Trends

DARI NCT SAMPAI KADER GOLKAR: KENAPA ORANG NYEBUT JABATAN KERABATNYA DALAM BERDEBAT?

Perseteruan antar fanbase K-Pop yang terjadi di Twitter, dalam hal ini NCT, baru-baru ini bukan hanya menunjukkan betapa kekanak-kanakannya mereka, tapi juga menunjukkan kebiasaan orang Indonesia mengancam pake jabatan orang lain.

title

FROYONION.COM - Baru-baru ini terjadi hal menghebohkan di dunia per-Twitter-an. Berawal dari tweet Safa, seorang fan grup boyband K-Pop, NCT, yang melayangkan beberapa tweet bernada mencibir beberapa anggota NCT yang dianggap sebagai penyebab bias-nya (sebutan untuk orang yang paling disukai dalam satu grup) sakit. 

Viralnye tweet Safa yang mengolok-ngolok beberapa member NCT menjadi tren dan perbincangan hangat di antara anak muda Indonesia terutama bagi mereka yang juga mengidolakan NCT.
Salah satu tweet Safa yang memicu perseteruan. (Foto: Twitter @ljnmyboy)

KRONOLOGI, DARI TWEET SAMPAI LAPOR POLISI

Karena tweet yang ia upload, dibuatnya sebuah room di Twitter space dengan nama ‘Safa Space’. Room ini dibuat oleh para penggemar NCT yang tersinggung dengan tweet yang diunggah Safa. Dalam room ini kemudian akhirnya Safa diminta untuk meminta maaf di atas materai dan ditandatangani oleh kedua orang tuanya dan membuat video permintaan maaf.

Safa pun menolak permintaan mereka. Alhasil mereka semakin menekan Safa dan mengancam Safa akan dilaporkan ke pihak berwenang atas cuitannya. Mungkin lo juga udah familiar sama beberapa perkataan mereka. 

“Hati-hati dalam bermedia sosial ya. Kalian nggak tahu orang kayak apa yang ada di dalam situ. Dan jangan macem-macem kalian kalau nulis apapun. Ini contoh yang kedua ya, yang pertama kasus Blackpink kalau kalian lupa-lupa inget,” tutur salah satu pengguna Twitter, Berflowerrr. 

Selanjutnya muncul kalimat yang udah nggak asing lagi bagi kita, “Saya 29 tahun dan saya aktivis HAM. Paham? Kamu tau nggak dosen saya itu kader Golkar dan dia udah setuju untuk diangkat ke ranah hukum karena ini termasuk pencemaran nama baik dan melanggar UU ITE,” katanya sembari mengancam Safa. 

“Saya juga anak tentara dan adik saya juga polisi, makanya saya hati-hati di social media. Papanya Safa ini juga anak anggota (polisi). Kakaknya calon suami saya juga polisi, dia Kapolda. Papa kamu tugas di mana? Sini kasih tau. Saya bisa bilang untuk pindahin papa kamu atau turunin pangkatnya. Hati-hati nak kamu kalau bertindak,” lanjutnya. 

EMBED: https://www.youtube.com/embed/zbaMFHw26zs 

Para netizen lantas lebih banyak yang mengkritisi perkataan pengguna akun Berflowerrr tersebut. Menurut para netizen, tindakannya terlalu berlebihan dan tidak dewasa sebagai perempuan berusia 29 tahun. Para fans K-Pop pun banyak yang menganggap hal ini terlalu kekanak-kanakan karena dia membawa-bawa jabatan orang-orang terdekatnya. 

Pasalnya, tak hanya dia yang punya kebiasaan ini. Kalau kita tilik, banyak orang yang bawa-bawa anggota keluarga yang polisi lah, tentara lah, karyawan perusahaan apa lah, macem-macem pokoknya. 

Hmm, kira-kira kenapa ya? 

KECENDERUNGAN INGIN TERLIHAT HEBAT

Kalau kita lihat dari kacamata psikologi, apa yang dilakukan oleh Berflowerrr memberi kesan untuk membuat posisi yang lebih superior dibanding Safa yang kemudian tercermin dalam caranya berbicara yang cenderung mengancam. 

Melansir dari ReGain, ada hal ini dapat disebabkan oleh beberapa hal. Seperti trauma masa kecil, nggak pede, insecure, sampai kurangnya rasa empati. Namun untuk memastikan hal ini, perlu adanya pemeriksaan yang mendetail. 

Perkataan Berflowerrr yang banyak menggunakan jabatan-jabatan orang terdekatnya dapat dijadikan kedok untuk membuatnya terlibat lebih hebat dan membuat Safa takut. Hal ini juga yang memicu mental pem-bully. Makanya, hati-hati deh mulai dari sekarang kalo mau bawa-bawa nama dan jabatan keluarga atau orang yang kita kenal. 

Karena, takutnya hal ini malah jadi bumerang untuk diri kita sendiri. Contohnya ya seperti kasus ini yang awalnya pengen menegur, tapi karena berlebih jadi terkesan konyol. 

Masalahnya, Berflowerrr hanya satu dari sekian banyak orang yang bawa-bawa jabatan orang lain saat berdebat. Bisa saja selanjutnya adalah lo, gue, kita, atau orang di sekitar kita. Tapi tenang, hal ini bisa dicegah dengan membangun kebiasaan untuk mengatur emosi. 

Jangan sampai terlalu termakan emosi sampe berkata hal-hal yang bodoh dan menjatuhkan diri kita sendiri. Hal ini bisa kita usahakan dengan meditasi, yoga, bahkan beribadah pun bisa. Daripada gampang kesenggol sama hal-hal kecil, lebih baik memfokuskan diri ke hal yang lebih penting bukan? (*/) 

  • whatsapp
  • twitter
  • facebook
  • remix
Penulis

Grace Angel

Sehari-hari menulis dan mengajukan pertanyaan random ke orang-orang. Di akhir pekan sibuk menyelami seni tarik suara dan keliling Jakarta.