Trends

KENAPA ORANG-ORANG DEMEN BENER NGIKLAN DI NEW YORK TIMES SQUARE?

Akhir-akhir ini sering liat brand dan artis Indonesia mampang di billboard-nya New York Times Square. Walaupun hanya beberapa saat munculnya, bangganya udah melebihi angan-angan Hachi ketemu ibunya. Kira-kira kenapa ya? Emang apa bedanya sama billboard Indonesia?

title

FROYONION.COM - Kata orang, Bandung dengan segala isinya adalah cerita. Kalau New York dengan segala isinya adalah ketenaran.

Kota yang disebut-sebut sebagai kota yang paling populer di dunia, dengan bangunan-bangunan tinggi pencakar langit, lampu-lampu kota yang ngalahin bintang kecil di langit yang biru, dan orang-orang yang beraneka ragam bentuknya turut menghiasi kota New York. 

Banyak orang yang bercita-cita buat pergi ke sana. Kalo Gayus Tambunan pergi ke Bali, bisa kali ya suatu saat gue dan juga lo yang lagi baca ini pergi jalan-jalan ke New York? 

Sembari mengaminkan, kalo belum sempat buat menikmati kota New York secara langsung, kabarnya zaman sekarang udah ada cara lain buat eksis di kota tempat patung Liberty berada ini. 

Salah satu cara yang lagi naik daun banget adalah mampang di billboard New York Times Square.  

Billboard sendiri adalah salah satu cara untuk mengiklankan sesuatu. Bentuknya kayak layar gede gitu. Zaman dulu visualnya masih pakai spanduk yang dipasang, atau juga tulisan yang dilukis manual. Seiring berkembangnya zaman, visual di billboard juga jadi berkembang dengan menampilkan visual digital dalam bentuk foto maupun video.

Sebenernya billboard nggak cuma ada di New York Times Square. Di tol arah Jakarta-Bandung juga banyak. Tapi seakan ada sihir magis tertentu yang ngebuat billboard di NY Times Square terkesan lebih fancy dan berbeda.

Usut punya usut, ternyata di NY Times Square ada 2.811 billboard yang siap buat majangin muka lo segede gaban. Bukan cuma jumlahnya aja yang fantastis menyerupai kelahiran bayi di Indonesia setiap 7 jam, dampak dari ngiklan di NY Times Square juga nggak main-main.

Dilansir dari AdQuick, total impresi yang dihasilkan dari billboard bisa mencapai lebih dari 2 juta impresi per harinya. Itu artinya lebih dari dua juta orang bisa liat muka lo terpampang nyata, coy. Gila ya, nggak heran kalau cara pemasaran yang sebenernya bisa dibilang tradisional kalo mengingat sekarang serba pakai sosial media, masih kerasa seksi untuk sebagian orang.

Apalagi yang tujuannya bukan cuma untuk memasarkan produk atau jasanya, tapi juga untuk dapetin fame alian ketenaran. Bisa dibilang, pasang iklan di NY Times Square adalah prestise tersendiri. 

Salah satu billboard yang menampilkan artis-artis Indonesia (Foto: Instagram Luna Maya)

Impresi sebesar itu tentunya dipengaruhi juga sama banyaknya orang yang lalu lalang di NY Times Square setiap harinya. Dilansir dari Times Square NYC setiap harinya diperkirakan ada 125.000 pejalan kaki yang lalu lalang di sana. Bayangin ratusan ribu orang itu baris di depan lo, banyak kan kayak ikan di lautan?

Hal-hal tadi ternyata yang bikin daya jualnya masih menarik. Tapi dengan keuntungan sebesar itu, harga pasang iklan di NY Times Square ternyata masih masuk akal, loh. Kalo pasang iklan di billboard yang non-digital, harganya mulai dari US$2.500 untuk sebulan. Atau setara dengan Rp35.500.000 sebulan. Ini baru billboard biasa. Kalau yang digital merogoh kocek mulai dari US$16.000 atau Rp226.841.600.

Kalau dibandingin sama di Indonesia, billboard di Jalan M.T. Haryono, Jakarta aja berkisar dari Rp135.000.000. Hmm, pantes banyak brand lokal Indonesia yang memilih masang iklan di Negeri Paman Sam ini, ya. Selisihnya nggak jauh beda, ditambah lagi bisa dapet prestise yang nggak semua orang bisa dapet.

Terjawab sudah kenapa orang-orang pada pasang iklan di NY Times Square. Selain ngiklan dan bikin bangga, ngiklan di sana juga bisa bikin viral. Unsur viral yang jarang ditemukan di billboard Indonesia inilah yang bisa jadi pintu rezeki untuk para brand. Contohnya kayak oleram, BohoPanna, Sabine and Heem, Letter In Pine, Wearstatuquo, Sideline, Nona, Nona Rara, Koze, Bonnels, Owners Worldwide, Reclays, Noore, T.V.F, dan Nyonya Nursing Wear. 

Selain brand, beberapa artis Indonesia juga pernah mampang di layar billboard. Seperti Luna Maya, Arief Muhammad, Enzy Storia, Rachel Vennya, Nadin Amizah, Raisa, Rossa, Weird Genius, dan masih banyak lagi. 

Tapi yang gue khawatirkan, sejak dulu kan Indonesia suka latah dan overproud sama hal-hal yang berbau luar negeri. Misal beli sendal jepit di warung sama di Jepang pasti beda tuh rasanya. Padahal sama-sama sendal jepit. Selain itu kebiasaan orang Indonesia yang seneng banget kalo ketemu bule yang lagi wisata juga sering dibilang norak. Padahal kan sama-sama manusia.

Nah ini, ngiklan di NY Times Square latah juga nggak ya? Apakah ini termasuk overproud padahal pasang billboard di Indonesia juga bisa? Coba deh lo komen di kotak diskusi di bawah supaya gue tahu pendapat lo. (*/)

  • whatsapp
  • twitter
  • facebook
  • remix
Penulis

Grace Angel

Sehari-hari menulis dan mengajukan pertanyaan random ke orang-orang. Di akhir pekan sibuk menyelami seni tarik suara dan keliling Jakarta.