
Kenapa Gen Z terkesan lebih boros dibandingkan generasi sebelumnya? Dan apa saja yang bisa kita lakukan untuk mengatasi pemborosan Gen Z?
FROYONION.COM - Gen Z, yang juga dikenal sebagai iGeneration adalah generasi yang lahir antara pertengahan tahun 1990-an hingga awal tahun 2010-an. Mereka sering digambarkan sebagai generasi yang melek teknologi, berjiwa wirausaha, dan memiliki kepedulian sosial. Namun, satu sifat negatif yang telah dikaitkan dengan Gen Z adalah pemborosan.
Pertama, mari kita telaah mengapa Gen Z boros. Salah satu alasannya adalah tren fast fashion. Dengan munculnya media sosial dan influencer, Gen Z menjadi lebih tertarik pada fashion dan pakaian. Mereka sering dianggap sebagai trendsetter dan senang mengikuti tren fashion terbaru.
Namun, industri fashion adalah salah satu industri yang paling banyak menghasilkan polusi di dunia, dan fast fashion adalah kontributor signifikan terhadap polusi tersebut. Fast fashion adalah praktik memproduksi pakaian trendi berbiaya rendah dengan kecepatan tinggi, sering kali menggunakan bahan berkualitas rendah dan praktik tenaga kerja yang tidak etis.
Mentalitas mode sekali pakai ini telah mengakibatkan peningkatan limbah tekstil yang signifikan, dengan lebih dari 92 juta ton limbah tekstil yang dihasilkan setiap tahunnya.
Alasan lain mengapa Gen Z boros adalah ketergantungan mereka pada teknologi. Dengan adanya ponsel, laptop, dan gadget baru yang dirilis setiap tahun, Gen Z dengan cepat meng-upgrade ke model terbaru, hal tersebut akan meninggalkan jejak-jejak sampah elektronik.
Selain itu, penggunaan teknologi yang terus menerus telah menyebabkan peningkatan sampah digital, seperti aplikasi yang tidak terpakai, email, dan unggahan media sosial, yang mengacaukan ruang virtual kita serta menghabiskan energi dan sumber daya.
Setelah mengidentifikasi alasan mengapa Gen Z boros. Jadi, apa yang bisa kita lakukan untuk mengatasi pemborosan Gen Z? Berikut ulasannya.
Edukasi adalah strategi penting dalam memerangi pemborosan Gen Z. Dengan mengedukasi Gen Z tentang dampak negatif dari tindakan mereka terhadap lingkungan, kita dapat membantu mereka memahami pentingnya mengurangi sampah.
Sekolah dan universitas dapat memasukkan pendidikan keberlanjutan sebagai bagian dari kurikulum mereka, dan orang tua juga dapat berperan dalam mendidik anak-anak mereka tentang pentingnya keberlanjutan.
Mengadopsi praktik fashion berkelanjutan, salah satu cara untuk mengurangi limbah di industri fashion adalah dengan mengadopsi praktik fashion berkelanjutan. Fashion berkelanjutan mengacu pada produksi pakaian yang ramah lingkungan dan bertanggung jawab secara sosial. Hal ini mencakup penggunaan bahan yang ramah lingkungan, metode produksi yang etis, serta daur ulang dan upcycling.
Untuk mengadopsi praktik fashion berkelanjutan, Gen Z dapat memilih untuk membeli dari merek-merek fashion berkelanjutan, berbelanja di toko-toko barang bekas, atau bahkan belajar memperbaiki dan mendaur ulang pakaian mereka. Dengan mengadopsi praktik-praktik ini, Gen Z dapat mengurangi dampaknya terhadap lingkungan dan mendukung praktik fashion yang lebih berkelanjutan.
Mengurangi limbah teknologi, untuk mengurangi limbah elektronik, Gen Z dapat mengadopsi praktik-praktik seperti memperbaiki dan menggunakan kembali barang elektronik mereka daripada membeli yang baru.
Banyak perangkat elektronik yang bisa diperbaiki atau digunakan kembali, sehingga mengurangi jumlah sampah elektronik yang berakhir di tempat pembuangan akhir. Selain itu, Gen Z dapat mengurangi sampah digital dengan menghapus aplikasi, email, dan postingan media sosial yang tidak terpakai.
Mengurangi jejak karbon adalah cara lain untuk memerangi pemborosan Gen Z. Gen Z dapat mengurangi jejak karbon dengan menggunakan transportasi umum, bersepeda atau berjalan kaki daripada mengemudi. Perubahan kecil ini dapat memiliki dampak yang signifikan dalam mengurangi emisi gas rumah kaca dan membantu memerangi perubahan iklim.
Kurangi penggunaan plastik sekali pakai, penyumbang sampah yang signifikan lainnya adalah plastik sekali pakai. Gen Z dapat mengurangi penggunaan plastik sekali pakai dengan menggunakan botol air minum, tas belanjaan, dan sedotan yang dapat digunakan kembali. Dengan mengadopsi praktik-praktik ini, Gen Z dapat membantu mengurangi polusi plastik dan mendukung praktik-praktik yang lebih berkelanjutan.
Pemborosan Gen Z adalah masalah yang perlu diatasi. Dengan mengedukasi dan mendorong perubahan perilaku, kita dapat membantu mereka mengadopsi praktik-praktik yang lebih berkelanjutan yang akan bermanfaat bagi lingkungan dalam jangka panjang. (*/)