Esensi

'FRIENDS WITH BENEFITS', HUBUNGAN YANG RUMIT ATAU ASYIK?

Menjalin hubungan dan nggak saling komitmen kayak Friends with Benefits, sebagian orang ngerasa rumit. Tapi buat sebagian yang lain, hubungan ini justru mengasyikkan. Menurut lo gimana, Civs?

title

Wah siapa yang nggak tau Friends with Benefits (FWB)? Dari sumber yang gue temukan, FWB itu suatu hubungan pertemanan layaknya orang pacaran, tapi keduanya nggak saling memiliki komitmen serius dan nggak adanya status pacaran Civs.

FWB bukan lagi hal baru, malah semakin populer di kalangan anak-anak muda jaman sekarang, terutama yang tinggal di kota besar. Biasanya yang berselancar di Twitter tau nih hehe. Cuitan yang sering muncul berisi ajakan mutual-an, tak lupa disisipkan inisial pengirim Female (F) atau Male (M), juga umur dan kota tempat ia tinggal.

“Mutulan yuk! F25 Tangerang Selatan” cuit salah seorang cewek berusia 25 tahun asal Tangerang Selatan, melalui akun pencari FWB di lini masa Twitter.

Cuitan mereka yang dipromosi lalu menyebar cepat di laman Twitter para pengikut akun penyedia jasa FWB. Satu dua balasan komentar mulai bermunculan dari akun lawan jenis. Nggak butuh waktu lama, cuitan itu berhasil mengumpulkan ratusan retweet dan like dalam waktu tiga jam.

Biasanya untuk mengundang daya tarik, foto-foto erotis disematkan juga dengan kata-kata. Nggak jarang akun itu memperlihatkan anggota badan tertentu yang membuat mata enggan berkedip, hehe.

Pengguna akun cowok juga sama, melakukan hal yang serupa. Tapi dari penelusuran gue, kalau cowok yang dipromosi, komentar dan like yang mereka peroleh jumlahnya sedikit, biasanya cuma 8 sampai 12 like aja.

Nah gue juga sempat mencari tau, kalau kebanyakan akun-akun itu nggak pake akun asli, meski ada, tapi jumlahnya sedikit. Mungkin mereka menyembunyikan karakter dan identitas asli pemilik akun agar mereka lebih ‘bebas’ mengekspresikan sisi lain dari dirinya.

Mereka yang menjalani FWB biasanya mendambakan teman kencan baru. Muncul dari rasa penasaran atau bosan sama pasangan. Dan hubungan ini menurut Psychologytoday.com umum banget dikalangan anak muda usia 20-an. Bahkan lebih dari 50 persen punya hubungan kayak gitu.

Hubungan ini biasanya sebatas aktivitas seksual suka sama suka sebagai bentuk ‘manfaatnya’. Dan cuma butuh waktu yang singkat buat menuju ke tahap yang lebih intim. Nggak jarang setelah komunikasi intim melalui pesan singkat dan cocok, mereka saling bertemu. Kalau hubungan ini nggak lanjut, kondisi ini dikenal istilah One Night Stand (ONS).

Selain itu, ada juga istilah netflix and chill yang digemari oleh para milenial setelah mereka mendapatkan partner yang dirasa sesuai dengan kriteria yang diinginkan.

ASYIKNYA FWB-AN

Dari beberapa narasumber yang gue wawancarai dan nggak mau disebutkan namanya, mereka sepakat kalau FWB an itu asyik. Misal, ketika lo lagi membutuhkan teman, kapan aja lo bisa menghubungi FWB an lo buat nemenin pas lagi kesepian. Dan ini menyenangkan ketika lo lagi jomblo ya.

“Pokoknya asyik, selama partner kita nggak saling baper dan jaga privasi sampai kapanpun,” kata mereka.

Privasi jadi sangat penting ketika lo menjalani FWB dengan teman atau sahabat lo sendiri. Dan menurut mereka, FWB bukan sekedar teman senang-senang dalam satu ranjang. Ada di dalamnya menjaga privasi yang mungkin hanya bisa dilakukan oleh orang-orang yang memiliki pikiran terbuka.

Mereka menjalin hubungan FWB ini hanya sekedar suka dan nggak mau menjalin asmara loh. Mereka mengakui kalau nggak ada perasaan cinta sama sekali yang muncul satu sama lain.

Biasanya mereka menjalin FWB karena ada kecocokan. Misalnya cocok dalam obrolan, terus nyambung dan membuat keduanya nyaman, tapi nggak mau lebih jauh dalam hal asmara. Dan mereka mempertahankan itu.

FWB BUAT ALASAN

FWB ini juga jadi alasan yang sering diungkapkan oleh kebanyakan cewek. Gue baru tau kalau mereka pakai alasan FWB buat mengusir rasa jenuh ketika jomblo, agar seakan-akan menjalin hubungan dengan seseorang. Makanya mereka berteman layaknya orang pacaran untuk sementara waktu.

Nah sambil menjalani FWB, mereka juga mencari orang yang tepat Civs. Dan hubungan FWB jadi salah satu solusi biar nggak terlalu keliatan aja kalau jomblo.

GAK ENAKNYA FWB-AN

Nah, FWB an juga ternyata ada ga enaknya nih Civs, dari beberapa sumber yang gue kumpulkan, kalau hubungan ini cukup rumit. Banyak faktor yang membuat hubungan ini perlu dipikirkan sebelum lo memilih menjalaninya

Contoh aja saat perasaan cinta udah muncul, lo nggak bisa menuntut lebih karena kesepakatan yang kalian buat cuma sebagai teman. Ini sih risiko yang paling nggak enak. Kalau udah punya perasaan lebih, mungkin hal yang bisa lo lakukan cuma memendam karena kalian nggak bisa saling terbuka.

Karena potensi munculnya ketertarikan romantis yang kadang nggak diinginkan dalam suatu hubungan. Dan akhirnya salah satunya dirugikan, karena nggak menjaga komitmen untuk tidak saling suka.

Selain itu, hubungan ini juga menyangkut dengan harga diri. Pertemanan atau persahabatan umumnya didasari atas rasa saling menghargai. Karena cuma sebatas teman atau sahabat, kita nggak akan keberatan kalau dia punya acara lain saat bersama kita. Beda kalau lo FWB, ketika partner lo tiba-tiba pengen pergi kencan dengan orang lain, gimana? Padahal lo lagi make out, lo nggak punya hak buat larang kan?

Dan yang paling dikhawatirkan dari hubungan FWB itu tinggi risiko terkena PMS alias penyakit menular seksual. Karena nggak ada komitmen yang terikat, pasangan bebas aja saling gonta-ganti pasangan. Kemungkinan besar mereka terkena penyakit seperti HIV, sifilis, klamidia dan lainnya.

Makanya penting alat kontrasepsi untuk mencegah hal-hal tersebut, termasuk menghindari kehamilan yang tidak direncanakan. Bermainlah dengan aman dan nyaman.

Oiya Civs, untuk menjalin sebuah hubungan FWB, nggak boleh ada yang namanya paksaan ya. Semua aktivitas seksual harus berdasarkan persetujuan kedua belah pihak. (*/)

  • whatsapp
  • twitter
  • facebook
  • remix
Penulis

Abdurrahman Rabbani

Cuma buruh tinta yang banyak cita-cita.