Tidak pernah menjadi tanggung jawab siapapun atas kehidupan orang lain, namun alangkah baiknya jika kita bisa menerima ‘kegilaan’ pasangan, seperti kita menerima ‘kegilaan’ diri sendiri.
FROYONION.COM - Menawarkan pernikahan kepada pasangan mungkin menjadi ide yang paling buruk dalam percintaan. Bukan lantas kita menghindarinya.
Kita dituntut untuk lebih memahami bahwa setelah semua kejadian manis dan perjalanan seru yang terjadi, akan tiba waktu kita merasa menikahi orang yang salah. Dan itu tidak apa-apa.
Dalam buku Why You Will Marry The Wrong Person & Other Essays, Alain de Botton mempublikasikan pandangan objektifnya terhadap pernikahan dan romansa. Diterbitkan The School of Life, Alain mengajak kita menggunakan kacamata realis-pesimisnya untuk menjalani hidup.
Secara umum, buku ini bukannya mengajarkan kita takut terhadap komitmen ataupun pernikahan. Justru sebaliknya, kita diajak menyelam lebih jauh mengenal diri sendiri dan kenyataan yang selama ini terabaikan.
Menggunakan kata pernikahan pada judul buku, bukan berarti kamu yang masih sendiri tidak akan mendapat informasi apapun. Malah buku ini lebih cocok untuk kamu baca sebelum terlibat dalam hubungan romantis. Yuk ketahui tiga nilai utama yang bisa berguna untuk kamu.
Pernah merasa frustrasi saat menghadapi pasangan, berpikir bahwa bagaimana awalnya kita bisa tertarik dengan orang tersebut?
Hal ini sudah membuktikan bahwa pikiran yang sepertinya kita kenal, ternyata tidak benar-benar menguasai diri. Kita mungkin tersirat dengan hal-hal menyenangkan yang terjadi di awal.
Tidak menyadari bahwa waktu yang sempurna mustahil untuk ada, namun tetap menuntut sesuatu terjadi sesuai kehendak.
Bayangkan jika kita bisa mempengaruhi seluruh keputusan seseorang, apakah kamu akan merasa senang, atau malah takut?
Dalam semua buku dan esai yang dituliskan Alain, dia selalu berpegang teguh pada “we are mad in our own ways” - kita memiliki porsi ‘gila’ masing-masing.
Saat kita mengunjungi foto lama, tempat sekolah, atau keluarga pasangan mungkin kita merasa sudah mengenalnya. Sejatinya sifat manusia muncul dalam kondisi paling terpuruk, atau saat kelelahan di pengujung hari.
Tidak pernah menjadi tanggung jawab siapapun atas kehidupan orang lain, tapi alangkah baiknya jika kita bisa menerima ‘kegilaan’ pasangan, seperti kita menerima ‘kegilaan’ diri sendiri.
Cukup mengejutkan, ya? Kita diajarkan bahwa romansa atau cinta berbanding lurus dengan kebahagiaan. Lalu kita tumbuh besar mempercayai hal itu-yang tidak sepenuhnya benar.
Alain menyebutkan bahwa yang sebenarnya dicari manusia adalah rasa yang familiar. Sesuatu yang sudah dikenal sejak lama. Kamu bisa memahami lebih jauh tentang ketertarikan dengan rasa yang familiar ini dalam studi ilmiah Sigmund Freud.
Sering menjadi masalah saat kita melihat kembali masa kecil, dan mengartikan semua dinamika yang terjadi sebagai kasih sayang. Tidak heran kan, kalau kamu menemukan kawan yang terlihat terjebak dalam hubungan yang tidak sehat, namun kesulitan untuk mengakhirinya?
Bisakah kamu mengingat momen masa kecil saat bersama orang tua? Apakah itu momen yang menyenangkan, menakutkan atau dirindukan?
Penulis memberikan nilai buku ini 5/5. Merupakan kumpulan beberapa esai, buku ini menjadi lebih mudah untuk diselesaikan. Setiap babnya mengandung informasi baru atau informasi yang selama ini tidak kita ketahui.
Perlu diakui bahwa buku ini menggunakan bahasa yang tidak umum, kamu bisa memanfaatkan Google Translate untuk mampu memahami keseluruhan kalimat. Pun, ini menjadi nilai tambah jika kamu sedang belajar menguasai kata asing lebih banyak.
Buku ini tidak menunjukan keberpihakan, malah seperti yang sudah disampaikan sebelumnya Alain mencoba menawarkan alternatif realita.
Kamu tidak perlu berada dalam hubungan yang lama, atau dalam keadaan tertentu untuk bisa memahami dan mendapatkan pelajaran lain dari buku ini. Mengenali diri sendiri selalu menjadi hal yang menarik untuk dipelajari.
Buku ini paling cocok untuk kamu yang sedang mempertanyakan hubungan yang dijalani. Atau kamu yang baru saja patah hati setelah keluar dari hubungan yang penuh pertanyaan.
Kejadian buruk sangat mungkin disebabkan oleh orang lain, tapi tetap kita lah yang bertanggung jawab untuk merespon dan menguasai keadaan.
Suka dengan esensi Why You Will Marry The Wrong Person & Other Essays? Kamu bisa coba untuk membeli versi cetaknya. Sehingga kamu bisa menganotasikan kalimat atau memberi arti pada kata yang asing.
Eksplorasi bacaan terkait yang berjudul How to Overcome Your Childhood atau Heartbroken.
Ditulis oleh Alain de Botton dan koleganya, semua buku terbitan TSOL tersedia eksklusif di beberapa toko buku impor.(*/)