In Depth

INILAH ALASAN KENAPA API DI KAWAH GUNUNG IJEN BERWARNA BIRU

Lava atau api biru yang menyala di kawah gunung Ijen sangat membuat mata takjub. Menurut Prof Kim Berlo dari McGill University Canada, fenomena ini hanya ada satu saja di dunia, yakni di Indonesia.

title

FROYONION.COM - Kamu tidak akan menyesal ketika memutuskan untuk pergi liburan ke kawah Ijen. Di sana terkenal dengan pemandangan blue flame atau yang biasa disebut warga lokal sebagai lava biru. 

Fenomena ini bahkan menarik perhatian banyak wisatawan luar negeri untuk datang ke gunung yang terletak di kawasan taman wisata Ijen Kabupaten Bondowoso dan Kabupaten Banyuwangi itu.

Jika ke sana, jangan sekali-kali kamu berpikir ingin mendekatinya. Karena warna biru itu tetaplah lava panas berwarna merah-jingga yang lazimnya keluar dari dalam gunung berapi. Namun, karena reaksi kimia, warnanya menjadi berubah biru saat sampai di permukaan kawah.

BACA JUGA: MAU MENDAKI GUNUNG? KETAHUI TIPS JADI PENDAKI YANG CERDAS, PAHAM ATURAN, NORMA, DAN TATA CARA

INI PENJELASAN ILMIAHNYA 

Dilansir dari BBC Science Focus, warna biru itu terbentuk karena gas belerang yang menyembur melalui celah bebatuan (fumarol) dengan suhu yang sangat tinggi hingga 600°C. 

Kemudian gas itu bersentuhan dengan oksigen yang ada di permukaan kawah. Sehingga terpantiklah api berwarna biru.

Di saat itu juga, sebagian gas mengembun menjadi lelehan belerang, yang terus menyala biru dan tumpah ke lereng gunung dan terbentuklah pemandangan yang indah. 

Secara ilmiah, fenomena itu disebut eksitasi elektron. Ketika gas belerang terbakar, panas yang hebat ‘menggairahkan’ elektron di dalam atom belerang. Keadaan tereksitasi ini sangat tidak stabil dan memicu elektron segera melepaskan kelebihan energi dalam bentuk cahaya.

 Meskipun api biru menyala sepanjang waktu, nyala apinya sulit terlihat di siang hari. Namun akan sangat mencolok jika dilihat pada malam hari. 

Di kawah itu sangat tidak dianjurkan seseorang untuk turun dan mendekat. Selain karena medan yang terjal, kawah itu mengeluarkan gas beracun. 

Menurut laporan Big Think, kompleks gunung berapi Ijen memiliki danau asam terbesar di dunia, dengan pH rata-rata sekitar 0. Artinya, kandungan asam sulfat di sana sangat berbahaya.

BACA JUGA: GUNUNG PADANG DINOBATKAN SEBAGAI PIRAMIDA TERTUA DI DUNIA, MENUAI PRO DAN KONTRA

BERBAHAYA TAPI MENDATANGKAN REZEKI

Namun kondisi itu, bagi warga sekitar bukanlah masalah. Mereka mempertaruhkan nyawanya untuk jadi penambang belerang di kawah Ijen. 

Mereka nekat menuruni kawah yang gelap dan mengambil belerang dengan hanya bermodalkan senter di kepala dan keranjang bambu untuk mengangkut bongkahan belereng. 

Penambang di sana, biasanya berangkat pukul 10 malam dan pulang pukul 5 sore. Mereka memanggul hingga 100 kilogram lalu dijual ke pabrik belerang dengan kisaran harga 1.250 rupiah per kilogram. 

sebelumnya blue flame pernah dilaporkan tidak hanya ada di Ijen. Seorang fotografer bernama Grunewald, juga pernah memotret fenomena gunung berapi Dallol di Depresi Danakil di Ethiopia. 

Namun secara struktur geologi sangat berbeda. Selain itu endapan belerang dan gas belerang yang luar biasa tinggi di Kawah Ijen menjadikannya contoh paling menarik dan satu-satunya yang terus terbakar.

  • whatsapp
  • twitter
  • facebook
  • remix
Penulis

Ugik Endarto

Pegiat di Perpustakaan Jalanan Wahana Baca juga berkecimpung di Metallagi.com