Trends

MENTERI BASUKI JADI FOTOGRAFER DADAKAN DI G20, SAATNYA LO BELAJAR KALAU HOBI ITU PENTING

Buang deh mindset kalau masih ngerasa hobi itu nggak penting dan harus diabaikan. Masa iya kalah sama aksi Menteri PUPR Basuki Hadimuljono yang hobi fotografi dan akhirnya jadi fotografer dadakan pak Jokowi di G20?

title

FROYONION.COM - Aksi nyentrik Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono jadi fotografer dadakan buat Presiden Joko Widodo di rangkaian acara G20 lagi-lagi menarik perhatian banyak netizen, Civs. 

Kala itu, Pak Jokowi lagi menerima beberapa pemimpin negara G20 di Bali pada Rabu (16/11). Doi bersama beberapa orang hebat lainnya kayak Presiden AS Joe Biden, Perdana Menteri India Narendra Modi hingga Presiden Prancis Emmanuel Macron. Tapi nggak kayak kerjaan menteri sebelum-sebelumnya, pak Basuki malah asyik mengabadikan momen kehadiran pemimpin negara itu dengan menggunakan kameranya. 

Lo bisa lihat aksi kocak menteri satu ini lewat beragam video dokumentasi yang ditampilkan secara resmi oleh Sekretariat Negara ataupun media-media yang meliput di sana. Kelihatan banget, pak Bas menghayati peran sebagai fotografer dengan all out.

Pak Basuki terlihat membawa satu kamera dengan lensa tele panjang yang digantung di lehernya. Doi nutup mata satu buat ngebidik objek dan mengabadikan momennya sesekali. Nggak ketinggalan juga, Menteri Basuki mengenakan topi khas dirinya berlogo PUPR yang dipakai terbalik di atas kepalanya. 

Dia nyempil kanan kiri buat dapet angle terbaik dari objek yang mau di fotonya. Nggak jarang juga sesekali doi harus berdesakan dengan wartawan dari luar negeri yang punya postur tubuh lebih besar. 

Padahal, kalau wartawan itu tahu kalau yang ada di dekatnya itu menteri mungkin bakal langsung di doorstop kali yee. 

Anyway, Pak Basuki memang seringkali juga melakukan apa yang dia suka di sela-sela kegiatan utamanya sebagai Menteri PUPR. Beberapa kali doi ngisi acara dengan ngeband bareng menteri atau mungkin teman tongkrongan lainnya. Fyi, pak Bas ini cukup ahli menggebuk drum Civs. 

Nah, dari aksi nyentrik Menteri Basuki ini sebenarnya kita bisa belajar kalau yang namanya hobi itu nggak boleh ditinggalin. Meskipun mungkin lo sudah punya banyak kesibukan atau pekerjaan lain yang nggak sesuai sama hobi lo.  

Kenapa gitu? 

Kalau berkaca dari kegiatan Menteri Basuki, sebenarnya itu kan jauh berbeda dari profesi fotografer ataupun musisi. Belum lagi, kegiatan menteri itu kan banyak banget cuy. Terkadang nggak bisa dipungkiri kalau waktu mereka itu cuma habis buat kerja, kerja, dan kerja. 

Dari situ lo mungkin bisa refleksi sedikit kalau masih ngerasa waktu 24 jam sehari yang kita punya itu nggak cukup buat cuma sekedar muasin kesenangan diri lewat nyalurin hobi lo. Masa iya, menteri yang sesibuk itu aja masih bisa berpikir kreatif luangin waktu buat hobi. 

Ada satu artikel menarik yang gue temuin di New York Times baru-baru ini. Mereka mencoba mengulas tentang hobi seseorang yang seringkali diabaikan dengan berbagai alasan. Padahal, hal tersebut nggak jadi jalan keluar dari apa yang dipusingkan individu-individu tersebut. 

Artikel ini memulai ulasannya dengan sebuah refleksi besar: Ketika lo berada di fase anak-anak, lo bakal jadi ahli buat menemukan berbagai hobi menyenangkan dalam hidup. Bisa mungkin olahraga, belajar tari atau musik, bermain game, atau bahkan sekedar mengumpulkan action figure dan mainan kesayangan sebagai koleksi. Lo mungkin nggak sadar kalau itu semua yang membawa anak kecil itu ke kebahagiaan. 

Tapi, saat anak itu mulai beranjak dewasa mereka bakal mulai mengalami fase kedewasaan. Beberapa di antaranya mungkin mulai berhenti mencoba hal baru dan lebih berfokus pada apa yang disebut sebagai 'karir'. Proses itu tetap dikejar dengan berbagai alasan hidup, bisa karena tuntutan ekonomi, ambisi untuk jadi orang yang lebih hebat, atau bahkan karena goals yang ingin dicapai.

MASA SIH NGGAK PUNYA WAKTU? 

