan nolak?
Ada kepercayaan bahwa keluar rumah di saat maghrib nanti akan diculik wewe gombel, semacam makhluk halus urban legend berwujud menyeramkan.
Faktanya, lagi-lagi nggak ditemukan hubungan yang logis antara keluar rumah di waktu tertentu dengan diculik makhluk halus. Bahkan, bisa jadi sosok wewe gombel itu sendiri nggak benar-benar ada.
Pamali ini sebenarnya bertujuan untuk menjaga anak-anak agar tetap berada dalam rumah menjelang waktu malam. Soalnya, zaman dulu minim penerangan dan waktu maghrib adalah saatnya belajar dan beristirahat, bukannya bermain di luar rumah.
Konon katanya, makan sambil tiduran akan bisa mengubah seseorang menjadi seekor ular. Ini mungkin adalah pamali paling nggak logis, tapi memang benar pernah dikatakan oleh orang-orang tua zaman dahulu.
Faktanya, makan sambil tiduran memang nggak bagus secara medis. Selain itu, kegiatan ini juga bisa mengotori kasur atau mengundang semut jika makanannya manis.
Tapi, bagian berubah jadi ular itu tentu hanya mitos belaka. Sangat nggak masuk akal bahwa manusia bisa berubah wujud jadi binatang hanya karena cara makannya.
Itu dia beragam pamali yang sempat beredar di masyarakat Indonesia. Ada yang pernah mendengarnya dari orang tua atau kakek nenek di kampung halaman? (*/)