
Katanya hangout bisa membangun kekompakan antarkaryawan. Emangnya iya?
FROYONION.COM - Seperti yang kita ketahui bersama, “hangout” seringkali menjadi salah satu cara yang biasa dilakukan perusahaan untuk “membangun bonding” antar personil tim.
Biasanya bentuk kegiatan-kegiatan hangout ini ada macam-macam. Bisa dengan ngopi-ngopi cantik di cafe, nonton film bersama, olahraga atau nge gym bareng atau bisa juga berlibur bersama (staycation).
Bagi sobat karyawan karyawati angkatan pandemi, mungkin juga tak asing dengan “hangout” model online seperti bermain game atau tebak-tebakan secara daring.
Namun apapun bentuknya, konon katanya, kegiatan ini sebagai salah satu upaya untuk merekatkan hubungan antar orang-orang yang ada dalam satu tim, ataupun lintas divisi.
Lebih jauh, dengan semakin terjalinnya kearaban antar anggota, harapannya dapat lebih memudahkan komunikasi sehingga flow pekerjaan dan target juga jadi lebih mudah tercapai.
Namun sayangnya apa yang menjadi harapan tak semuanya mulus sesuai rencana.
Ada beberapa jenis pekerja yang “agak mager” dengan kegiatan 'bersenang-senang' seperti ini. Bukan tanpa alasan, kegiatan hangout seperti ini biasanya punya pola yang 'begitu-begitu saja'. Diawali dengan perkenalan ditutup dengan kesan pesan. Membosankan bukan? Hehe.
Gue sendiri punya pendapat bahwa hangout bukan cara efektif untuk membangun bonding tim.
Terlebih, nggak semua orang suka hangout.
Misalnya ada tipe orang introver yang ‘energi nya mudah habis’ jika harus berusaha haha hihi dengan banyak orang lain.
Ada juga tipe orang yang bukan males bersosialisasi, namun karakternya cenderung pemalu dan tak se luwes itu untuk berinteraksi dengan beragam jenis manusia.
Seorang teman pernah bercerita bahwa energinya habis ketika harus berbasa-basi dengan banyak orang. Bahkan ia sampai merasa pusing dan ingin cepat-cepat pulang ke rumah.
"Gue capek banget ngeliatin kalian ngobrolin A-Z. Kagak relate gue, tenaga gue rasanya habis pengen rebahan," celetuk seorang teman.
Beberapa orang juga mengalami kesulitan bila harus memulai pembicaraan darimana. Nah dalam kondisi seperti ini, diperlukan seorang “perekat” agar bisa mencairkan suasana.
Namun terkadang, acara kumpul-kumpul seperti ini tidak benar-benar efektif bisa menyatukan semua pihak.
BACA JUGA: KERJA NGGAK CUMA SOAL DUIT ATAU GAJI
Setelah gue mengamati dan mendengarkan beberapa cerita temen gue, gue jadi bisa sedikit memahami. Setidaknya ada tiga alasan, kenapa seorang pekerja “males” buat ikut acara “seneng-seneng” alias hangout kantor.
Yap! Bener banget, nggak dipungkiri apabila kegiatan hangout diikuti oleh banyak orang apalagi lintas divisi atau departemen, pasti ujung-ujungnya bergerombol sesuai dengan orang yang paling ia kenal/dekat.
Nggak salah juga sih, tapi bagi sobat pekerja tipe moderat alias, tengah-tengah, kagak punya gank hal ini tentu bikin males.
Hangout yang sejatinya bisa menjadi wadah ‘ngobrol’ bersama malah terdikotomi.
Disinilah perlunya sosok manusia yang bisa merangkul semua anggota dari hulu ke hilir. Menghidupkan suasana dan merangkul semua orang. Sehingga acara hangout jadi lebih hidup dan menyenangkan.
2. Rules acara yang nggak jelas, monoton
Sejatinya, hangout yang menyenangkan adalah kegiatan yang bisa mengakomodir kepentingan semua anggota. Pokoknya siapa yang ikut ya musti bisa “dirangkul” semuanya.
Walau tidak mungkin menyenangkan semua pihak, paling tidak acaranya “jelas mau ngapain”. Kadang-kadang nih, sudahlah ikut acara, mengeluarkan biaya dan tenaga, eh acara nya nggak jelas. Malah pada ngobrol ngalor ngidol sendiri.
Atau yang paling parah masih pakai acara ala mahasiswa yang lagi di ospek, perkenalan maju satu per satu, kemudian ditanya-tanya basa-basi yang membosankan dan ujung acara nya hanya mengeluarkan kesan pesan selama kerja di kantor. Lah ini hangout atau farewell?
3. Personal reason
Nah kalau yang ini biasanya jadi alasan yang paling bisa dimengerti dan ditolerir. Misalnya, ada kerabat atau keluarga yang sakit, atau ada janji penting yang sudah lebih dahulu disepakati.
Beberapa dari lo mungkin mengerutkan kening dan membatin, “terus kalau nggak hangout, gimana bisa bangun bonding dengan tim?”
Percaya atau ngga percaya, menurut gue ada cara yang paling indah *cielah untuk membangun sebuah bonding tim. Mungkin hasilnya tidak instant, tapi percayalah cara ini sangat manjur dan bisa membangun kerjasama tim yang sangat baik.
1. Diskursus
Nggak perlu jauh-jauh pergi staycation, dengan membangun sebuah diskursus yang baik akan membangun dan melatih skill berkomunikasi. Disini kita jadi belajar, bagaimana cara berbicara, dan menyampaikan pesan kepada orang lain dengan efektif. Apalagi kepada orang dengan beragam watak, karakter, bahkan budaya. Siapa tahu kan dalam satu tim terdiri berasal dari beragam daerah, tentu punya kebiasaan yang berbeda-beda.
2. Kompromi
Membiasakan diri berdiskusi terkait pengambilan keputusan atau menyelesaikan masalah, tentu tidak bisa serta merta mengedepankan ego. Kayak hubungan, kalau meninggikan ego, pasti berantakan bukan? Hehe
Nah dengan belajar berkompromi satu sama lain akan menciptakan suasana kerja yang kolaboratif. Saling membantu, bahkan mem-backup jika ada salah satu personil ada yang kesulitan/sakit.
3. Bercanda
Siapa bilang kerja musti serius melulu? Nggak juga kok! Disela-sela bekerja, misalnya saat jam istirahat atau makan siang kita juga bisa menyempatkan waktu bercanda. Entah ngobrolin hal-hal lucu, hobi, entertainment, atau sekadara sh*tposting di group buat sobat-sobat yang masih WFH juga nggak kalah seru!
Bercanda diwaktu yang tepat juga dapat mencairkan suasana sehingga meluruhkan tembok atau sekat antar pekerja.
Dengan membiasakan diri menjadi pendengar yang baik, menyelesaikan masalah dengan berdiskusi, secara tidak langsung akan mengasah skill berkomunikasi dalam tim. Puncaknya, jika ada satu kendala bisa saling kompromi satu sama lain. Eits!
Kompromi bukan artinya “men-yaudah-kan” sebuah masalah tapi menyelesaikan masalah dengan kepala dingin dan dipikirkan dengan lebih mindful.
Kemampuan kita mengerti orang lain akan saling men trigger antar pekerja untuk sama-sama saling memperjuangkan tim agar achieve the target! Dan bonusnya? Kebiasaan-kebiasaan tersebut akan membentuk bonding antar pekerja terasa lebih erat.
Nah, kalo lo sendiri tipe orang yang suka hangout atau nggak nih, Civs? (*/)