
Punya idola nggak melulu cuma buat hura-hura dan nggak peka sama kondisi bangsa. ARMY-nya BTS buktikan mereka bukan sekadar kumpulan penyuka musik Korea.
FROYONION.COM – Nggak kerasa udah sebulan aja sejak menu legendaris McDonald yang bekerjasama dengan salah satu boyband paling mendunia asal Korea Selatan, BTS, bikin heboh nusantara.
Menu berisi nugget, kentang goreng, minuman bersoda, dan dilengkapi dengan saus pedas manis serta cajun yang konon khusus diproduksi buat BTS Meal doang, sebenernya bukan menu baru di McD.
Kalau makanannya pasti udah sering lah kita lihat. Satu-satunya yang agak asing buat kita cuma sausnya. Itu pun karena menu McD Indonesia yang jarang ngeluarin varian saus dalam paket menunya. Kalau jalan-jalan ke McD di negara lain, saus gituan banyak kok.
Lalu apa spesialnya sih menu ini sampe sakti bener bisa bikin heboh masyarakat, beberapa gerai McD harus ditutup karena overload, dan nyiptain kerumunan ojol yang ngantri sampai diprotes warga dan netizen?
Jawabannya satu: packaging.
Selain nempelin logo BTS di kemasan nugget dan minuman, warna ungu muda khas boyband berisi tujuh cowok ini ternyata cukup untuk bikin ARMY, sebutan fans BTS, kegirangan dan buru-buru borong menu spesial ini. Udah itu doang, cuma beda desain kemasan. Masalah kualitas kemasan, masih sama persis kayak biasa: karton tipis yang sering bikin minyak jadi ngerembes kalau udah disimpen kelamaan.
Tapi kemasan custom ini terbukti cukup nambahin cuannya McD setelah menggandeng BTS sebagai teknik marketing mereka. Sesuai prinsip ekonomi lah, upaya kecil tapi keuntungan gede. Cuman, kok bisa ya para ARMY heboh banget soal ini? Apakah perilaku kayak gini emang wajar dilakukan oleh para fans demi idola mereka? Atau ini memang kayak omongan orang aja: ARMY fandom paling alay dan bucin dibanding fandom lain?
Supaya lebih paham, mending kita simak langsung pendapat para ARMY di bawah tentang alasan mereka secinta itu sama boyband naungan BigHit Entertainment ini.
Tya, salah satu penggemar BTS sejak Oktober 2020, bilang kalau dia suka BTS karena alasan ter-absurd yang pernah gue denger: pengen nyoba ngapalin nama dan muka membernya.
Walau alasannya kayak nggak masuk akal, tapi Tya ternyata termasuk salah satu ARMY yang nggak royal sama merchandise BTS yang biasanya nampilin wajah-wajah rupawan para member. Cukup beda sama ARMY lainnya yang nggak ragu-ragu buat ngempesin dompet demi ngelengkapin koleksi.
Tapi Tya juga bilang kalau sejak jadi ARMY, dia ngerasa nyatu banget sama idolanya. Nyatu dalam arti jadi update sama keseharian para member, ikutan seneng sama kesuksesan mereka, juga ikutan sedih kalau mereka lagi kesusahan.
Perasaan serupa juga dirasain sama Anita (nama samaran), yang sudah jadi ARMY sejak tahun 2018. Perempuan usia 21 tahun ini mengaku kalau jatuh cinta sama BTS karena ikut-ikutan temen-temennya.
Tapi momen di mana dia ngerasa nyatu banget sama BTS adalah setelah nonton salah satu film dokumenter yang menceritakan jatuh bangun idolanya itu. Cerita perjuangan tujuh pria tampan nan berbakat dari nol sampai jadi artis internasional, ngajarin Anita buat terus berjuang walaupun banyak orang yang ngeremehin.
Bagi Anita, jadi ARMY bukan sekedar jadi fans, tapi juga jadi bagian dari cerita kesuksesan BTS. “Aku kagum banget sama BTS yang nggak pernah nyerah. Mereka juga selalu banggain ARMY kalau nerima penghargaan. Jadinya kita yang cuma fans ini ngerasa selalu dianggap sama mereka.”, katanya jujur.
