Esensi

BAGAIMANA ‘GAMES’ MENCERMINKAN BUDAYA MASYARAKAT

Main game ternyata nggak cuma sebagai pengisi waktu kosong. Di baliknya, ada manfaatnya juga bagi persatuan dan kesatuan sebuah masyarakat sekaligus jadi penanda karakter masyarakat yang memainkannya. Kok bisa ya? Simak penjelasannya di sini.

title

FROYONION.COM - Sering maen game PUBG, Mobile Legends, atau Valorant bareng temen-temen satu circle? Nah, ternyata itu bukannya aktivitas yang nggak ada gunanya, Civs. Sains membuktikan bahwa gaming bareng temen terbukti bisa mempererat hubungan antaranggota sebuah komunitas/masyarakat yang lebih solid lagi.  Dan games juga bisa menjadi petunjuk mengenai karakter sebuah masyarakat atau komunitas juga lho. Demikian menurut Sarah Leisterer-Peoples, peneliti dari Max Planck Institute for Evolutionary Anthropology di Leipzig, Jerman.

Ini karena permainan dari jaman baheula udah dipake manusia untuk menyimpan dan mengajarkan informasi budaya yang spesifik ke para anggota sebuah komunitas. Misalnya nih liat aja game terakhir yang pernah lo mainin, apakah itu game yang sifatnya kerjasama, persaingan, atau individual?

Kalau kita hidup dan tinggal di lingkungan budaya yang mengutamakan kemenangan, kita bakal cenderung lebih sering memainkan game yang bersifat kompetisi. Ini berlaku di negara-negara yang masyarakatnya menganut budaya kompetisi yang kental seperti negara-negara Eropa Barat. Contohnya aja Jerman yang emang dikenal ambisius dalam bidang sains dan teknologi. 

KOMPETITIF VS KOOPERATIF

Sebuah penelitian mengungkapkan games yang bersifat persaingan lebih banyak dimainkan di dalam masyarakat yang mengedepankan hierarki sosial. Masyarakat penyuka games kompetitif biasanya juga sensitif pada perbedaan status dan kekayaan material seseorang.

Sebaliknya, di sebuah masyarakat dengan budaya egaliter, games yang dimainkan orang-orangnya lebih banyak yang bersifat kooperatif. Mereka lebih menikmati permainan dengan konsep kerjasama antaranggota tim.

Games pada dasarnya dapat mencerminkan aspek-aspek budaya manusia seperti seberapa kompetitif dan kooperatif sebuah masyarakat dan budayanya.

Hal ini bisa terjadi karena games meniru perilaku masyarakat di dunia nyata. Masyarakat dengan kecenderungan berperang di masa lalunya menurut penelitian lebih banyak memiliki permainan yang bersifat kooperatif daripada kompetitif. Sementara itu, masyarakat dengan sejarah masa lalu yang kental dengan perang saudara atau konflik internal memiliki permainan yang lebih banyak bersifat kompetitif daripada kooperatif.

Perkembangan permainan dalam sebuah masyarakat juga bisa mencerminkan fase-fase evolusi yang dialaminya. Misalnya saat sebuah masyarakat yang tengah berperang dengan masyarakat lain, para anggotanya memilih permainan yang bersifat persaingan. Saat terjadi banyak konflik di antara lingkaran mereka sendiri, para anggota masyarakat cenderung memainkan permainan yang kompetitif. Intinya permainan yang kita mainkan sebenarnya bisa menunjukkan karakteristik sosial dan ekologis budaya di mana kita berada.

BACA JUGA: KENALI OLIGARKI BATUBARA DI INDONESIA DENGAN GAME KREATIF ‘COAL OLIGARCHS’

BANGSA EGALITER?

Lalu gimana dengan masyarakat Indonesia? Games apa sih yang disukai masyarakat kita? 

Menurut Lifepal.com, ada 3 game online yang meraup jumlah pengguna terbanyak di negara ini. 

Game pertama adalah  Free Fire, sebuah permainan yang sanggup menarik hampir 24 juta pengguna sampai Desember 2021. Kalau ditilik dari sifat permainan ini, lo bakal nemuin sifat kerjasama dan kooperatif yang lebih kental sebab di sini lo bakal main dengan rekan setim dalam mengalahkan musuh dan kalian mesti bertahan hidup sampai akhir permainan. 

Game kedua yang paling populer di Indonesia ialah PUBG yang jenisnya peperangan dan pertumpahan darah. Pemain akan bermain dalam sebuah tim yang terdiri dari 5 orang dan kalian harus mengalahkan 96 orang musuh. Di sini pemenang ditentukan dari kemampuan bertahan hidup hingga titik darah penghabisan. 

Yang ketiga adalah Mobile Legends yang mirip DOTA. Pemain bisa memilih satu karakter hero dan membuat grup dengan anggota sebanyak 5 orang yang bertugas meluluhlantakkan markas musuh. Kemenangan ditentukan dari kepiawaian dan kelihaian dalam memakai jurus-jurus andalan dan menyusun persenjataan. 

Dari sini kita bisa simpulkan bahwa bangsa Indonesia lebih menyukai permainan dengan nuansa kerjasama, kooperatif, di mana pemain bekerja sama dengan teman-temannya dalam menghancurkan musuh bersama mereka. (*/)

BACA JUGA: ‘NGOPI, YUK!’, MOBILE GAME LOKAL ADAPTASI WEBTOON YANG BIKIN LO NYAMAN BERJAM-JAM DI DEPAN HP!

  • whatsapp
  • twitter
  • facebook
  • remix
Penulis

Akhlis

Editor in-chief website yang lagi lo baca