Books

‘TEMBOK, POLANCO, DAN ALIEN’: CATATAN PERJALANAN MENYUSURI MEKSIKO

Buku ‘Tembok, Polanco, dan Alien’ adalah sebuah catatan perjalanan penulisnya selama berada di Meksiko yang merekam lanskap sosial-budaya negara Meksiko.

title

FROYONION.COM - Alasan utama penulis memilih mengulas buku Tembok, Polanco, dan Alien ini adalah karena belum lama jagat sosial media dihebohkan dengan berita penemuan jasad yang diklaim sebagai jasad alien. 

Namun, apakah benar bahwa alien itu nyata? Buku ini akan sedikit membahas tentang fenomena Alien yang ada di Meksiko tersebut sesuai dengan judul bukunya. 

Buku ini termasuk buku underrated karena di tengah circle anak sastra, buku ini masih belum banyak dibaca dan diperbincangkan walaupun sebenarnya penulis buku ini bisa dikatakan relatif tersohor sebagai seorang sastrawan.

BUKU TEMBOK, POLANCO, DAN ALIEN
Novel yang direkomendasikan buat kamu yang suka hal-hal berbau traveling dan alien. (Foto: Dokumen pribadi penulis)

Novel ini semakin menarik karena premis ceritanya merekam perjalanan penulisnya selama di Meksiko yakni sebuah negara yang diberitakan oleh media-media barat sebagai negara yang identik dengan tindakan kriminal seperti: gangster, kartel narkoba, sindikat perdagangan manusia, dan lain-lain. 

Buku ini mengungkap satu persatu episode perjalanan di Meksiko tersebut secara runtut mulai dari awal seperti rute perjalanan yang sulit diakses alat transportasi, lalu ke daerah elit di Meksiko bernama Polanco, transportasi umum kereta bawah tanah atau dikenal dengan Metro, museum-museum sejarah dan seni sampai dengan bertemu komunitas yang percaya bahwa alien itu ada dan menjadi bagian dari sejarah peradaban di Meksiko. 

Buku Tembok, Polanco, dan Alien ini merupakan karya sastrawan Indonesia asal Aceh yakni Azhari Aiyub yang terbit pertama kali pada tahun 2019. Buku bergenre nonfiksi  setebal 112 halaman ini diterbitkan pertama kali oleh penerbit Circa. 

Cerita yang ditampilkan dalam buku Tembok, Polanco, dan Alien tampaknya kurang populer di kalangan pembaca Indonesia yang didominasi dengan bacaan self-improvement atau novel remaja romantis. Buku ini akan membuka wawasan baru tentang Meksiko dari sudut pandang penulisnya. 

BACA JUGA: ‘DOPAMINE NATION’: SAAT KEMUDAHAN CIPTAKAN KEBAHAGIAAN SEMU

Selain itu, buku ini bukanlah sebuah buku panduan perjalanan ke Meksiko tetapi sebuah catatan jurnalistik penulisnya yang dilakukan karena ditunjuk oleh Badan Pengembangan Budaya dan Bahasa pada tahun 2015 untuk merekam lansekap sosial budaya di Meksiko dengan tujuan untuk mengenalkan bahasa Indonesia, memberikan kesempatan sastrawan Indonesia untuk berinteraksi dengan para pegiat sastra mancanegara, dan mengenalkan lebih luas karya-karya sastra Indonesia ke dunia.

Buku ini disajikan ke dalam beberapa bab yang memuat setiap perjalanan Azhari Aiyub ketika berada di Meksiko dengan bahasa yang mudah dibaca serta gaya bahasa yang menarik karena beliau adalah seorang sastrawan. 

Membaca buku ini mungkin hanya membutuhkan waktu yang singkat karena jumlah halaman pada buku ini tidak terlalu banyak. Setiap cukilan perjalanan berupa pengamatannya tentang Meksiko serta berbagai interaksinya dengan warga lokal di sana akan membawamu menjelajahi Meksiko lebih jauh tanpa beranjak dari kursi.

BERBAGAI SUDUT MEKSIKO

Perjalanan dalam buku ini bermula ketika Azhari Aiyub mencari rute terbaik untuk melakukan perjalanan ke Meksiko karena untuk mengunjungi negara tersebut tidak ada satupun maskapai penerbangan yang bisa langsung terbang ke Meksiko tanpa melakukan transit. 

Menurut Aiyub bagi orang Indonesia yang melakukan perjalanan ini pun tidak mudah dilakukan bahkan ketika visa Meksiko sudah berada di genggaman tangan. Menurutnya seperti ada sebuah tembok tebal yang menghalangi perjalanan tersebut.

Tembok tebal di sini dimaksudkan oleh Aiyub karena selain akses yang sangat sulit dan tiket yang mahal untuk mengunjungi Meksiko, juga ada perlakuan berbeda yang diterima oleh setiap warga negara yang berasal dari dunia ketiga. 

Perlakuan berbeda tersebut terjadi ketika setiap penumpang penerbangan yang hendak melakukan transit di bandara negara maju, mereka wajib menunjukkan visa transit karena kalau tidak mempunyainya mereka harus bersiap untuk dideportasi dan tidak dapat melanjutkan perjalanan. 

