In Depth

KENAPA ANAK PERTAMA DAN TERAKHIR GAK BISA NYAMBUNG KALAU  NGOMONGIN HIDUP?

Sering clash sama adik bungsu atau kakak sulung? Ternyata ada penjelasan dari sudut pandang psikologi.

title

FROYONION.COM - Sebagai manusia dengan umur yang terus bertambah, lo pasti dihadapkan dengan kompleksnya masalah kehidupan. Anak pertama, kedua, atau terakhir pasti pernah mengalami masalah kehidupan.

Kalau katanya Bintang Emon, dulu nih kita cuma kaget gara-gara balon meletus. Tapi, sekarang kaget sama karir temen seangkatan, belum lagi kalau tiba-tiba liat postingan diam menjadi pemalu bergerak menjadi menantu. Undangannya dateng rombongan, buat yang gajinya pas-pasan harus siap relain uang tabungan.

Apapun masalah hidup yang dateng ke kita, kunci utamanya cuma satu, yap penyelesaian. Untuk nyelesain masalah, tiap orang pasti punya jurus ninjanya masing-masing. Masalah yang sama bisa ditanggapi berbeda sama tiap manusia dan gak jarang dipengaruhi oleh kepribadian akibat dari urutan kelahiran.

Sadar gak sih Civs! Banyak banget yang bilang kalau anak pertama gak akan cocok sama anak terakhir. Bahkan di adat Jawa, terkenal juga yang namanya Jilu alias Siji Telu. Isinya pantangan tentang anak pertama yang gak boleh nikah dengan anak ketiga, kalau dilanggar nanti pernikahannya bakal terjadi malapetaka, intinya hal buruk deh.

Sebagai orang modern, mungkin lo anggepnya ini cuma angin lalu alias mitos. Di luar hal-hal mistis, kalau digeser dikit dan dilihat dari kacamata ilmiah mungkin ada benernya juga. Kita coba kaitkan dengan tipikal kepribadian, tentu anak pertama dan terakhir punya kepribadian yang jauh berbeda.  

Sebenernya, kepribadian anak yang dilihat dari urutan kelahiran ini udah banyak diteliti sama ahli psikologi bahkan dari zaman baheula. Di tahun 1920-an, Alfred Adler yakin kalau urutan kelahiran berpengaruh sama kepribadian.

BACA JUGA: PAKAR MINDFULNESS ADJIE SANTOSO: ‘ANAK MUDA PERLU KOMUNIKASIKAN MENTAL HEALTH DENGAN ORTU’

KEPRIBADIAN ANAK PERTAMA DAN TERAKHIR

Menurut Adler, anak pertama itu cenderung konservatif. Keadaan ini dipengaruhi sama didikan orang tua yang sering kasih tanggung jawab lebih besar. Jadi, orientasi mereka lebih pada kekuasaan dan kepemimpinan. Sedangkan, si anak bungsu lebih banyak mendapat perhatian mulai dari orang tua dan kakaknya,  mereka juga cenderung punya sikap yang ramah.

Bisa dibilang, anak pertama cenderung punya sifat yang serius, kaku, dan hati-hati. Sedangkan, anak terakhir lebih santai dan sedikit ceroboh.

SUDUT PANDANG ANAK PERTAMA DAN TERAKHIR BEDA

Kepribadian seseorang sifatnya inheren sama cara seseorang melihat dan nyelesain masalah. Civs! Mungkin lo yang anak pertama, akan lebih merasa relate kalau cerita masalah hidup sama anak pertama juga. Begitupun buat lo yang anak terakhir. 

Karena punya sifat yang hati-hati, anak pertama cenderung pemikir. Perihal tuntutan untuk jadi role model untuk adik-adiknya, seolah-olah mereka punya kesempatan yang terbatas. Sedangkan, anak terakhir cenderung menyukai eksperimen untuk nyelesain masalah. Hal inilah yang kadang buat obrolan antara anak pertama dan terakhir gak bisa bersatu. Masalahnya sama tapi isi kepalanya beda.

Namun, kembali lagi. Penelitian tentang urutan kelahiran ini tentu belum bisa dikatakan mutakhir. Ada beberapa aspek yang perlu dipertimbangkan, seperti cara didik orang tua, latar belakang lingkungan bahkan ekonomi yang berbeda.

Kalau udah gini, poinnya bukan masalah cocok atau gak cocok. Tapi, masalah memahami dan menyesuaikan. Si anak pertama bisa coba lihat dari sudut pandang anak terakhir, begitupun sebaliknya. Kan, enak Civs! (*/)

  • whatsapp
  • twitter
  • facebook
  • remix
Penulis

Shilvia Ajeng Meidita

Masih muda, tapi maunya nulis doang