Trends

TREN PENGGUNAAN CHATGPT DAN DAMPAK BURUKNYA TERHADAP LINGKUNGAN

Tren penggunaan ChatGPT diketahui memiliki dampak yang buruk terhadap lingkungan. Kira-kira bagaimana cara kerja ChatGPT sampai bisa berdampak pada lingkungan? Bagaimana cara mengatasinya?

title

FROYONION.COM - Belum lama ini, tren penggunaan ChatGPT telah menciptakan kegelisahan di kalangan para pekerja. Mereka mengkhawatirkan pekerjaannya yang akan tergantikan dengan teknologi yang satu ini. 

Pasalnya, ChatGPT dapat melakukan pekerjaan-pekerjaan manusia mulai dari membuatkan surat, menulis artikel, merancang ide konten, merumuskan copywriting, menerjemahkan bahasa, menulis coding, membantu CS, dan masih banyak lagi.

Bagi yang belum tau, ChatGPT adalah sistem chatbot AI (artificial intelligence) yang dikembangkan oleh perusahaan OpenAI di Amerika Serikat. ChatGPT memanfaatkan ilmu kecerdasan buatan untuk memprediksi kemungkinan jawaban terdekat.

ChatGPT membantu memudahkan pengguna dengan memberikan jawaban sedekat mungkin dalam bentuk teks. Pengguna hanya perlu memasukkan pertanyaan yang kemudian akan direspons oleh sistem berdasarkan data yang mereka punya.

ChatGPT menjadi sangat terkenal sejak peluncurannya pada bulan November 2022 lalu. ChatGPT menerima respon positif dan sukses menjadi platform dengan jumlah pengguna terbanyak sejak peluncurannya, mengalahkan rekor Instagram. 

ChatGPT berhasil memperoleh 100 juta pengguna hanya dalam waktu 5 hari sejak peluncurannya. Hingga Juni 2023, laman ChatGPT telah dikunjungi sebanyak 1,6 triliun kali.

Dibalik ChatGPT yang memberikan kemudahan untuk pekerjaan manusia, terselip dampak buruk yang juga mengkhawatirkan bagi lingkungan. Seperti halnya teknologi AI lainnya, penggunaan ChatGPT memerlukan konsumsi energi yang sangat besar. 

Tentunya, dampak buruk tersebut tidak dapat diabaikan oleh siapa pun. Kemudian dampak seperti apa kira-kira yang ditinggalkan oleh ChatGPT terhadap lingkungan? Yuk, mari kita eksplorasi dan temukan jawabannya!

CARA KERJA CHATGPT DAN DAMPAKNYA TERHADAP LINGKUNGAN

Ketika kamu melakukan percakapan dengan ChatGPT, sistem tersebut akan menyimpannya sebagai sebuah data. ChatGPT kemudian akan membaca miliaran teks yang sudah tersimpan untuk memberikan jawaban sesuai kebutuhan kamu.

Oleh karena itu, ChatGPT memiliki pusat data yang sangat besar untuk menampung miliaran teks sebelumnya. Pusat data yang besar tidak lepas dari kebutuhan daya yang tidak sedikit, sambil menghasilkan jejak karbon yang juga besar.

Selama setahun, ChatGPT diperkirakan dapat menghasilkan 8,4 ton karbon dioksida, menciptakan jejak lingkungan yang signifikan. 

Jumlah tersebut lebih banyak dua kali lipat dibandingkan yang dihasilkan oleh setiap tindakan manusia, yaitu sekitar 4 ton per tahun.

Kemudian Kasper Groes Albin Ludvigsen, spesialis ilmu data berkelanjutan, memperkirakan jumlah konsumsi listrik yang digunakan oleh OpenAI yang mencapai 1.287 MWh. Jika ditaksirkan dapat menghasilkan 552 ton karbon dioksida.

Seperti yang kita tahu, jejak karbon dapat meningkatkan suhu global yang tentunya akan berdampak pada seluruh makhluk di muka bumi. Es di kutub mencair, permukaan air naik, bencana alam, hingga cuaca ekstrim. 

