Esensi

FENOMENA RENTAL PACAR KATA SOSIOLOG, BUKAN SEKADAR FOMO TAPI KEBUTUHAN MASYARAKAT MODERN

"Fenomena rental pacar belakangan menyita perhatian publik setelah seorang YouTuber mengunggah video podcast-nya bersama seorang pelaku 'pacar pura-pura'. Froyonion.com sekarang coba ngobrol sama sosiolog soal fenomena yang ternyata mulainya dari Jepang ini".

title

FROYONION.COMBelakangan di media sosial viral beberapa akun yang "menjual jasa" pacar sewaan yang banyak menarik perhatian berbagai kalangan. Mereka para pelaku rental pacar itu beberapa kali diminta kliennya untuk menemani jalan-jalan atau hanya sekadar untuk mengisi waktu di kala gundah dan sepi.

Tarif yang dibebankan pada kliennya pun beragam tergantung dari servis yang diberikan. Mulai dari puluhan hingga ratusan ribu para tuna asmara keluarkan, demi memenuhi hasrat keinginan memiliki seorang teman untuk bercerita.

Namun, fenomena baru di Indonesia ini nyatanya sudah lama berkembang di Jepang. Sosiolog dari Universitas Padjadjaran, Ari Ganjar yang cerita pada Froyonion.com. Membuktikannya, ia mendapatkan keterangan itu langsung dari mahasiswa yang merupakan warga asli Jepang.

Waktu itu, perbincangan ia buka dengan menanyakan masalah sosial yang terjadi di Jepang. Sembari membandingkan masalah sosial di Indonesia yang lebih banyak soal kemiskinan, Ari Ganjar menanyakan masalah sosial di Jepang pada mahasiswanya.

Mahasiswa itu pun menjawab. "Masalah sosial di Jepang adalah lebih banyak soal kesepian dan kesendirian termasuk juga yang dialami anak muda". Menurut Ari Ganjar, masalah kesepian ini erat kaitannya dengan "bisnis" rental pacar.

"Karena ada semacam sinkron antara kesepian dengan bisnis sewa pacar termasuk yang paling awal di Jepang. Ini bisa jadi clue bagi kita, barangkali ini menjadi faktor penyebabnya," kata dia saat wawancara dengan tim Froyonion.com.

Masyarakat modern yang makin cerdik memanfaatkan situasi dengan kreativitasnya mampu menciptakan jalan keluar bagi para tuna asmara yang butuh belaian kasih sayang. Caraya ya lewat rental pacar tadi.

Selain itu, menurut Ari Ganjar, adanya dorongan dari dalam diri soal rasa penasaran memiliki kekasih hati pun mendorong adanya keinginan untuk merental pacar. Apalagi, stigma di masyarakat soal pengertian pacar adalah teman curhat, ngobrol, bahkan rumah tempat berkeluh-kesah. Nah, sensasi yang jarang dirasakan oleh para tuna asmara ini membuat rental pacar makin nge-trend.

Meskipun kita tahu, kalau pacar yang diajak ngobrol, curhat, atau mungkin jalan itu, hanya artificial alias buatan dan semu.

"Meskipun itu artificial tapi setidaknya ada kebutuhan yang terpenuhi meskipun tidak sepenuhnya," tuturnya.

BACA JUGA: FENOMENA RENTAL BOYFRIEND DI KALANGAN ANAK MUDA UNTUK MENGATASI KESEPIAN

BUKAN SOAL FOMO TAPI KEBUTUHAN SI KLIEN

Yang menarik adalah Ari Ganjar bilang kalau tren rental pacar ini bukan hanya sekadar FOMO tapi lebih jauh lagi yaitu soal kebutuhan interaksi sosial manusia. Bisa diambil contoh, kalau si klien sewa pacar hanya untuk chat itu boleh jadi si penyewa itu tak ingin privasinya diketahui dan murni ingin punya teman curhat aja.

Sosiolog Unpad ini pun menilai kalau kebutuhan interaksi antar manusia ini kecil kemungkinannya untuk dipublikasikan. Karena si klien justru cenderung malu kalau ia ketahuan sewa pacar oleh teman-temannya. Bisa dibilang apa nanti? Mungkin itu yang ada di benak si klien.

