Tech

AVATAR UBAH CARA BERINTERNET, ANTARA REALITAS DAN BIAS KREATIVITAS

Lo mungkin sering lihat orang-orang pakai foto  profil mereka dengan gambar kartun atau grafis tertentu kan. Nah, itu namanya avatar Civs. Sekarang fitur itu makin menarik minat buat dikulik-kulik sama mereka perusahaan penyedia layanan digital. Kira-kira apa menariknya ya bermain avatar?

title

FROYONION.COM - Penggunaan avatar sebagai profile picture makin jadi populer di dunia digital belakangan ini. Banyak media sosial yang kini menyematkan fitur pembuatan avatar ini untuk nantinya bisa lo gunakan. 

Buat lo yang mungkin nggak tahu, avatar itu bisa jadi semacam representasi grafis dari penggunanya di dunia maya. Kadang, avatar ini juga dibentuk sedemikian rupa agar memperlihatkan karakter atau persona yang lo mau. 

Sekarang ini fitur pembuatan avatar juga seolah jadi salah satu andalan layanan platform jejaring sosial di bawah grup Meta. Baik Facebook ataupun Instagram kini mengadopsi fitur yang dinamakan Bitmoji. Beberapa platform lain, seperti Apple ataupun Snapchat juga memiliki fitur pembuatan avatar. 

Lewat fitur ini, lo dimungkinkan membuat karakter versi lo sendiri tanpa ada batasan. Aplikasi bakal nyediain beberapa referensi dan tampilan buat lo pilih yang nantinya bisa jadi profile picture ataupun stiker buat lo bagiin saat mengirim pesan.

Meta pun masih mau ngembangin fitur penyedia avatar itu ke platform WhatsApp dalam versi selanjutnya. Yaaa, mungkin buat lo anak muda tahu kalau WhatsApp itu sekarang jadi alat komunikasi paling populer di Indonesia. 

Biasanya, orang-orang yang pakai aplikasi pesan singkat ini lekat dengan orang yang sudah dewasa maupun untuk kepentingan dunia profesional dan pekerjaan. 

Makanya mungkin gaya berbahasa di WA terkadang beda dengan aplikasi pesan singkat lainnya. Mungkin Meta sekarang ini mau ngebuat WA jadi makin youth-friendly. Mungkin ini bisa jadi salah satu fitur yang menarik, gue pun termasuk orang yang suka membuat avatar itu dengan dipadukan kreasi yang gue inginkan. 

KENAPA AVATAR? 

Sebagai gambaran, dulu mungkin gambar avatar ini lebih lekat  dengan istilah picons atau personal icons. Penggunaan avatar pun dari waktu ke waktu juga berubah fungsi dan tujuannya. 

Mungkin di tahun 2000an awal, kita yang dulu sering bermain video game di warnet tahu soal avatar itu biasa digunakan untuk menjaga anonimitas. Jadinya, karakter kita di dunia nyata nggak diketahui sama teman-teman kita di dunia permainan online. 

Nah, membuat persona baru lewat avatar jadi salah satu cara yang paling ampuh tuh buat jaga kerahasiaan diri kita dari dunia luar. 

Dulu pun tanpa bantuan dari platform media sosial pun, kita seringkali mencoba buat avatar ala diri sendiri. 

Dilansir dari kanal Virtual Humans, kehadiran emosi manusia saat ini dibutuhkan di dunia virtual. Maka dari itu, banyak perusahaan aplikasi dan penyedia pesan singkat yang mengadopsi fitur avatar ini.

Dalam hal ini, emosi berkaitan dengan kontan mata, ekspresi wajah, watak, dan lainnya. Itu semua bisa menjadi nyata dan dirasakan langsung lewat avatar. 

“Avatars are a digital reflection of self, except we control our reflection,” demikian kutipan di artikel tersebut. 

Ini pun juga menjadi salah satu alasan kenapa avatar digemari. Kita bisa mengatur penampilan apa yang mau ditunjukkan di dunia virtual sesuai dengan keinginan.

Mulai dari mengubah gaya rambut, bentuk wajah, besar mata, sampai tinggi badan bisa lo lakuin di avatar milik lo. Makanya, avatar kan jadi sarana berekspresi yang bebas di ruang digital. 

DAYA TARIK AVATAR BAGI PLATFORM DIGITAL

Nah, sebenarnya ada banyak alasan kenapa avatar itu jadi salah satu fitur yang potensial bagi platform pesan singkat --kalau menurut penulis di Virtual Humans--. Apalagi, banyak dunia sekarang lagi saling kejar-kejaran buat bikin teknologi metaverse versinya masing-masing. 

Beberapa alasan avatar jadi penting buat platform, misalnya: Pertama, menurutnya interaksi sosial jadi lebih substantif lewat kehadiran avatar. Hal ini pun merevolusi cara berkomunikasi dari dulu yang harus lewat tatap muka, tapi kini menjadi banyak beralih ke digital.

Apalagi pandemi Covid-19 yang melanda dunia ini telah mengubah cara kita berkomunikasi.

Menurut dia, aplikasi messenger seringkali memanfaatkan interaksi hanya berbasis teks. Tapi ternyata hal tersebut nggak cukup bagi para pengguna untuk membagikan keseluruhan ceritanya. 

Perlu ada penyampaian emosi dan rasa yang membuat penyampaian pesan jadi makin tokcer. Salah satu upaya untuk menstimulasikan hal tersebut adalah dengan menerapkan emoji, GIF, ataupun medium interaktif lain.

Para peneliti, menurut artikel itu, menemukan bahwa avatar seringkali menumbuhkan rasa kehadiran bersama antara pengirim pesan dengan orang yang menerima pesan. 

Kedua, menggunakan avatar diyakini bisa meningkatkan experience pelanggan dalam beraktivitas secara digital. 

Biasanya, jika seseorang bisa membuat avatar semakin mirip dengan dirinya maka penilaian positif secara otomatis juga akan diberikan kepada penyedia layanan tersebut. Biasanya, mereka akan menilai kelengkapan ataupun kecanggihan dari fitur yang disediakan oleh aplikasi tersebut.

Oleh sebab itu, ini menjadi salah satu cara yang digunakan oleh penyedia layanan pesan singkat untuk mencuri hati pelanggannya. Sama saja ini seperti berbelanja, semakin banyak pakaian dijual yang sesuai dengan selera pembeli maka nilai positif akan diberikan kepada toko tersebut. 

Avatar memungkinkan kita untuk bermain citra diri dengan cara yang mudah dan dapat diakses. Oleh sebab itu, seringkali realitas yang kita tampilkan lewat avatar itu sudah menjadi bias karena kreativitas.

Cara itu dipakai oleh perusahaan Apple yang juga menghadirkan fitur avatar lewat Memoji yang mereka miliki. Pengguna bakal mendapat lebih banyak opsi untuk melakukan penyesuaian avatar yang sesuai dengan keinginannya.

Fitur ini bisa dibilang sudah sangat canggih, dimana lo bisa merekam gerakan wajah dan menjadikannya video pendek di iMessage atau Apple Clips. Setelah itu, lo juga bisa mengatur ulang aksesoris ataupun tampilan sesuai keinginan. 

Kalau menurut lo gimana Civs, seberapa jauh fitur avatar ini bisa berkembang nanti ke depannya? (*/)

  • whatsapp
  • twitter
  • facebook
  • remix
Penulis

Michael Josua

Cuma mantan wartawan yang sekarang hijrah jadi pekerja kantoran, suka motret sama nulis. Udah itu aja, sih!