Bagi Aiyub perlakuan berbeda yang hanya berlaku bagi warga negara miskin dan tidak berlaku untuk warga negara maju tersebut adalah perlakuan yang sangat diskriminatif. 

Seperti sudah dijelaskan tadi, Meksiko adalah sebuah negara yang dikenal dengan banyaknya aksi kriminal dan fakta ini diakui sendiri oleh Aiyub bahwa memang benar selalu ada bising dari suara patroli mobil polisi yang berkeliling setiap harinya di sekitar tempat ia tinggal di sebuah apartemen selama di Meksiko. 

Namun, di balik kelamnya negara tersebut ada secercah cahaya yang membuat Aiyub berdecak kagum ketika ia mengetahui bahwa ada sebuah transportasi modern yang fasilitas cukup bagus yakni sebuah kereta bawah tanah atau dikenal dengan nama Metro.

Selain itu, kunjungan Aiyub selama di Meksiko menampilkan sisi-sisi lain yang tidak diberitakan oleh media barat mengenai Meksiko yakni budaya membaca masyarakat Meksiko yang tinggi karena mereka senang membaca buku di tempat-tempat umum di setiap sudut kota Meksiko.

Perjalanannya berlanjut ke sejumlah museum sejarah dan seni. Salah satunya adalah museum Frida Kahlo dan Diego Rivera. Bahkan hal yang tidak disangka terjadi pada Aiyub adalah ketika ia berinteraksi dengan seorang pemandu museum yang bertanya dari mana ia berasal dan ketika ia menjawab berasal dari Indonesia pemandu museum tersebut mengatakan bahwa ia mengetahui tentang Soekarno sang bapak proklamator Indonesia. Pemandu ini juga menyatakan hal menarik lain soal presiden pertama kita ini, yang kamu bisa baca sendiri di bukunya.

Dan pada bab-bab selanjutnya, sang penulis merangkum perjalanannya saat menemui komunitas yang percaya bahwa alien itu ada dan berkunjung ke kampus terbesar di Meksiko yang memiliki perpustakaan yang mengoleksi berbagai karya sastra dari berbagai dunia.

KEKUATAN DETAIL

Kelebihan utama dan pertama dalam buku ini adalah banyaknya detail menarik yang tertangkap oleh pengamatan sang penulis yang kemudian secara piawai menuangkannya dengan gaya bahasa yang menarik dan mudah dipahami oleh orang awam sekalipun. 

Selain itu, karena yang menjadi tujuan perjalanan tersebut adalah negara Meksiko yang dikenal sebagai negara yang akrab dengan berbagai aksi kriminal seperti yang diberitakan oleh media-media Barat. 

Namun, lain dari pemberitaan media-media Barat tersebut, sang penulis buku dalam perjalanannya justru menemukan sisi-sisi lain negara Meksiko yang tidak banyak orang tahu dan sadari seperti budaya membaca buku yang tinggi. 

Dengan mata kepalanya sendiri, Aiyub melihat banyak warga lokal Meksiko dari berbagai kelompok usia dan jenis kelamin membaca buku. Ia menyaksikan langsung anak-anak, anak muda, pria-pria paruh baya, dan ibu-ibu di Meksiko menikmati aktivitas membaca. 

Budaya mengantre warga Meksiko menurut Aiyub juga jauh lebih baik dibanding dengan warga Indonesia. Ia menemukan bahwa warga Meksiko sangat menghormati antrean sepanjang apapun. 

Keberadaan Metro atau kereta bawah tanah di negara berkembang seperti Meksiko bisa dikatakan sebagai sebuah kemajuan yang patut diapresiasi.

KURANG TEBAL

Sayangnya, buku ini cuma setebal 112 halaman yang dirasa kurang banyak untuk mendeskripsikan negara Meksiko dan kehidupan di dalamnya. 

Selain itu, buku ini menggunakan sudut pandang orang pertama yang sangat subjektif. Hal ini tecermin dalam penceritaan saat Azhari Aiyub berkunjung ke museum-museum dan tempat bersejarah lainnya, tentang Metro yang menurutnya sangat bagus fasilitasnya, tentang komunitas yang menganggap alien itu ada, maupun tentang koleksi buku yang terdapat di perpustakaan salah satu kampus terbesar di Meksiko yang menurut penulis hanya mengoleksi karya-karya sastra saja.

Jadi menurut saya apa yang diceritakan penulis merupakan sebuah pengalaman perjalanan yang sudah melewati tahap seleksi yang ketat. Hal-hal yang diceritakan kembali melalui tulisannya tidak semua digambarkan secara detail dan objektif tetapi hanya beberapa hal saja yang menarik perhatian penulis selama mengunjungi negara Meksiko. 

Meski demikian, secara keseluruhan buku ini masih direkomendasikan untuk dibaca anak muda yang haus pengalaman traveling. Buku ini juga bisa dijadikan referensi untuk kalian yang tertarik dan ingin mengetahui lebih jauh tentang negara Meksiko. Siapa tahu ada kesempatan untuk melancong di sana kan? (*/)

  • whatsapp
  • twitter
  • facebook
  • remix
Penulis

Pandu Akram

Anak sastra yang suka baca buku karena memang sudah kodratnya.