Trends

RATUSAN MAHASISWA IPB TERJERAT PINJOL GARA-GARA INVESTASI BODONG, PENTINGNYA MEMAHAMI KONSEP INVESTASI

Ratusan mahasiswa IPB terjerat pinjol akibat tergiur iming-iming investasi bodong. Lah kok bisa?

title

FROYONION.COM - Beberapa portal media menuliskan berita nahas itu dengan judul begini: "Ratusan Mahasiswa IPB Menjadi Korban Pinjol Berkedok Investasi."

Awalnya gue menganggap pelaku utama dari kasus ini adalah pihak pinjol. Namun setelah gue mencari sumber dari sana-sini, lebih tepat rasanya jika judulnya diganti dengan: "Ratusan Mahasiswa IPB Terjerat Pinjol Gara-gara Investasi Bodong."

Kenapa judulnya harus begitu?

Berdasarkan info dari berbagai sumber, salah satunya dari kanal BeritaSatu, kronologi kasus tersebut begini:

Seorang pemilik online shop menawari sebuah konsep investasi yang kelihatan menggiurkan kepada para mahasiswa ini.

Para mahasiswa ini diminta untuk melakukan order fiktif ke online shop miliknya dengan pembayaran lewat pinjol. Nah dana dari pinjol itulah yang kemudian disebut si pelaku ini sebagai modal investasi.

Si pelaku beralasan ingin mengembangkan usaha online shop miliknya dengan menaikkan rating tokonya lewat order fiktif tersebut.

Untuk itu para mahasiswa tersebut dijanjikan bakal mendapatkan keuntungan sebesar 10 persen dari barang yang mereka beli. Misalnya, mereka membeli laptop bohongan di online shop tersebut seharga Rp3.000.000, mereka bakal langsung mendapat keuntungan sebesar tiga ratus ribu. Easy money.

Untuk janji pertama ini, pelaku memang langsung menunaikannya. Namun, nggak dengan iming-iming yang kedua. Yaitu, pelaku berjanji akan membayar cicilan para mahasiswa di pinjol.

Sebulan dua bulan pertama, pelaku memang kelihatan amanah. Namun bulan-bulan selanjutnya, dikabarkan usaha online shop itu mandek, dan si pelaku pun mangkir dari tanggung jawabnya membayar tagihan.

Adanya kasus ini bisa dibilang merupakan sebuah ironi. Terlebih lagi jika mengingat para korbannya adalah anak-anak muda terpelajar yang hidup di zaman dengan kemudahan mengakses informasi dan jelas mereka mestinya lebih melek dengan literasi keuangan.

Namun, rasanya nggak etis nyinyir kepada para mahasiswa IPB. Misal gue lagi kena sial, nggak sengaja jatuh ke selokan, dan teman gue malah bilang, "Makanya jalan pakai mata." Ini jelas sudah jadi alasan yang cukup untuk melakukan baku hantam.

Jelas ada alasan yang membuat para mahasiswa itu manut saja. Bukan hanya karena lagi BU (butuh uang), melainkan ada faktor relasi yang ikut ambil peran dalam kasus ini.

Kabarnya, para mahasiswa ini tergiur iming-iming investasi berkonsep aneh ini karena mendapat testimoni dari para kakak tingkatnya, dari para seniornya.

Buat beberapa orang, bakal mudah saja buat menolak ajakan investasi tersebut, terlebih jika melihat alurnya sudah jelas nyeleneh juga nggak sepadan dengan risikonya–mengorbankan nama baik buat duit yang sebetulnya nggak seberapa.

Namun untuk beberapa orang, menolak ajakan dari kolega kita, dari orang terdekat, apalagi ia senior yang kita segani, adalah sesuatu yang sulit. Percayalah, ini sulit.

Nggak heran, jika pada akhirnya para mahasiswa itu manut saja, ada alasan di baliknya yang cukup bisa dimaklumi. Jadi berhenti nyinyirin mereka. Sejak kapan kalian terbiasa ketawa di atas penderitaan orang lain.

Dari rentetan kronologi tersebut, jelas kita tahu siapa yang sebetulnya bersalah di sini. Dan jelaslah sudah, di sini bukan para penyedia pinjol yang bersalah, terlebih pinjol yang dipakai oleh para korban adalah pinjol yang sudah umum seperti AkuLaku, Shopee PayLater, dan Kredivo.

Polisi tengah mengusut kasus ini. Dan jika melihat kronologinya, kasus ini bakal berakhir dengan ditangkapnya si pelaku, si pemilik online shop. Duit para korban kemungkinan besar nggak bakal balik dan mereka akan melunasi sisa cicilan mereka di pinjol. Ya, sepertinya bakal begini ending-nya nanti.

Namun, dari kasus ini kita bisa belajar dan waspada agar ke depannya kasus seperti ini nggak menimpa kita.

Pertama, tanamkan gagasan dalam kepala kalian semua, bahwa nggak ada orang yang ngasih uang secara cuma-cuma apalagi jumlahnya lumayan. Selalu ada yang mesti kita korbankan. Baim Wong aja ngasih sumbangan buat ditukar dengan adsense kan, ya? Jadi jangan gampang tergiur dengan "uang mudah" seperti itu.

Kedua, pahami bahwa investasi bukan soal keuntungan belaka, melainkan juga risiko. Konsepnya, semakin besar uang yang lo pakai untuk berinvestasi, semakin besar risiko yang lo hadapi.

Jadi ketika ada yang menawarkan sebuah investasi, tapi hanya mengobral janji keuntungan tanpa ngasih lo aware bahwa lo bisa buntung dan rugi, mending say no saja. Terlebih jika konsep mendapatkan keuntungannya nggak begitu jelas.

Ketiga, belajar lagi soal investasi juga literasi keuangan. Cobalah berinvestasi dari yang risikonya kecil dulu, juga jangan berutang untuk berinvestasi. Terlebih lagi investasi juga banyak jenisnya seperti yang dikatakan artikel dari kontributor froyonion yang satu ini berjudul: KIAT MEMULAI BERINVESTASI BAGI MAHASISWA.

Semoga saran ini membantu! (*/)

BACA JUGA: AKUN SLTYHUB SINDIR GAYA HIDUP ‘HEDON’ ANAK MUDA JAKARTA: TINGGINYA LITERASI KEUANGAN JADI PENYEBAB?

  • whatsapp
  • twitter
  • facebook
  • remix
Penulis

Shofyan Kurniawan

Shofyan Kurniawan. Arek Suroboyo. Penggemar filmnya Quentin Tarantino. Bisa dihubungi di IG: @shofyankurniawan