Esensi

HIGHEST PAID PERSON'S OPINION (HIPPO), BELAJAR MENEKAN EGO DI DUNIA KREATIF ITU NYATA

Jadi bos yang ngerasa paling benar dan ngambil keputusan sendiri itu juga nggak baik lho, Civs. Kalau ada di posisi itu, coba deh mungkin lo bisa belajar buat menekan HIPPO jadinya nggak mematikan inovasi!

title

FROYONION.COM - Ada satu ulasan menarik yang gue temuin di LinkedIn soal kemenangan Portugal melawan Swiss 6-1 di ajang Piala Dunia 2022 beberapa waktu lalu. Tulisan itu dibuat sama profile bernama Saiful Islam. 

Ulasan doi pada intinya itu membahas soal gimana salah satu pemain kelas dunia dari Portugal, Cristiano Ronaldo bisa menahan ego dan kemampuannya sebagai pemain sepak bola terbaik di dunia untuk berada di bangku cadangan. Keputusan itu nggak lepas dari langkah apa yang diambil sama Fernando Santos sebagai pelatih Portugal. 

Ternyata dengan tidak dimasukkannya CR7 ke dalam squad line-up pertama dalam pertandingan membuat para pemain lainnya jadi lebih bisa lepas dan nggak bergantung pada satu orang saja. Buktinya, kemenangan luar biasa bisa dicapai sama mereka. 

Nah, kita bisa merefleksikan kasus tersebut dengan istilah yang disebut sebagai highest paid person's opinion (HIPPO) effect yang terkadang mungkin malah jadi penyebab masalah suatu tim. 

Jangan kira masalah ini nggak dekat sama lo Civs. Di dunia kreatif, terkadang mungkin lo nggak sadar sudah terlalu bergantung pada pendapat satu orang yang punya power lebih besar dari lo sehingga akhirnya membuat kreativitas yang bisa tereksplorasi lebih jauh dari jadi tertahan.

Banyak kok contoh-contoh dari HIPPO yang mungkin bisa lo temuin secara langsung, misalnya: manager, director, C-Level Management, atau mungkin rekan satu tim lo sendiri yang memang lebih senior di pekerjaan itu. 

BACA JUGA: JOB SEARCH BURNOUT: FENOMENA YANG BISA BIKIN GEN Z STRES MESKI GA KERJA

Situasi itu mungkin sering lo temuin kalau lagi dalam rapat atau brainstorming ide atau gagasan di sebuah forum yang dihadiri sama mereka-mereka dengan jabatan tinggi. Mungkin dalam kondisi itu banyak gagasan yang melayang tapi nggak ada konsensus yang terbentuk.

Nah, HIPPO dalam situasi itu biasanya menjadi lebih dominan dan menjadi orang yang menentukan jenis ide yang akan dipakai dengan cepat. Kalau keputusan itu kemudian disetujui forum dengan cepat tanpa ada pembahasan lanjutan, maka mungkin lo yang ada dalam forum itu terkena HIPPO effect sehingga lebih mudah menyetujui apa yang disampaikan orang terkuat. 

Sebenarnya nggak ada yang salah dengan HIPPO, tapi makna tersebut bisa bergeser kalau lo jadiin keputusan itu sebagai mandat utama yang harus dilakukan secara utuh. Padahal mungkin di situasi itu masih banyak pertimbangan atau ide kreatif lain yang bisa dikembangkan dalam diskusi. 

BACA JUGA: CARA UPGRADE DIRI AGAR LEBIH DISEGANI BUAT LO PEKERJA 9-5

DOMINASI HIPPO

Banyak model pendekatan yang dipakai oleh perusahaan-perusahaan ternama untuk meredam dominasi dari HIPPO selama diskusi dan pengambilan keputusan bakal dilakukan. Upaya itu salah satunya dilakukan buat tidak mematikan kreativitas dari seluruh karyawannya sehingga sumbangsih atas ide yang nyata benar-benar bisa dilakukan.