Apabila sebelum tahun 2050 rata-rata jejak karbon per tahun tidak mengalami penurunan hingga di bawah 2 ton maka, bumi akan mengalami kenaikan suhu sebesar 2 derajat celcius. Bayangkan saja akan sepanas apa pada saat itu.

Penggunaan air dalam jumlah besar oleh ChatGPT pun juga perlu dikhawatirkan. Air dalam jumlah besar digunakan oleh ChatGPT untuk menghasilkan listrik serta menjaga suhu agar mesin tetap dingin dan terkendali.

Para peneliti di University of California, Riverside mengungkapkan jika ChatGPT membutuhkan air sebesar 500 ml untuk setiap 20-50 pertanyaan yang diajukan. Bayangkan saja, jika itu jumlah pengunjung ChatGPT yang telah mencapai angka 1,6 triliun.

Selama pelatihan ChatGPT-3 saja, Microsoft (perusahaan yang memberi investasi) telah menggunakan sekitar 700.000 liter air tawar atau 185.000 galon. Angka tersebut setara dengan jumlah air untuk memproduksi 370 mobil BMW atau 320 mobil Tesla. 

Kemudian bagaimana kira-kira dengan pelatihan ChatGPT-4 yang lebih canggih dari ChatGPT-3? Berapa banyak kira-kira air yang dibutuhkan dalam penggunaan teknologi tersebut? 

Jika jutaan air terus digunakan, tidak mengurangi kemungkinan bahwa akan terjadi kelangkaan air secara global di masa mendatang. Kekeringan dan ketidakstabilan lingkungan pun tentunya akan terjadi sebagai dampaknya.

Tidak dapat dipungkiri, komunitas AI yang semakin besar mengancam dan menimbulkan kerusakan lingkungan yang bisa menjadi sangat besar di masa depan.

Perlu juga diingat, jika emisi karbon dioksida tidak hanya akan berdampak terhadap lingkungan, melainkan juga kesehatan tubuh. Penyakit baru bisa berevolusi jika suhu meningkat akibat kerusakan bumi.

UPAYA MICROSOFT DALAM MENANGGAPI DAMPAK LINGKUNGAN CHATGPT 

Juru bicara Microsoft kepada Insider mengatakan bahwa mereka terus berupaya untuk membuat sistem supaya menjadi lebih efisien yang ramah terhadap lingkungan, baik dalam pelatihan maupun pengaplikasian. 

Jika sebelumnya masih perkiraan yang dilakukan oleh para peneliti. Microsoft akan mengukur penggunaan energi dan dampak karbon dari ChatGPT sebagai langkah menuju perencanaan.

Sementara itu, OpenAI belum memberikan tanggapan terkait dampak ChatGPT terhadap lingkungan.

CARA MENGATASI DAMPAK KERUSAKAN LINGKUNGAN DARI CHATGPT

Hingga saat ini, masih sedikit penelitian yang meneliti dampak buruk teknologi AI terhadap lingkungan. Walaupun begitu, beberapa peneliti tengah berupaya untuk mengembangkan “greener AI” (AI yang lebih ramah lingkungan).

Ilmu Green Intelligence dipelajari untuk menunjang perkembangan teknologi yang ramah lingkungan. Di era di mana teknologi terus bertumbuh, setiap perusahaan wajib mempelajari ilmu tersebut untuk menghasilkan teknologi ramah lingkungan.

Adakah yang bisa kita lakukan untuk mengurangi dampak buruk ChatGPT terhadap lingkungan? Tentu saja ada, para peneliti menyarankan kepada kita untuk mengurangi hype penggunaan ChatGPT, termasuk teknologi AI lainnya.

Meskipun langkah kita tampak kecil namun, upaya kita dalam menggunakan teknologi AI termasuk ChatGPT dengan bijak, dapat memperlambat kerusakan bumi. Yuk, lebih bijak dalam menggunakan ChatGPT! (*/) (Photo credit: Sanket Mishra)

  • whatsapp
  • twitter
  • facebook
  • remix
Penulis

Hesti YA

Mending nulis daripada overthinking