Esensi

LONELY DEATH: FENOMENA KEMATIAN DI TENGAH KESENDIRIAN

Mati dan kesepian adalah dua hal yang seringkali kita takuti. Tapi, apa jadinya kalau kita mati di tengah kesendirian?

title

FROYONION.COM - Siapa yang ga takut mati? Mulai dari rasa takut buat ninggalin orang tersayang, ninggalin hal atau pekerjaan yang kita suka, sampai takut akan dosa dan akhirat. Rasanya, kita semua belum siap buat ngelakuin itu semua. 

Selain kematian, ada hal lain yang paling takuti yaitu kesepian atau kesendirian. Perasaan hampa yang kadang buat kita mikir ga ada orang di sisi kita rasanya jadi salah satu hal yang gua pribadi enggan buat ngejalaninnya. Terus, apa jadinya kalau dua hal yang kita takuti tersebut jadi dua hal yang menjadi satu? Apa jadinya kalau kita mati dengan kesendirian? 

Lonely death, fenomena mati di tengah kesendirian adalah hal yang nyata dan banyak terjadi di sekitar kita. Lonely death atau kodokushi adalah fenomena yang terjadi pada seseorang yang meninggal dalam kondisi sendirian dan tidak ditemukan dalam jangka waktu yang panjang. 

KASUS LONELY DEATH DI JEPANG DAN KOREA SELATAN

Lonely death menjadi perhatian khusus di negara Asia Timur khususnya Jepang dan Korea Selatan. Di Jepang lonely death dikenal dengan kodokushi dan di Korea Selatan dikenal dengan godoksa

Di Jepang, kasus kodokushi menjadi hal yang umum yang seringkali terjadi. Istilah kodukushi sendiri diakui secara luas oleh masyarakat Jepang sejak tahun 2014. Mengutip dari nippon.com, kasus kodokushi mencapai angka 30.000 kasus tiap tahunnya. Hal ini menjadi bukti bahwa, lonely death menjadi hal yang sangat lumrah di Jepang. 

Di tahun 2021 sendiri, pemerintah Jepang melalui Perdana Menteri mereka yaitu Yoshide Suga menunjuk Tetsushi Sakamoto sebagai Menteri Kesepian dan Isolasi. Dibentuknya kementerian ini dikarenakan kasus angka bunuh diri yang terus meningkat di Jepang selama pandemi. Selain itu, adanya fakta bahwa kodokushi menjadi hal yang umum di Jepang menjadi alasan didirikannya kementerian ini. 

Sedangkan di Korea Selatan lonely death atau godokusha juga menjadi perhatian bagi pemerintah setempat. Berdasarkan data dari Kementrian Kesehatan dan Kesejahteraan Korea Selatan, kasus godokusha di tahun 2021 sebanyak 3.159 kasus kematian. Jumlah yang terus meningkat jika dibandingkan tahun-tahun sebelumnya.

Dari adanya data tersebut, kasus lonely death di Jepang dan Korea Selatan sama-sama menjadi perhatian khusus bagi pemerintah setempat. Di sisi lain, terdapat fakta menyedihkan lainnya, yaitu korban dari kasus lonely death baik di Jepang atau Korea Selatan didominasi oleh para lansia. 

LANSIA DI TENGAH KESENDIRIAN

Jika di Indonesia usia tua seringkali menjadi usia dimana para orang tua menikmati hidup, seperti pulang kampung dan hidup bertani di sana, ikut anak mereka ke kota dan menikmati kehidupan urban di sana atau bahkan bermain bersama cucu-cucu mereka. Nyatanya kehidupan lansia di Jepang maupun Korea Selatan tidak seindah di Indonesia. Ternyata banyak dari orang Korea Selatan yang memilih untuk memutus ikatan keluarga mereka, mulai dari alasan kehidupan individualis, kesenjangan sosial dan gender, sampai ke persaingan hidup yang ketat membuat para lansia di sana hidup di tengah kesendirian. 

Para lansia ini seringkali terlupakan, hanya karena dianggap sudah tua bukan berarti mereka hanya tinggal menjalani sisa hidup saja. Banyak lansia yang nyatanya masih membutuhkan sosok seseorang untuk menemani kehidupan mereka. Ironisnya, sebagai orang yang jauh lebih muda kita seringkali menyepelekan keinginan sederhana tersebut. 

Mengutip data yang gue ambil dari Kementerian Kesehatan dan Kesejahteraan Korea Selatan, rentan usia kasus lonely death seringkali berada di usia 50 - 65 tahun, di tahun 2016 sendiri jumlah kematian lonely death pada lansia di Korea Selatan berjumlah 524 orang dari 2.181 kasus lonely death. Sedangkan di Jepang, dari 30.000 kasus lonely death nyatanya didominasi oleh para lansia. Beberapa penyebab mulai depresi sampai kesehatan mental lainnya menjadi penyebab terjadi kasus lonely death. 

DEPRESI DAN GANGGUAN KESEHATAN MENTAL

Bukan karena usia lansia mereka ga bisa mengalami yang namanya depresi atau gangguan kesehatan mental lainnya. Nyatanya rasa kesepian yang dialami oleh para lansia ataupun para korban dari lonely death menjadi alasan untuk lahirnya rasa depresi dan gangguan kesehatan mental lainnya. 

