Esensi

FENOMENA ‘NGALTER’ ANAK-ANAK TWITTER ZAMAN SEKARANG

Kegiatan yang dilakukan dalam wadah anonim yang sering disebut ‘Ngalter’ jadi semakin marak di kalangan anak muda. Tetapi, apa sih alasan yang mendasari untuk punya akun alter?

title

Civs, masih pada suka main Twitter nggak? Mungkin mayoritas kita suka scrolling-scrolling timeline Twitter buat nyari-nyari info penting tentang perkuliahan atau pekerjaan, atau mungkin sekedar having fun buat ngisi waktu luang di sela-sela kesibukan sehari-hari.

Nggak bisa dipungkiri, banyak banget fungsi Twitter yang bisa dimanfaatin di hampir seluruh kesibukan kita. Platform ini bisa jadi wadah yang positif dan juga negatif, tergantung cara kita memandang dan berperilaku di dalamnya. Mulai dari dipake jualan, promosi dagangan, atau campaign perusahaan, semuanya bisa dilancarkan di Twitter.

Di luar itu, ada satu fenomena unik yang mulai sering kita temui di Twitter. Fenomena ini sering kita kenal dengan kegiatan ‘ngalter’, atau kegiatan di mana seseorang mempunyai akun anonim selain akun utama buat ngelakuin kegiatan-kegiatan tertentu, terlepas dari norma atau batasan khusus yang ada di kehidupan bersosial kita.

Definisi ‘Alter’ ini sendiri berasal dari kata ‘Alternate’ atau ‘Alternate Ego’, yang berarti personalitas atau kepribadian lain dari seseorang di luar kepribadian yang diketahui khalayak umum. Simpelnya, orang yang punya akun ‘Alter’ punya sebuah ‘wadah’ yang aman dan nyaman untuk melakukan kegiatan-kegiatan yang biasanya nggak dilakukannya di dunia nyata. Terlebih juga, akun ‘Alter’ lebih anonim, jadi sosok di balik akun itu nggak banyak diketahui orang lain.

Kegiatan ‘ngalter’ ini bagi sebagian netizen sering dikonotasikan ke hal-hal yang kurang baik di mata sosial. Kebanyakan, orang-orang yang ‘ngalter’ ini menggunakan akunnya untuk ngerusuh di timeline, buzzers atau penggiring opini tentang isu-isu tertentu, atau bahkan menjajaki akun-akun bot alter base atau menfess yang isinya ‘berbau’ 18+.

Di sisi lain, orang yang memutuskan untuk ‘ngalter’ di Twitter terkadang cuma nggak pengen mendapat banyak gangguan dari lingkup followers di akun utamanya. Seseorang bisa asyik sendiri di akun alter-nya tanpa ada pertanyaan atau cibiran atas kelakuannya di sosial media, terutama dari orang-orang yang dikenal di dunia nyata.

Terus, muncul sebuah pertanyaan, “Emang sepenting apa sih buat seseorang untuk punya wadah anonim? Nggak cukup emangnya punya 1 akun utama aja?”

Menurut pandangan pribadi, dalam bersosial media itu penting untuk menjaga sebuah image, apalagi buat yang udah punya kerjaan. Nah, masalahnya, nggak semua lingkup pertemanan atau followers di media sosial punya tingkat toleransi yang sama dalam memandang sebuah kegiatan atau pendapat dari seseorang.

Apalagi, di zaman sekarang ada yang namanya ‘cancel culture’ atau budaya pengenyahan, di mana seseorang mudah banget untuk dikucilkan dari lingkungan sosial tertentu karena ucapan atau perbuatan yang dilakukan nggak sesuai sama norma sosial pada umumnya.

Nah, wadah anonim ini dimanfaatkan buat menunjukkan ekspresi atau pendapat yang mungkin segan untuk dibagikan di akun utama, atau mungkin nggak disetujui sama kebanyakan orang di dunia nyata ataupun di akun utama. Mungkin, hal ini juga yang jadi akar permasalahan kenapa banyak orang-orang memilih untuk punya akun ‘alter’.

Akun media sosial utama tetep bisa dipake jadi alat personal branding, di mana image dan profesionalitas yang dijaga. Sebaliknya, akun ‘alter’ bisa dipake sebagai alat berekspresi tentang sesuatu tanpa takut image yang dibangun bakal jadi buruk karena opini atau pendapat yang dibagikan.

Alhasil, ada bubble effect yang terjadi, di mana sekumpulan orang yang ‘ngalter’ biasanya punya lingkup pertemanan yang terbatas di antara akun-akun ‘alter’ lainnya. Karena anonimitas yang mereka miliki itu, mereka merasa bebas berekspresi tanpa harus memikirkan efek atau konsekuensi sosial yang mungkin aja terjadi kalo pendapatnya dibagikan di akun utama.

BACA JUGA: 'FRIENDS WITH BENEFITS', HUBUNGAN YANG RUMIT ATAU ASYIK?

GUE JADI BINGUNG, BEDANYA AKUN ALTER SAMA 2ND ACCOUNT APAAN?