Banyak yang mungkin berpikir kalau produktivitas itu hal yang paling penting. Sehingga, kegiatan-kegiatan yang nggak berdampak banyak sama karir atau pekerjaan seringkali diabaikan. Nah, pemikiran itu sebenarnya yang bikin lo ngerasa nggak punya waktu luang buat sekedar menyalurkan hal-hal yang disuka.

Padahal, waktu luang dan kesempatan itu selalu ada. Cuma terkadang mungkin lo nggak menghabiskannya dengan bijak.  

Buat gambaran, ini gue coba kasih lihat hasil survei penggunaan waktu pekerja full-time di Amerika yang dihitung secara rata-rata: 

*Pekerjaan rumah: 57 menit

*Makan dan minum: 1 jam 6 menit

*Olahraga atau free time: 3 jam 2 menit

*Tidur dan perawatan pribadi lainnya: 8 jam 28 menit

*Mengasuh (anak/orang tua): 31 menit

*Belanja: 25 menit

*Bekerja: 8 jam 30 menit

Kalau lo hitung-hitung keseluruhannya, mungkin cuma butuh waktu sekitar 23 jam buat melakukan semua kegiatan tersebut. Masih ada 1 jam tersisa yang bisa lo manfaatin buat berbagai hal. 

Tapi memang prediksi dan pembagian waktu orang beda-beda. Jadi lo perlu nyesuaiin sama kesibukan lo masing-masing. 

Seorang penulis, Laura Vanderkam mengungkapkan salah satu cara yang efektif buat pakai waktu luang lo dengan baik adalah mengubah mindset dari waktu harian jadi waktu mingguan. Setiap minggu, lo punya 168 jam yang bisa dihabiskan. 

Di mana, paling lo cuma butuh 40 jam buat bekerja. Kemudian, sisa waktu 8 jam perhari buat tidur setiap malam. Kalau dihitung-hitung, masih ada sekitar 72 jam lainnya yang bisa lo habiskan buat banyak kegiatan lho Civs. 

Membagi waktu melalui skala prioritas jadi hal yang bisa lo lakukan di sini. Menurut dia, melacak aktivitas yang dihabiskan setiap harinya jadi salah satu sarana buat mengevaluasi apakah waktu luang lo dihabiskan secara bijak atau enggak. 

Kadang mungkin lo nggak sadar kalau waktu luang lo itu dihabiskan buat hal yang nggak masuk akal. Misalnya, menghabiskan waktu berjam-jam buat main media sosial yang nggak penting atau bahkan lo cuma sekedar 'goler-goleran' di kasur tanpa melakukan apapun. 

Intinya dengan melacak waktu tersebut, lo bisa menghindari kegiatan malas-malasan selama waktu luang. Lebih mending lo melakukan sesuatu yang berkaitan sama hobi sehingga turut membantu pikiran lo jadi lebih baik. 

NGGAK SELALU SOAL HASIL

Kadang karir tetap lo kejar dengan cekatan meski akhirnya lo mengabaikan apa yang jadi minat lo. Pertanyaan sederhana biasanya muncul di benak lo: apakah dengan gue melakukan hobi, ada dampak positif yang didapatkan? 

Riset yang dilakukan tim peneliti dari Universitas Kansas pada 2010 menyimpulkan kalau menghabiskan waktu senggang dengan aktivitas yang menyenangkan diri bakal berpengaruh secara keseluruhan terhadap kesehatan lo. 

Banyak aspek yang mereka temukan. 

Pertama, kesehatan fisik yang jadi lebih baik. Orang yang membagi waktu untuk aktivitas menyenangkan cenderung memiliki tekanan darah dan hormon stres yang lebih rendah. Fungsi fisik mereka pun berjalan dengan baik secara keseluruhan. 

Kedua, aktivitas yang sesuai dengan minat membantu orang lebih mudah tertidur. Beberapa di antara lo mungkin berpikir kalau hobi itu bakal menghabiskan waktu luang sehingga mengurangi waktu tidur nantinya. Tapi, dari penelitian ini sebenarnya disimpulkan kalau menghabiskan waktu untuk hobi bakal membantu lo buat tidur lebih nyenyak sehingga bisa lebih produktif nantinya. 

Ketiga, lebih bahagia dan tingkat stres lebih rendah. Hal ini jadi salah satu alasan kenapa hobi membantu lo buat menghadapi hidup yang banyak tekanan. Dengan menyalurkan pikiran dan tubuh lewat kegiatan yang sesuai minat, suasana hati dan tingkat depresi negatif lo bakal jadi lebih rendah. Lo bakal dapat kepuasan hidup yang lebih besar dan punya pemikiran yang lebih luas. 

Mengutip kata bijak: Don’t pick a hobby because it will help you at work. Pick a hobby that makes you happy, and any improvement in your work will just be a bonus! (*/)

  • whatsapp
  • twitter
  • facebook
  • remix
Penulis

Michael Josua

Cuma mantan wartawan yang sekarang hijrah jadi pekerja kantoran, suka motret sama nulis. Udah itu aja, sih!