Tech

LAPTOP FOLDABLE HARGA 50 JUTAAN? WORTH TO BUY NGGAK SIH?

Beberapa waktu lalu, banyak sekali produsen smartphone lipat, sekarang ada laptop lipat juga? Teknologi sekarang ini memang kadang-kadang ya…

title

FROYONION.COM - Perusahaan laptop sekarang ini juga nggak mau kalah sama perusahaan smartphone, termasuk brand merk ASUS.  Walaupun ASUS juga memproduksi smartphone, tapi ASUS tidak ikutan membuat smartphone lipat, yang ada malah membuat laptop lipat. Hah, yang bener?

Beberapa bulan lalu, ASUS telah mengeluarkan produk laptop terbarunya bernama ASUS Zenbook 17 Fold OLED UX9702. Yes, laptop model baru seri Zenbook ini memiliki layar yang bisa dilipat. Nggak tanggung-tanggung Civs, layar yang bisa dilipat ini berukuran 17,3 inch saat terbuka. Udah kayak monitor komputer deh pokoknya.

Selain layarnya yang lebar, tampilan luarnya pun juga juga sangat elegan banget, ini terlihat saat laptopnya terlipat. Ketika lo membawa dengan salah satu tangan lo, orang-orang mengira bahwa lo membawa clutch mewah berwarna hitam yang kelihatan isinya penuh gitu, padahal yang dibawa itu laptop, wkwk. Emang seperti apa sih bentukannya? Simak video yang di bawah ini deh.

Spesifikasi

Seperti yang tertera di video, laptop ini benar-benar mengagumkan dengan layar touchscreen-nya yang super besar. Ini menjadikan laptop foldable pertama di dunia yang berukuran 17 inch. Udah layarnya gede, OLED NanoEdge Dolby Vision 2.5K pula. Ini memberikan pengalaman visual yang tidak bisa didapatkan di laptop manapun.

Tidak seperti layar laptop pada umumnya, biasanya laptop konvensional memiliki rasio 16:9, tapi laptop ini beda. ASUS Zenbook 17 Fold ini memiliki rasio 4:3 (ketika layarnya tidak dilipat) dan 3:2 (ketika layarnya dilipat). Layar ini juga memiliki warna yang akurat (Pantone Validated) dengan tingkat kecerahan 500 nits serta 100% DCI-P3 color gamut. Waktu responnya pun hanya 0,2 ms dan mendapat sertifikat perlindungan mata terhadap paparan sinar biru dari TUV Rheinland.

Laptop ini juga dilengkapi ScreenXpert yang bisa membantu lo untuk mengerjakan beberapa pekerjaan sekaligus. Multiple screens-nya sangat membantu sekali ketika mengerjakan tugas atau menyelesaikan pekerjaan yang membutuhkan jurnal ilmiah atau sejenisnya. Lo bisa menempatkan bacaan, pekerjaan, dan mendengarkan musik sekaligus dalam satu layar.

Walaupun laptop ini touchscreen, ASUS Zenbook 17 Fold ini tetap memiliki keyboard bluetooth bawaan yang bisa dilepas pasang. Ketika di mode laptop konvensional, keyboard ini bisa dipasang di atas layar laptopnya. Di bagian pinggir layar, terdapat magnet yang cukup kuat agar keyboard tidak mudah bergeser. Gue lebih suka ketika mode desktop sih, layarnya bisa dimaksimalkan dan kita bisa menggeser posisi keyboard sesuai kenyamanan yang kita inginkan.

Wah pasti berat nih dengan layar yang super gede? Well, berat secara keseluruhan dari laptop ini (termasuk keyboard) hanya seberat 1,8 kg saya Civs, dengan ketebalan 8,7 mm. ASUS lebih memilih menggunakan bahan alloy ketimbang bahan logam yang lumayan berat. Jadi, laptop ini nggak terlalu berat sih menurut gue, masih banyak laptop yang lebih berat dibanding ASUS Zenbook 17 Fold OLED ini.  

Mungkin percuma juga kalau display yang ditawarkan bagus tapi tenaga dalamnya nggak maksimal. Tenang aja Civs, tenaga laptop ini menggunakan Intel Core i7 generasi 12 yang lumayan kencang. Hal ini juga didukung oleh kartu grafis Intel Iris Xe dengan RAM 16GB LPDDR5 dan penyimpanan SSD sebesar 1 TB. Sistem yang dijalankan pastinya menggunakan Windows 11 Pro.

Kalau masalah audio, sudah pastinya menggunakan quad-speaker dari Dolby Atmos dengan teknologi smart amplifier yang empuk banget di telinga. Selain itu, laptop ini dibekali 5 MP AI kamera di bagian layar depan. Namun untuk menggunakannya, lo hanya bisa di mode laptop konvensional atau dengan mode full screen secara vertikal. Karena letak kameranya berada di salah satu sisi yang tidak terkena garis lipat.

Urusan baterai? Nggak usah khawatir. Daya tahan baterai ini bisa mencapai 9,5 jam jika digunakan untuk memutar video 1080p secara offline. Untuk casnya sendiri menggunakan USB Type-C dengan easy charge 5V-20V, sedangkan port-nya hanya satu lubang audio jack dan dua lubang USB Type-C.

