Tech

TREN PENGGUNAAN AI DALAM BRANDING DAN PEMBUATAN KONTEN DI MEDIA SOSIAL

Artificial intelligence atau AI ternyata terus mengalami pertumbuhan. Sejumlah brand ternama nasional dan internasional pun turut mengadopsi AI.

title

FROYONION.COM - Artificial intelligence (AI) mulai populer di kalangan anak muda. Cara kerja menggunakan AI yang dinilai praktis membuat AI kini menjadi sebuah tren. Pembuatan konten gambar dan video pun mulai banyak yang menggunakan AI.

Kecerdasan buatan atau AI mengacu pada perkembangan sistem komputer yang mampu melakukan tugas-tugas yang biasanya membutuhkan kecerdasan manusia. Misalnya membuat konten, pembelajaran, pemecahan masalah serta pengambilan keputusan.

AI bekerja dengan cara melakukan pengumpulan data, lalu pra pemrosesan data, ekstraksi fitur, pelatihan model, kemudian pengujian model, penerapan model, pemantauan model, hingga akhirnya AI dapat melakukan tugas tersebut berdasarkan data input tergantung pada tugas atau instruksi yang dirancang untuk ia lakukan.

Keberhasilan AI membuatnya tumbuh dan banyak digunakan dalam beberapa tahun terakhir. QuantumBlack by McKinsey menyebutkan bahwa adopsi AI meningkat lebih dari 2 kali lipat.

Pengadopsian AI pada 2017 menunjukkan angka 20% dan kini telah mencapai 50%. Puncaknya yaitu pada 2019 yang berhasil mencapai 58%. Kepercayaan manusia terhadap cara kerja AI membuat AI terus eksis hingga saat ini.

CARA MENGDOPSI AI

Sejumlah merek mulai tertarik untuk ikut mengadopsi AI. Namun, bagaimana caranya?

Dikutip dari laporan analisis yang disusun oleh Froyo Story, terdapat 5 cara mengadopsi AI yakni sebagai berikut:

1. Tentukan tujuan pemasaran dan kumpulkan sumber data yang relevan: Merek perlu menentukan tujuan pemasaran mereka dan mengidentifikasi sumber data yang akan mendukung pemasaran yang didukung AI. Ini termasuk memahami audiens target mereka, penawaran produk atau layanan, dan saluran pemasaran.

2. Pilih platform AI yang selaras dengan sasaran dan sumber datanya: Merek harus memilih platform AI yang selaras dengan sasaran pemasaran dan sumber datanya. Ini mungkin termasuk platform yang berspesialisasi dalam analitik prediktif, pemrosesan bahasa alami, pengenalan gambar, dan banyak lagi.

3. Menyiapkan infrastruktur data untuk mendukung algoritma AI: Untuk mendukung algoritme AI, merek perlu menyiapkan infrastruktur data yang diperlukan, termasuk pembersihan data, normalisasi, dan penyimpanan di gudang data atau data lake.

4. Mengembangkan, menguji, dan menyempurnakan model AI untuk menganalisis perilaku pelanggan dan memprediksi preferensi: Dengan infrastruktur data yang tersedia, merek dapat mengembangkan model AI untuk menganalisis perilaku pelanggan, memprediksi preferensi, dan mengoptimalkan kampanye pemasaran. Model ini harus diuji dan disempurnakan untuk memastikan keakuratannya.

5. Menerapkan model AI ke dalam kampanye pemasaran dan periklanan dan terus meningkatkan model untuk mencapai hasil yang lebih baik: Setelah model AI dikembangkan dan diuji, merek dapat menerapkannya ke dalam kampanye pemasaran dan periklanan mereka. Pemantauan dan penyempurnaan model yang berkelanjutan diperlukan untuk mencapai hasil yang lebih baik dan tetap terdepan.

Berdasarkan data dari Technavio dan Deloitte, AI akan mengalami pertumbuhan yang signifikan dan mendapat permintaan terus menerus. Teknologi AI dinilai akan terus mendorong pertumbuhan dan evolusi pasar di berbagai industri dan sektor pada tahun-tahun mendatang.

AI dinilai berhasil memberikan layanan dan pengalaman yang cukup baik. Namun, ternyata lebih dari itu, AI mampu menciptakan kreasi yang lebih baik. AI kini menjadi sebuah tren yang unik untuk dilakukan.

MEMBUAT KONTEN DENGAN AI

Penggunaan AI dalam membuat konten mulai diikuti dan menjadi bagian dari tren tersebut. Banyaknya tren yang dibuat dan dibagikan ke media sosial membuat topik AI terus bergema hingga saat ini.

Pada media sosial TikTok misalnya, terdapat tren penggunaan teknologi AI yang bisa meniru suara vokal artis atau public figure mancanegara. Konten meniru suara menggunakan AI mulai tersebar dan populer lewat video parodi, salah satunya suara Presiden RI Joko Widodo.

Beberapa waktu lalu pun terdapat tren penggunaan filter AI, seperti Lensa AI atau AI Manga Filter. Konten video hasil penggunaan filter AI akhirnya menjadi populer di Indonesia diiringi dengan lagu Jepang yang terkesan imut.

Kemampuan AI dalam mengubah foto menjadi animasi dengan menyajikan berbagai variasi membuat orang jadi tertarik untuk mencobanya. Kreativitas yang dihasilkan oleh AI dalam mengolah gambar dinilai unik dan membuat pengguna tidak ada habisnya untuk bereksperimen.

Secara umum, banyak brand menggunakan AI untuk meningkatkan efisiensi, efektivitas dan kepuasan pelanggan. Begitu pun brand Indonesia, sebut saja Gojek, Tokopedia, Indosat Ooredoo dan Allo Bank.

Jika brand kalian ingin lebih menjangkau dan memahami pelanggan, menciptakan pengalaman yang dipersonalisasi dalam skala besar, atau bahkan mengoptimalkan kinerja campaign, AI bisa menjadi solusi untuk memasarkan brand kalian. (*/)

  • whatsapp
  • twitter
  • facebook
  • remix
Penulis

Fadhil

Content writer Froyonion, suka pameran seni dan museum, sesekali naik gunung