
Walaupun dianggap sebagai budaya turun-temurun, nyatanya ada beberapa alasan masuk akal yang sebaiknya lo bisa kurangi ketika meminta maaf secara berlebihan. Cari tau di sini, Civs!
FROYONION.COM - Sebagai orang Indonesia, meminta maaf emang udah jadi hal yang dibudayakan. Mau izin ke orang tua, pasti minta maaf. Bahkan, karakter Mpok Minah di sitkom Bajaj Bajuri tiap kali bicara mesti selalu diawali kata maaf, padahal dia nggak salah apa-apa.
Tapi, gimana nih kalau kita terlalu sering meminta maaf? Lo sadar jika ini bukan tanggung jawab apalagi kesalahan lo. Namun, seiring melekatnya budaya minta maaf, hal ini terkadang bikin kita dilema. Iya, nggak, Civs?
Pasalnya, ucapan minta maaf diungkapkan ketika lo benar-benar melakukan kesalahan ataupun kerugian yang berdampak ke orang lain. Selain itu, dengan meminta maaf, sikap tanggung jawab akan tercermin di dalam diri lo.
Kalau ucapan minta maafnya terlalu sering, hal ini justru menciptakan bumerang alias dampak buruk bagi kehidupan lo. Lah, kok bisa?
Mengutip CNBC, ada beberapa alasan yang sebenarnya logis buat lo sadari bahwa terlalu banyak meminta maaf emang kurang baik buat kebaikan diri sendiri dan orang lain. Lantas, apa aja alasannya? Simak dulu berikut ini, Civs.
BACA JUGA: LO SERING JADI TEMPAT CURHAT? 5 KALIMAT PENYEMANGAT INI JUSTRU MENGANDUNG TOXIC POSITIVITY
1. LO JADI KURANG DIHARGAI
Pernah baca buku karya psikoterapis Beverly Engel yang berjudul “The Power of an Apology”? Di situ dikatakan ketika kita meminta maaf secara berlebihan, ini artinya nggak berbeda jauh dengan memuji secara berlebihan. Alih-alih lo berusaha rendah diri dan baik, namun sebenarnya lo sedang merasa kurang percaya diri.
Dampaknya bakal kayak gimana? Yang jelas, menurut Engel, terlalu banyak meminta maaf akan membuka peluang orang lain untuk memperlakukan kita semena-mena. Hingga pada akhirnya menurunkan rasa respect orang lain kepada diri kita, Civs.
2. MENIMBULKAN BANYAK ARTI
Lo mungkin merasa nggak sadar jika kebanyakan meminta maaf itu juga dapat memiliki arti yang beragam. Kemungkinan orang lain bisa salah paham atas permintaan maaf kita, loh. Yang awalnya bakal simpatik, lama kelamaan mereka menaruh curiga.
Salah satu kecurigaan mereka terhadap kalimat minta maaf yang kita sampaikan adalah kalau ada maunya aja, alias meminta maaf sebagai topeng atau jalan ninja untuk memperoleh sesuatu. Dan hal ini juga nggak terlepas dari perasaan iba yang mereka rasakan kalau kita menyematkan kata maaf.
BACA JUGA: ALASAN PENTINGNYA BERTEMAN DENGAN BOS: BUKAN SEKADAR CARI MUKA!
3. BIKIN ORANG LAIN TERGANGGU
Nah, baru tau kan? Kebanyakan meminta maaf juga bikin orang lain merasa terganggu. Emang sih, meminta maaf itu bagian dari budaya, namun kalau keseringan apa nggak juga bikin jengkel dan rasa memelas pada saat yang bersamaan?
Menurut sebuah jurnal Frontiers of Psychology, permohonan maaf secara berlebihan dapat pula menyebabkan orang lain merasa terbebani ataupun belum siap memaafkan. Hal ini biasa kita temukan saat lo membatalkan suatu rencana atau putus dalam percintaan. Jadi, lebih baik meminta maaf di waktu yang tepat ya, Civs.
4. KEPERCAYAAN DIRI MENURUN
Selain itu, terlalu banyak meminta maaf juga bikin kepercayaan diri lo menurun. Rasa rendah diri yang selama ini lo banggakan, malah memberikan efek yang buruk. Pada akhirnya lo akan merasa cemas dan merasa kurang percaya diri buat menghadapi suatu masalah.
Uniknya, dalam riset yang diterbtikan European Journal of Social Psychology, seseorang yang berusaha meminimalisir kebiasaan meminta maaf secara berlebiah akan menunjukkan tanda-tanda harga diri dan kepercayaan diri yang lebih tinggi.
5. RENTAN UNTUK DIMANFAATKAN
Ketika lo meminta maaf secara berlebihan, ini artinya juga menunjukkan karakter yang lemah, dan kabar yang bikin lo nggak nyaman adalah jadi mudah dimanfaatkan oleh orang lain, Civs. Hal ini salah satunya dipicu oleh sikap orang lain yang nggak lagi menghormati lo.
Seperti gue bilang di awal, bentuk-bentuk pemanfaatan orang lain juga beragam, mulai dari bertindak semena-mena, dan tentunya berusaha untuk memanfaatkan setiap celah kelemahan yang lo miliki. Misalnya, menyuruh lo untuk mengerjakan yang bukan tanggung jawab lo, dan sebenarnya itu adalah tugas mereka.
Langkah pertama, lo bisa memulai untuk lebih sadar diri. Maksudnya adalah menilai perilaku dan kecenderungan yang lo rasakan. Apakah beberapa hari ini lo nggak bisa lepas dari meminta maaf secara berlebihan? Cara itu akan membantu lo untuk mengamati situasi dengan hati-hati sebelum lo mengucapkan kata-kata permohonan maaf.
Kedua, lo mesti tau kapan waktu yang tepat untuk meminta maaf. Karena terkadang kita nggak bisa mengendalikan situasi, sehingga kebiasaan ini muncul kembali. Tapi, kalau lo baru melakukan kesalahan, lebih baik lo mengakui kesalahan itu dan tak mengapa jika lo ingin meminta maaf. Hal itu dapat memperkuat hubungan lo dengan orang lain.
Ketiga, lo dapat membiasakan diri untuk mengatakan “tidak”. Menolak sesuatu, baik itu pertolongan atau ajakan dari orang lain emang begitu sulit. Namun, jika lo paham hasilnya akan seperti apa, dijamin deh harga diri lo akan meningkat. Biar nggak salah kaprah, penolakan ini harus dibarengi dengan alasan yang jelas, ya, Civs.
Terakhir, bagi lo yang kerap mengalami dilema antara meminta maaf atau nggak. Juliana Breines, profesor dari University of Rhode Island, bilang kalau mengatakan maaf nggak selalu buruk. Permintaan maaf yang dilontarkan di waktu yang tepat akan memperbaiki hubungan, dan menghilangkan permusuhan.
Jadi, buat lo yang sering meminta maaf secara berlebihan, mulai saat ini bisa diminimalisir dan sebagai solusinya lo bisa menerapkan beberapa langkah yang ada di atas, biar lo nggak lagi disepelekan, apalagi dimanfaatkan, ya, Civs! (*/)