In Depth

KEBIASAAN NOBITA REBAHAN SAAT TAHUN BARU, APAKAH BAGIAN TRADISI JEPANG?

Nobita selalu digambarkan rebahan saat tahun baru. Padahal, tradisi Jepang tidak demikian. Dinamika pertemananlah yang melatarbekangi kebiasaan itu.

title

FROYONION.COM - Siapa pun yang memutuskan untuk membaca artikel ini, pasti memiliki masa kecil di hari Minggu sama dengan milikku. Mengawali pagi dengan sarapan nasi goreng atau mie instan, lengkap dengan telur dadarnya sembari menonton tayangan kartun seperti Doraemon di salah satu jaringan televisi swasta.

Sewaktu kecil, aku merupakan penggemar berat Doraemon– kartun asal Jepang, mulai dari komik, serial, hingga berbagai macam filmnya. Hingga saat ini, tokoh Nobita dengan segala kebodohan, kecerobohan, keauntisiasan, dan kemalasannya membekas dalam diriku.

Khususnya kemalasan. Nobita digambarkan sebagai bocah kelas 5 SD yang selalu mempunyai waktu dan alibi untuk tidur siang, bahkan di tahun baru. 

Pada setiap komik dan serial yang aku tonton ketika tahun baru, Nobita lebih memilih rebahan daripada bermain dengan gengnya.

Kebiasaan rebahan Nobita tersebut memunculkan pertanyaan dalam diriku, apakah keputusan untuk menghabiskan tahun baru dengan rebahan ini merupakan bagian dari tradisi orang Jepang? 

REBAHAN TERNYATA BUKAN TRADISI ORANG JEPANG SAAT TAHUN BARU

Biasanya, beberapa komik Jepang mengambil beberapa kebiasaan, tradisi, hingga peristiwa yang mengacu pada kejadian nyata. Misalnya, seperti film The Grave of Fireflies garapan rumah produksi Ghibli yang mengambil latar belakang pengeboman di Hiroshima dan Nagasaki tahun 1945.

Kemudian, ada pula kebiasaan orang Jepang yang paling sering diadaptasi dalam komik maupun serial, yaitu melepas sepatu ketika masuk ke dalam rumah. Di serial Doraemon, kebiasaan ini ditampilkan berkali-kali.

Bahkan, Nobita yang sedang terbirit-birit karena dikejar oleh Takeshi atau anjing tetangga, tidak pernah lupa melepas sepatunya sebelum masuk rumah.

Penggambaran tradisi ini biasanya juga berlaku pada kebiasaan menyambut tahun baru. Dalam menyambut perayaan ini, orang Jepang biasa melakukan beberapa hal. 

Salah satu contohnya seperti membersihkan rumah secara menyeluruh, memasang dekorasi, memasak berbagai macam makanan tradisional khas tahun baru, dan masih banyak lagi. 

Pada serial Doraemon, ada satu episode yang menceritakan tentang Pak Direktur– Bos dari Ayah Nobita, ingin berkunjung ke rumah Nobita ketika tahun baru. Namun, kunjungan itu dikeluhkan oleh Nobita sekeluarga. Dengan berbagai macam cara dan alat Doraemon, Pak Direktur justru dibuat supaya bisa kembali ke rumahnya.

Meski Nobita sekeluarga dan Doraemon telah melakukan berbagai cara, tapi usaha Pak Direktur nyatanya tak kalah keras. Berkali-kali diusir, berkali-kali juga ia berhasil kembali ke rumah Nobita. Sampai pada penghujung episode, Pak Direktur berhasil masuk ke dalam rumah dan memberikan amplop berisi uang kepada Doraemon dan Nobita.

Ini merupakan bagian dari tradisi Jepang juga, lho! Di Jepang, kebiasaan orang dewasa memberikan amplop berisi uang kepada anak-anak dinamakan Otoshidama. Mungkin kalau di Indonesia, Otoshidama ini mirip dengan Angpao saat Imlek atau THR saat Idulfitri.

