Esensi

APA SIH MANFAAT DARI NETIZEN NGASIH REVIEW JELEK KE SUNGAI AARE SWISS?

Semua orang turut berduka atas apa yang terjadi dengan Eril, anaknya Ridwan Kamil, yang terseret arus di sungai Aare, Swiss. Lalu netizen Indonesia memberi review jelek kepada sungai tersebut. Kira-kira apa ya maksud dari memberi review seperti itu?

title

FROYONION.COM - Berita bahwa Emmeril Kahn Mumtadz (23) atau yang dikenal sebagai Eril hilang di sungai Aare, kota Bern, Swiss terdengar sampai ke telinga warga Indonesia. Sampai saat ini Eril masih belum ditemukan dan berita ini membuat semua orang berduka. 

Namun, di saat seperti ini, netizen Indonesia malah ramai-ramai memberikan review jelek kepada sungai Aare. Apa maksud dari perbuatan netizen ini ya? Bahkan warga kota Bern, Swiss turut heran dengan apa yang dilakukan oleh netizen Indonesia. 

MEMBERIKAN REVIEW KE SUNGAI AARE HANYA MEMPERBURUK KEADAAN

Eril adalah putra dari gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil dan istrinya, Atalia. Mengenai hal ini, duta besar Swiss, Muliaman Hadad dan walikota kota Bern, Alec Van Fraffenried turut bersimpati kepada Ridwan Kamil atas hilangnya Eril.

Hingga kini aparat kepolisian setempat masih berusaha melakukan pencarian dengan berbagai cara, mulai dari perahu, drone, penyelam, juga berjalan kaki. Mengutip dari SWI swissinfo.ch, Eril terseret arus ketika berenang di sungai Aare.

Dalam menyikapi kejadian ini, kita hanya bisa berharap semoga Eril segera ditemukan. Hal-hal lain seperti memberikan review jelek kepada sungai Aare dinilai tidak perlu. Membenci sungai Aare tidak membuat Eril lekas ditemukan. Perbuatan semacam ini bisa jadi malah memperburuk citra orang Indonesia.

KASUS HILANG DI SUNGAI KERAP SULIT DITEMUKAN

Kasus orang hilang di sungai Indonesia pun kerap sulit ditemukan. Tim pencarian harus turut berhati-hari lantaran arus sungai yang bisa saja tiba-tiba menjadi deras.

“Kejadian serupa itu (terseret arus) kira-kira terjadi antara 15-20 kasus tiap tahun,” kata Muliaman Hadad dalam konferensi pers daring pada Sabtu (28/5). Melansir dari Voice of Indonesia, meski banyak kasus terseret arus, sungai Aare tetap jadi pilihan warga setempat buat berenang.

Orang Swiss memang suka berenang di sungai atau danau ketika liburan musim panas. Banyak pekerja kantoran pun kerap ke sana ketika istirahat makan siang, atau berenang ketika pulang kerja.

Kasus orang tenggelam di danau dan sungai Swiss terus menurun tiap tahunnya. Statistik terbaru dari Swiss Life Saving Association menyatakan, bahwa sejumlah 46 orang tenggelam di danau dan sungai pada tahun 2020. Angka tersebut merupakan penurunan dari 89 orang tenggelam yang tercatat pada 2003.

Untuk mengantisipasi kejadian semacam ini, pemerintah setempat melakukan banyak hal seperti memasang rambu dan menyajikan informasi terkait sungai Aare di situs pengelolaan sungai. Calon pengunjung dapat mengakses informasi lengkap terkait perkiraan arus sungai.

“Berapa suhu sungainya, kita enggak perlu datang pemerintah setempat sudah menyampaikan informasi yang lengkap, termasuk perkiraan rata-rata perkiraan arus sungai 180-220 m3/detik,” terang Muliaman Hadad.  

Sejauh ini, yang bisa kita lakukan hanyalah berdoa semoga Eril lekas ditemukan. Tidak perlu memperburuk suasana dengan memberikan review buruk kepada sungai Aare yang bisa jadi hanya memperburuk citra orang Indonesia.

Membuat kegaduhan dengan memberi review jelek sungai Aare hanya memperkeruh suasana. Tindakan tersebut bisa membuat warga Swiss yang pada awalnya bersimpati menjadi tidak bersimpati kembali kepada orang Indonesia. Bagaimanapun, semua orang berharap semoga Eril dapat segera ditemukan. (*/)

BACA JUGA: FENOMENA ‘OVERPRIDE’ DI TENGAH MASYARAKAT INDONESIA: FLEXING, PAMER KEKAYAAN, PARIS FASHION WEEK

  • whatsapp
  • twitter
  • facebook
  • remix
Penulis

Fadhil

Content writer Froyonion, suka pameran seni dan museum, sesekali naik gunung