Kalau bisa dapetin BTS Meal (kebetulan dia belum sempet nyobain waktu diwawancara) pasti rasanya udah kayak menangin penghargaan dunia buat Anita. Menurutnya, packaging yang unik dengan persediaan terbatas ini bener-bener bikin dia excited, bahkan sebelum makanannya dijual di Indonesia.
“Mungkin ini berlebihan banget buat orang yang nggak suka BTS. Tapi ya udah, itu kan pendapat kalian. Buat kami, dapetin merch official dengan harga terjangkau itu kesempatan langka, loh.”, ujar Anita jelasin perasaan excited-nya.
Ternyata apa yang dirasain Tya dan Anita itu bukan kehaluan semata. Rupanya BigHit Entertainment punya taktik sendiri buat nyiptain komunitas penggemar yang guyub.
Salah satu strategi cerdasnya adalah dengan bikin logo yang punya cerita antara BTS dan ARMY.
Tahun 2017 lalu, BTS resmi ganti logo dari yang sebelumnya mirip rompi tentara jadi mirip logo Isuzu. Pergantian logo ini juga dibarengin sama launch nya logo ARMY yang baru. Uniknya, kalau digabungin logo ini ternyata jadi lambang perisai.
Nggak tanggung-tanggung, pihak manajemen juga sekalian bikin alasan filosofis dibaliknya. Katanya, perisai ini ibarat BTS dan ARMY yang akan selalu jadi satu kesatuan dan ngelindungin satu sama lain. Cara pinter buat numbuhin sense of belonging antara idola dan penggemar, bukan? Bikin seakan-akan jarak antara artis dan fans jadi ilang aja gitu.
Ternyata upaya bikin fandom yang guyub jadi pedang bermata dua. Di satu sisi jadi solid banget, tapi di sisi lain juga di cap sebagai fans paling fanatik sedunia.
Bagian solidnya bisa digambarkan dengan kebiasaan para ARMY sendiri. “Biasanya kita saling ngingetin gitu buat nonton MV barunya BTS biar views nya naik dan jadi trending.”, kata Anita.
Hal lain yang membuktikan kesolidan mereka adalah inisiatif buat buka donasi untuk para driver ojol saat BTS Meal resmi dijual. Karena menu ini nggak bisa dine in, jadi harus beli lewat drive thru, pesan antar McD, atau lewat jasa ojol. Makanya nggak heran kalau driver ojol udah kayak malaikat penyelamat buat para ARMY.
Ternyata inisiatif buat buka donasi gini bukan pertama kalinya dilakukan sama ARMY. Mereka juga pernah buka donasi buat korban banjir di Kalimantan Selatan dan gempa di Sulawesi Barat. Emang komunitas ARMY ini udah membuktikan kalau mereka bukan cuma sekedar kumpulan penggemar, tapi juga bisa berdampak buat sekitar.
Walaupun begitu, cap sebagai fans paling buruk sedunia juga tetap disandang oleh ARMY. Tya dan Anita bilang kalau emang ada beberapa ARMY yang terlalu fanatik sama BTS. Bahkan menganggap mereka sebagai ‘dewa’ sampai ngebanding-bandingin sama boyband lain. Hal-hal kayak gini lah yang bikin citra mereka kurang baik.
Tapi menurut gue, semua hal di dunia pasti ada sisi baik dan buruk. Sama kayak ARMY, mungkin memang ada beberapa oknum yang terlalu berlebihan mengagumi idolanya. Sikap terlalu ngedewain inilah yang sering bikin orang lain gemes.
Tapi di sisi lain, tindakan nyata mereka buat bantuin pihak yang sedang membutuhkan lewat donasi juga patut dipuji. Soalnya hal ini ngebuktiin kalau ngefans sama artis Korea nggak cuma sekedar menggilai sosok idola yang nggak bisa diraih, tapi juga bisa jadi komunitas kuat yang bisa kasih impact. (*/)