Untuk printilan lainnya sih cuma dongle atau OTG dari USB Type-C to USB Type-A satu biji sama dompet kayak kulit gitu berwarna hitam yang bisa lo beli sepaket dengan laptopnya. Oh iya, lo bisa dapet free subscribe selama 3 bulan akses ke semua aplikasi Adobe Family. Setelah habis, lo bisa perpanjang atau berhenti berlangganan juga bisa.

PLUS MINUS

Kalau ngomongin soal kelebihan, pastinya sudah terlihat di spesifikasi. Layar lebar, foldable, OLED screen, ringan, baterai tahan lama, SSD up to 1TB, RAM gede, dll. Namun dibalik semua itu, pasti ada kekurangan juga dan resiko yang harus dihadapi oleh si pemilik laptop ini.

Kekurangan cuma satu, yaitu terletak di bagian penyangga belakang. Tidak ada engsel yang bisa diatur sesuai kebutuhan kita ketika layarnya dalam mode desktop. Seharusnya ASUS sudah memperkirakan hal ini, padahal laptop hybrid keluaran sebelumnya (Yang berkolaborasi dengan seniman) memiliki engsel yang bisa diatur derajat kemiringannya. 

BACA JUGA : ASUS VIVOBOOK 13 SLATE OLED (T3300) PHILIP COLBERT EDITION: PARA WFA WAJIB BELI

Gue rada ngeri aja sih ketika sedang di mode desktop, pas lagi bingung ngatur penyangga belakangnya eh malah jatuh layarnya. Mana penyangganya rada kecil lagi, nggak seimbang sama besarnya layar. Gue takutnya kalau ada orang yang nggak sengaja menyenggol meja terus layarnya nggak stabil karena penyangganya yang kurang lebar. Bisa repot kalau layarnya jatuh.

Menurut gue kekurangannya cuma itu sih. Lha terus bagaimana dengan kameranya yang cuma 5 MP? Bagaimana dengan kartu grafisnya yang cuma Intel Iris Xe? Bagaimana dengan port-nya yang cuma 3 doang? Bagaimana dengan harganya yang mencapai 50 jutaan?

Sekarang gini deh, dengan harga laptop yang mencapai 50 juta, apa yang kamu harapkan? Menurut gue, harga segitu memang selayaknya mendapat spesifikasi seperti di atas, ya walaupun gue belum mampu buat beli juga. Pertanyaan di atas bisa dipatahkan dengan spesifikasi lainnya yang mendukung.

Kamera? Ya mungkin bisa sih ditingkatkan menjadi 13 MP misal, tapi apakah itu diperlukan? Lo butuh laptop apa butuh HP buat selfie? Kalau pengen MP gede mah beli kamera aja sekalian, ngapain beli laptop? Menurut gue, kamera 5 MP itu udah cukup buat online meeting, yang penting kan suara yang yang kita keluarkan itu terdengar jelas sama orang lain yang ada di online meeting itu.

Kartu grafis? Bro, kalo lo minta kartu grafis NVIDIA RTX, lo harus bayar lebih lagi, bisa jadi harganya sampai 60 jutaan lebih. Banyak juga kok laptop gaming yang harganya 50 jutaan tapi kartu grafisnya masih seri yang lama, tapi kan pasti ada spesifikasi lainnya yang lebih diunggulkan. Begitu juga dengan laptop ASUS yang satu ini, mereka mengunggulkan di bagian display. Lo nggak akan nemuin laptop touchscreen 17,3 inch di manapun dengan harga segitu.

Masalah port? USB Type-C sekarang ini menjadi rajanya perkabelan. Terus ngapain juga ngasih port USB Type-C banyak-banyak. Lagian ASUS juga ngasih bonus OTG USB type-C to USB Type-A kok, jadi nggak ada masalah dong harusnya. Nggak perlu juga beli mouse yang ada kabelnya ataupun bluetooth, layarnya udah touchscreen kok, jadi ya ngapain?

Yang lebih penting itu penyangga belakangnya. Tolong pegawai ASUS kalau membaca artikel ini, buatlah penyangga belakang yang lebih lebar lagi dan pastikan ada engsel buat ngatur kemiringannya. Kan bisa tuh penyangganya sebelah kanan sama kiri lebarnya sama gitu (dalam posisi mode desktop). 

Jadi worth to buy nggak laptop ini sebenarnya? Menurut gue worth to buy sih bagi yang punya duit. Spesifikasi laptop ini udah cukup bagi yang kerjanya sebagai video editing, desain grafis, motion graphic, dan lain sebagainya yang berhubungan dengan industri kreatif. Kalau gue sih nggak mau beli, ya karena nggak ada duitnya, hehe. (*/)

  • whatsapp
  • twitter
  • facebook
  • remix
Penulis

Dynasti Savira

Investor Reksadana, pro player Blossom Blast Saga, pegiat hidup monoton, dan penikmat seni tapi bukan air. Motto hidup : Semua masalah pasti akan berlalu, iya berlalu lalang.