Trends

SUKA BELI PRODUK THRIFTING BUKAN BERARTI ANTI PRODUK LOKAL

Baru baru ini menteri perdagangan Zulkifli Hasan viral memusnahkan 824 bal thrifting yang senilai 10 milyar dengan alasan membantu pasar produk-produk lokal.

title

FROYONION.COM - Belakangan ini budaya thrifting sangat populer di kalangan anak muda. Bahkan para penjual toko thrift shop dalam sebulan bisa menghasilkan untung bersih 20 juta. 

Namun, beberapa waktu yang lalu, menteri perindustrian Indonesia, Zulkifli Hasan menempuh langkah kontroversial dengan membakar sejumlah baju bekas yang ditemukan di pasar loak. 

Banyak orang yang merasa keberatan dengan tindakan tersebut karena sebagian besar barang bekas tersebut masih bisa dimanfaatkan dan mengurangi jumlah limbah.

Namun, sebagian orang juga berpendapat bahwa Zulkifli melakukan itu untuk mendorong masyarakat agar lebih menghargai produk lokal dan berhenti membeli barang impor yang sebenarnya dapat diproduksi oleh industri lokal.

Kita baik pemerintah maupun masyarakat sipil seharusnya tidak terjebak dalam polarisasi pertentangan antara yang suka thrift store dan yang mendukung produk lokal. 

Keduanya dapat dilakukan secara bersamaan dan tidak harus saling bertentangan. Kita bisa saja membeli barang-barang bekas di thrift store untuk memenuhi kebutuhan fashion kita, sambil tetap mendukung industri lokal dengan membeli produk buatan dalam negeri yang memiliki kualitas bagus. 

Kemendag musnahkan pakaian bekas impor senilai Rp 10 miliar (Foto: Deny Prastyo Utomo/detikJatim)
Kemendag musnahkan pakaian bekas impor senilai Rp 10 miliar (Foto: Deny Prastyo Utomo/detikJatim)

Ada banyak produk lokal yang kualitasnya setara atau bahkan lebih baik dari produk impor. 

Dengan membeli produk lokal, kita juga dapat membantu meningkatkan perekonomian Indonesia dan membantu menciptakan lapangan kerja bagi masyarakat. Suka thrift store bukan berarti anti produk lokal. 

Sebaliknya, kita dapat memanfaatkan kedua hal tersebut sebagai solusi untuk mengurangi pemborosan dan mendukung ekonomi lokal.

Sebenarnya dari segi kualitas produk thrifting dan produk lokal tetap bergantung pada barangnya. 

Namun dari segi ekonomis tetap thrifting lebih bagus daripada produk lokal. Dengan harga 50 ribu produk thrifting sudah mendapatkan pakaian dengan kualitas bagus walaupun bukan branded

Namun untuk produk lokal dengan harga segitu masih mendapatkan barang yang kurang bagus dan cepat rusak kualitas jahitannya. 

Beberapa kelebihan lain yang sering dikaitkan dengan produk thrifting dibandingkan dengan produk lokal antara lain: 

HARGA TERJANGKAU

Produk thrifting biasanya dijual dengan harga yang jauh lebih murah daripada produk lokal Indonesia yang baru. 

Hal ini karena produk thrifting biasanya merupakan barang bekas atau second-hand, sehingga harganya lebih terjangkau. Harga yang lebih murah ini bisa menjadi pertimbangan bagi konsumen yang memiliki keterbatasan anggaran untuk berbelanja. 

UNIK

Kebanyakan produk thrifting memiliki karakteristik yang unik dan langka, karena barang-barang tersebut sudah tidak diproduksi lagi atau tidak tersedia di pasaran. Dalam hal ini, produk thrifting dapat memberikan pengalaman yang berbeda dan menarik bagi konsumen yang mencari barang-barang yang unik dan langka.

KUALITAS BAHAN

baik lokal maupun luar negeri, dapat bervariasi tergantung pada banyak faktor seperti jenis bahan yang digunakan, proses produksi, teknologi, dan keterampilan tenaga kerja. 

Namun, sebagian besar produsen produk luar negeri menggunakan bahan baku yang berkualitas tinggi dan terstandarisasi. 

Bahan baku tersebut diperoleh dari negara-negara tertentu yang memiliki standar kualitas tinggi. Hal ini dilakukan demi mendapatkan kualitas yang baik dan nyaman dipakai.

MENJAGA KEASLIAN BARANG

Sebenarnya kita tidak tahu mana yang asli beneran apa bukan, tapi beberapa produsen lokal malah sering membuat produk KW dari luar, bahkan sering menjiplak produk luar namun bahan dengan kualitas buruk. 

Mereka hanya bermodal menyablon brand-brand tertentu dengan memberi label atau logo dari produk luar yang sebenarnya memiliki bahan produk yang sangat bagus.

Makanya thrifting dapat menjadi pilihan yang tepat bagi orang yang ingin membeli produk-produk yang asli dan autentik. 

Selain itu beberapa produk thrifting memiliki desain barang yang lebih vintage atau produk dari merek dengan desain tertentu bisa menjadi sangat langka dan sulit didapatkan di pasar konvensional.

PROSES PRODUKSI

Dengan adanya teknologi yang lebih canggih, produk thrifting dari luar negeri memiliki kualitas produk yang sangat oke untuk saat pakai. 

Entah saya juga masih belum menemukan kenapa bisa begitu. Tetapi dari beberapa info produsen produk luar negeri biasanya memiliki standar kualitas yang lebih ketat dalam produksi produk, sehingga  tenaga kerjanya pun dipilih yang terampil dan terlatih. 

Selain itu, produsen sering kali memberikan pelatihan yang berkesinambungan kepada para pekerjanya. 

Sebagai contoh, produk-produk dari Jepang yang selalu terkenal akan kualitasnya karena pemerintah Jepang menerapkan standar kualitas yang sangat ketat dalam produksi sebuah produk.

Sebenarnya banyak produk lokal yang memiliki standar kualitas yang setara dengan luar negeri dan itupun juga masih laku laris karena memang produknya bagus. 

Sehingga orang yang suka produk thrifting bukan karena anti lokal tapi karena mereka memilih produk yang memiliki kualitas dan look yang mereka inginkan.

Lihat saja produk-produk thrifting seringkali terbuat dari bahan yang berkualitas tinggi, seperti kain katun atau wol. Bahan yang berkualitas seperti ini dapat memberikan kenyamanan dan kelembutan yang lebih baik ketika dipakai.

Kesimpulanya mereka anak muda menyukai barang impor bukan berarti karena mengikuti trend namun memang sekarang produk lokal mengalami penurunan dari segi kualitas daripada produk luar. (*/)

  • whatsapp
  • twitter
  • facebook
  • remix
Penulis

Sulthon Amanulloh

Mahasiswa jurusan Sastra di kampus yang tidak terkenal dan menyambi bekerja menjadi kapster di sebuah barbershop