Dilansir dari B&T Magazine, salah satu contoh metode dipakai oleh perusahaan Andreessen Horowitz yang merupakan salah satu modal ventura paling sukses di Silicon Valley. Mereka bisa berinvestasi pada sejumlah perusahaan teknologi besar di Amerika seperti Facebook, Skype, Twitter, Airbnb. 


 

Perusahaan sebesar ini aja masih punya pandangan buat nggak terlalu menonjolkan kemampuan HIPPO mereka dalam pengambilan keputusan. Kasusnya sama seperti kemenangan dari Portugal melawan Swiss kemarin itu cuy. 

Tapi apa dong yang dilakukan perusahaan ini? 

Mereka memakai kekuatan penyeimbang dalam diskusi sehingga ada sudut pandang yang berlawanan atau mungkin lo bisa sebut sebagai 'countervailing force'. Perdebatan dipancing secara sengaja sehingga ide yang dilontarkan oleh HIPPO nantinya bakal diuji lebih lanjut dalam forum.

Soalnya, belum tentu apa yang mereka putuskan itu merupakan hal yang terbaik dan bisa diambil. Tujuan dari countervailing force itu sendiri adalah buat jadi tim yang sengaja menentang suara mayoritas. 

Cara lain juga dilakukan oleh perusahaan teknologi informasi asal India, Infosys. Dalam artikel yang gue baca, rata-rata usia karyawan mereka adalah 26 tahun tapi satu masalah yang dihadapi dalam perusahaan ini adalah susahnya mengumpulkan feedback atau ide baru dari para karyawan tersebut. 

Manajemen dan eksekutif senior dalam hal ini pun seolah jadi HIPPO yang memegang puncak pengambilan suara di perusahaan. Padahal, mereka punya semangat buat nggak mengabaikan suara-suara non dominan di perusahaan.

Satu cara yang mereka lakukan adalah dengan membuat program yang disebut 'Voice of Youth' di mana anak-anak muda dengan kinerja baik di perusahaan itu dimasukkan dalam suatu forum dan seolah mendapat kursi 'dewan' dalam manajemen perusahaan.

Nggak ada batasan dalam diskusi tersebut, mereka bisa berdebat ataupun mengkritik semua aspek bisnis yang ada dalam perusahaan. Tujuannya adalah untuk mengidentifikasi masalah yang ada dan menangkap ide-ide dari para karyawan. 

Harapan akhirnya adalah bisa menjadi sebuah inovasi dan mengembangkan layanan dari perusahaan itu sendiri. 

Gue pun ngerasa hal yang sama, menurut gue terkadang bos yang berada di tingkatan level tinggi perusahaan juga harus punya rasa kepercayaan terhadap ide apa yang dilontarkan oleh sang anak buah. Satu hal yang penting sih buat gue adalah nggak mengabaikan ide yang mereka kasih begitu saja.

Harus diingat kalau anak buah dan mereka yang bukan HIPPO di perusahaan itu terkadang lebih mengerti persoalan di akar rumput karena langsung berhadapan dengan masalah itu sehari-hari. Jadi, ide yang mereka punya pun akhirnya jadi lebih relate dan dibutuhkan dibanding dengan apa yang dirasakan oleh HIPPO. 

Dari cerita CR7 yang legowo buat dicadangkan selama pertandingan, lo juga mestinya bisa belajar tentang apa yang namanya: kerendahan hati. Bayangin cuy, kemenangan itu mungkin nggak sebanding dengan momen CR7 nggak bisa turun langsung main di lapangan sejak awal dan show off.

Tapi doi tetap mau nurunin egonya dan terima keputusan yang mungkin saat itu adalah yang terbaik buat tim mereka. Hasilnya, bener kan bisa menang 6-1 lawan Swiss. Meskipun akhirnya Portugal kalah juga lawan Maroko di pertandingan berikutnya, tapi tetap kita harus respect sama CR7 buat kerendahan hatinya cuy. (*/)

  • whatsapp
  • twitter
  • facebook
  • remix
Penulis

Michael Josua

Cuma mantan wartawan yang sekarang hijrah jadi pekerja kantoran, suka motret sama nulis. Udah itu aja, sih!