Rasa kesepian ini akhirnya menjadi pemicu dari masalah-masalah lainnya. Ketika akhirnya mereka menghadapi masalah ataupun tekanan yang besar namun ga ada tempat untuk bercerita, akhirnya membuat mereka harus memendam masalah dan tekanan tersebut sendirian. Tapi sampai kapan mereka bisa memendam semuanya sendirian? 

Pada akhirnya, depresi dan gangguan kesehatan mental menjadi salah satu alasan akhirnya kasus lonely death terjadi. Dalam beberapa penemuan, ruangan atau tempat tinggal korban lonely death seringkali ditemukan alkohol, sampah yang berserakan sampai ke obat-obatan penenang. Kehidupan yang dialami para penderita lonely death nyatanya terbingkai dari tempat yang mereka huni. Mereka hidup dengan kesendirian sampai-sampai tumpukan sampah terasa menjadi teman sampai enggan untuk mereka buang. 

JASA PEMBERSIHAN DAN MINIATUR TEMPAT TINGGAL KASUS LONELY DEATH

Bukti bahwa lonely death sudah menjadi hal yang umum di Jepang dan Korea Selatan adalah dengan adanya jasa pembersihan pada tempat tinggal korban lonely deathWell, kita tentu sama-sama tau bahwa dari kasus lonely death para jenazah seringkali ditemukan atau diketahui dalam jangka waktu yang lama. Sehingga, dibutuhkan pembersihan khusus bagi tempat tinggal para korban lonely death

Mulai dari menyortir barang-barang milik korban, menghilangkan bau dari pembusukan jenazah korban, sampai harus mengatur ulang tempat tinggal korban karena adanya bercak darah atau sebagainya. Selain kegiatan pembersihan, jasa pembersihan ini juga turut melakukan penghormatan dalam bentuk berdoa bagi ketenangan korban lonely death. 

Miniatur replika tempat tinggal korban lonely death oleh Miyu Kojima. (Sumber: Japantimes)
Miniatur replika tempat tinggal korban lonely death oleh Miyu Kojima. (Sumber: Japantimes)

Selain itu, tempat tinggal para korban lonely death pun seringkali memberikan gambaran akan kesedihan dan kepiluan dari hidup di tengah kesendirian. Miyu Kojima, yaitu salah satu pekerja di jasa pembersihan tempat tinggal korban lonely death pun menciptakan replika miniatur dari tempat tinggal para korban lonely death. Hal ini dia lakukan karena ingin memperlihatkan bagaimana sedihnya kehidupan seseorang yang hidup di tengah kesendirian sampai akhirnya maut pun datang. Beberapa replika sangat mendetail sampai menggambarkan bagaimana orang tersebut meninggal karena keteledorannya. 

Pesan yang ingin disampaikan oleh Kojima selain bagaimana kesedihan dan kepiluan kehidupan orang yang tinggal sendirian adalah, seberapa besar makna dari berkomunikasi dengan orang terdekat kita. Karena seringkali, karena jarang berkomunikasi kita merasa enggan untuk meminta bantuan terhadap seseorang. Dan akhirnya kita memilih memendam semuanya sendirian.

CEK KEADAAN ORANG TERDEKAT KITA

Kasus lonely death memang nggak umum di Indonesia. Meskipun begitu, kita tetap harus aware dengan keadaan orang di sekitar kita. Berangkat dari ketakutan kita akan kematian dan kesepian sudah seharusnya kita dapat memastikan orang di sekitar kita tidak hidup dengan ketakutan tersebut. 

Terlebih orang tua yang kita tinggalkan di perantauan dan hidup sendirian. Nyatanya, menjadi lansia bukan menjadi alasan untuk mendapatkan perhatian dari orang terdekat dan keluarga mereka. Terlebih cara hidup individualis di Jepang dan Korea Selatan menjadi alasan akhirnya para lansia ini meninggal di tengah kesendirian. Bersyukurnya hidup di Indonesia, mungkin buat lo yang sudah menjalani kehidupan rumah tangga dan harus berpisah dengan orang tua setidaknya dapat merasa tenang karena adanya culture basa-basi orang Indonesia. Sehingga setidaknya, orang tua kita tidak benar-benar merasa sendiri. Karena dari basa-basi tetangga, setidaknya kita bisa tau keadaan orang tua kita. Tapi mengurusi orang tua, tetaplah menjadi tanggung jawab kita. 

Selain itu, yang perlu ditekankan juga adalah lonely death tidak cuma terjadi pada lansia aja, tapi bisa aja terjadi di segala umur. Jadi, jangan lupa cek keadaan orang terdekat kita. Jangan lupa tanya kabar dan bagaimana keadaan mereka. Karena, dar satu pertanyaan seringkali kita bisa menyelamatkan hidup seseorang. (*/)

  • whatsapp
  • twitter
  • facebook
  • remix
Penulis

Radhytia Rizal Yusuf

Mahasiswa semester akhir yang hobi menonton anime dan memiliki ketertarikan dalam berbagai budaya populer seperti, anime, J-pop, K-Pop