Tidak hanya Otoshidama, ada kebiasaan orang Jepang mengirim surat pada saat tahun baru untuk orang terkasih. Nengajō namanya. Kebiasaan ini bisa dilihat dalam cuplikan ketika Suneo memamerkan berbagai macam postcard yang ia kumpulkan hasil dari kiriman surat sepupunya. 

Belum lagi menyebut berbagai macam permainan pada saat tahun baru. Biasanya, Shizuka, Suneo, Dekisugi, Takeshi, dan beberapa teman kelas lainnya bermain di lapangan bola legendaris tersebut.

Namun, di mana Nobita? Kenapa karakter satu ini tidak mencerminkan tradisi tahun baru orang Jepang? 

Kebiasaan Nobita memilih untuk mendekam dalam kamarnya di lantai dua tersebut, bukan bagian dari tradisi tahun baru orang Jepang. Ia tidak membantu bersih-bersih, tidak berkumpul bersama keluarganya, dan tidak bermain bersama teman-temannya.

Karakter dari tokoh Nobita garapan Fujiko F. Fujio ini tentunya berbanding terbalik dengan tradisi tahun baru orang Jepang. Nobita yang tidak pandai, ceroboh, impulsif, dan pemalas ini memiliki anomali menarik di kacamataku.

BACA JUGA: PEMBUAT MANGA ‘NINJA HATTORI’ FUJIKO A. FUJIO MENINGGAL DUNIA

BUKAN MALAS, NOBITA CUMA TAK MAU TERLIHAT PAYAH

Setelah mengetahui kebiasaan rebahan Nobita ini bukan bagian dari tradisi orang Jepang pada saat tahun baru. Aku mulai menyadari alasan di balik kemalasan tokoh fenomenal satu ini.

Mungkin kamu menyadari, Nobita paling pandai dalam bermain karet dan juga menembak. Beberapa episode memperlihatkan kelihaiannya dalam menembak botol dan membentuk karet dalam berbagai macam benda maupun binatang.

Sayangnya, permainan tahun baru yang dimainkan oleh teman-temannya tidak ada membutuhkan kepiawaiannya bermain karet atau menembak. Teman-temannya– seperti Shizuka gemar sekali bermain Hanetsuki1, Takoage2, atau Karuta3.

Tiga permainan tersebut tidak ada yang Nobita kuasai– atau bisa aku bilang dia cukup payah dalam permainan-permainan tradisional tersebut. Biasanya jika sudah terjebak ke dalam salah satu permainan dan kalah, Nobita akan berlari menangis dan mengadu kepada Doraemon.

Seperti biasa, Doraemon yang awalnya bersikap tegas dan berkata kurang lebih, “Kamu harus berusaha, Nobita”. Tapi, seperti biasa pula, Nobita akan menangis semakin kencang dan berakhir Doraemon yang tidak tega. 

Biasanya, Nobita akan kembali semangat ketika Doraemon mengeluarkan salah satu alat ajaibnya dari abad 22. Alat tersebut akan ia pelajari lebih dulu sebelum dipamerkan kepada teman-temannya.

Karena telah mempelajari lebih dulu, Nobita dengan perasaan lebih unggul akan menjelaskan fungsi alat doraemon tersebut pada kawanannya– apalagi Shizuka, ia akan sangat semangat.

Jadi, dapat disimpulkan melalui tulisan ini, Nobita yang lebih memilih bermalas-malasan saat tahun baru daripada bermain bersama gengnya bukan bagian dari tradisi orang Jepang.

Ia bermalas-malasan hanya karena karena pilihan permainannya merepotkan dan ia payah dalam hal tersebut. Kalau menurut kamu bagaimana? Apakah Nobita punya alasan lain? (*/)

  • whatsapp
  • twitter
  • facebook
  • remix
Penulis

Zulfah Sela

Creative writing enthusasist