Nah, kita perlu bedakan nih antara akun alter dan 2nd account. Kalau 2nd account itu biasanya masih diisi dan berhubungan sama temen-temen deket di real life. Menurut gue, 2nd account itu sebagai wadah seseorang untuk curhat atau sharing tentang sesuatu yang cuma pengen dibagi ke temen-temen yang udah deket aja, bukan ke orang yang sepenuhnya nggak dia kenal di kehidupan nyata layaknya akun alter.

Memang, mungkin beberapa akun alter pun nampaknya masih terkait sama lingkup pertemanan di real life juga.

AKUN ALTER BIASANYA DIPAKE NGAPAIN AJA SIH?

Jawabannya ada banyak. Mulai dari fanboy/fangirl-ing sang idola, akun ‘sambat’ kehidupan sehari-hari, akun gosip artis, sampe ke akun penggemar olahraga. Intinya banyak banget yang bisa dilakuin seseorang lewat akun ‘alter’-nya. 

Di sisi yang lebih ‘gelap’, banyak akun-akun alter berisikan konten-konten dewasa bahkan jadi ‘ladang’ prostitusi online. Fenomena akun alter 18+ ini yang kalo diliat-liat sih mirip banget sama platform-platform kencan online pada umumnya, di mana seseorang mencari ‘mutual’ atau pengguna akun alter lainnya yang punya ‘ketertarikan’ yang sama. Khususnya di Twitter, konten yang dibagikan di akun-akun itu pun eksplisit dan berbau pornografi.

Biasanya, akun-akun alter ini dapet mutual / kenalan yang berasal dari akun bot alter base 18+. Hubungan yang dijalin antar sesama akun alter ini pun kebanyakan transaksional, yang artinya ada hubungan give and take (memberi dan mengambil), biasanya berupa uang dengan ‘jasa’ atau ‘produk’ yang berhubungan pornografi.

Hal ini juga yang menyebabkan akun bot alter base sering di-ban dari Twitter, karena ada unsur akun yang eksplisit atau bahkan NSFW (Not Safe for Work).

CIVILLIONS BERSUARA: AKUN ALTERNYA DIPAKE BUAT APA AJA NIH?

Lewat polling dan question box yang dibagikan di Instagram Story @froyonion beberapa waktu lalu, banyak Civillions yang bersuara tentang kegunaan akun alter.

Jawaban Civillions yang masuk cukup beragam, tapi kebanyakan sih tujuannya supaya bisa bebas berekspresi, mengutarakan unpopular opinion tanpa merasa dihakimi, nunjukin jati diri yang asli, dan buat dipake curhat sama temen-temen deket.

Nah, beberapa alasan Civillions ini gue rasa jadi salah satu keunggulan dari akun alter. Terkadang, kita takut untuk berekspresi dan ngutarain pendapat yang beda dan anti-mainstream karena takut di-cap sebagai orang yang ‘nggak umum’. 

Lewat akun alter, orang lain yang baca dan denger pendapat kita nggak bisa langsung nge-judge simply karena mereka nggak tau kita siapa, pun seandainya tau dan kenal, ya itu masih dalam kontrol kita karena isinya pasti temen-temen deket yang memang kita percaya untuk saling follow akun alter masing-masing.

Di sisi lain, menurut beberapa Civillions, akun alter berguna untuk ngetes upload karya yang belum PD untuk di-upload di akun utama, pelan-pelan membangun portfolio lewat sosial media tanpa harus takut image-nya hancur dalam prosesnya.

Selain itu, jawaban lainnya dari Civillions tentang tujuan punya akun alter yaitu untuk ngebedain mana akun untuk kehidupan pribadi atau hobi dengan akun kehidupan pekerjaan.

Kayak yang udah gue sempat jelasin di atas, terkadang kehidupan pekerjaan menuntut seseorang untuk punya suatu branding atau image tertentu yang sesuai dengan tuntutan kerjanya.

Di sini lagi-lagi akun alter punya peran penting untuk kesehatan ‘mental’ seseorang di sosial media. Dengan adanya akun alter, orang jadi punya media untuk jadi diri sendiri tanpa perlu mikirin tanggapan rekan kerja atau atasan yang mungkin saling follow di akun utama.

Ada juga Civillions yang punya akun alter buat riset pasar untuk dagangannya. Kalo soal ini, mungkin kebanyakan akun alter awalnya jadi ‘silent reader’ ya, memantau tren dan kejadian yang lagi rame, terus bisa juga nyari target dan kemudian perlahan-lahan nyisipin promosi terselubung dan jualan dagangannya, contohnya kayak akun alter yang dipake jualan OTT kayak Netflix, Spotify, dan lain-lain.

Nah, Civs, dalam bersosial media, kita perlu tetap bertanggung-jawab sama apa yang kita bagikan dan utarakan. Boleh aja sih punya akun alter, tapi tetep inget ya, selalu ada pro dan kontra dari setiap pendapat dibagikan, terlepas dari anonimitas dan rasa ‘aman’ yang diberikan oleh aktivitas ‘ngalter’ ini. (*/)

  • whatsapp
  • twitter
  • facebook
  • remix
Penulis

Garry

Content writer Froyonion, suka belajar hal-hal baru, gaming, dunia kreatif lah pokoknya.