"Kalau bagi orang yang hanya chat itu kebutuhannya untuk privasi dan mungkin itu tidak akan cerita ke teman-temannya, karena pacaran kok bayar, lalu kemudian kalau dia upload di medsos sedang foto dengan yang ia akui dengan pacarnya, bahwa ia juga tak akan mengaku bahwa ia sewa pacar," jelasnya.

Nah, gimana kalau ada penyewa pacar ini umbar di media sosial? Ini juga dijawab oleh Ari Ganjar. Kata dia, diunggahnya pacar di media sosial itu sebagai bukti pada lingkungannya kalau si klien ini bisa punya pacar. titik. Jadi itu bukan tujuan utamanya.

"Media sosial sebagai sarana aja, kalau dia butuh pengakuan itu dia share di medsos, tapi kalau untuk keperluan pribadi dia tidak akan share di medsos".

TERUS APA DAMPAK KEDEPANNYA KALAU FENOMENA RENTAL PACAR INI MAKIN MARAK?

Ini yang jadi perhatian juga sebenarnya. Kita ambil model lagi di Jepang ya. Negeri asal Naruto itu identik dengan individualis dan tentu masalah sosialnya adalah kesendirian dan kesepian. Beberapa hal di Jepang pun ikutan "bikin subur" rasa kesendirian ini salah satunya dengan meja makan khusus yang didesain untuk satu orang doang.

Tapi kalau di Indonesia ini kan beda. Indonesia yang punya prinsip kekeluargaan dan gotong royong itu pasti kewalahan kalau fenomena ini jadi besar dan marak di masyarakat. Ari Ganjar pun setuju kalau di Indonesia secara sosial beda dari Jepang. Kata dia se-addict-nya orang itu main medsos saat sendiri pasti dia punya circle sendiri.

Jadi, kalau fenomena ini jadi besar di Indonesia, kita harus pasang alarm kalau Indonesia ini lagi nggak baik-baik aja. Karena ada interaksi yang terhambat antara masyarakat di Indonesia.

"Kalau menurut saya fenomena ini berkembang ini menandakan ada masalah di masyarakat kita ada interaksi di masyarakat kita yang tersendat. Kalau di banding Jepang, itu kan orang sendiri, kalau di kita main medsos tapi juga kumpul bareng, ini kan artinya interaksi menjadi tetap terjaga dengan seperti itu bisa saja orang dapat pasangan dan dapat jodoh," tegasnya.

Apalagi, jasa rental pacar ini ngga bisa diikutin semua orang. Kenapa? Yak betul, karena tarif yang cukup mahal jadi bikin sebagian orang mikir lagi untuk sewa pacar. Mendingan uangnya dipake game, mendingan uangnya dipake hobi, dan macam-macam mending yang lainnya.

"Selama modernisasi tidak sampai se-ekstrem di Jepang, sewa pacar ini hanya dipergunakan oleh kalangan tertentu tidak sampai menjadi besar. Apalagi itu kan bukan harga yang murah artinya ada kalangan tertentu yang bisa seperti itu," tambahnya lagi.

Tapi, di samping itu semua, Sosiolog Unpad ini juga menyoroti keamanan penyedia jasa rental pacar. Alih-alih dapat cuan, malah mengancam keamanan.

"Tapi yang perlu disoroti adalah safety-nya dari sewa pacar ini bisa saja perempuan itu diculik. Sering juga yang seperti itu, jangankan sewa pacar, yang kenalan di facebook juga ada kejadian. Ini yang harus jadi perhatian, harus antisipasi jangan sampai ini jadi target bagi predator," kata Ari Ganjar sambil nutup obrolan.(/*)

BACA JUGA: SERING MAKAN SAMBIL NONTON, BISA JADI LO KESEPIAN

  • whatsapp
  • twitter
  • facebook
  • remix
Penulis

Haidar Rais

Content Writer yang lagi belajar menikmati setiap perjalanan, asam garam, semuanya. Mohon doanya.