Kreatif

PERTUNJUKAN LADANG BINATANG SUKSES ‘BIUS’ AREK SURABAYA

Sebuah naskah drama saduran dari novel Animal Farm berhasil menjadi tontonan yang menarik perhatian masyarakat berbagai kalangan di Surabaya.

title

FROYONION.COM - Teater Institut, sebuah unit kegiatan mahasiswa bidang teater di Universitas Negeri Surabaya menggelar pertunjukan bertajuk Gelar Karya 3 dengan naskah saduran dari novel fenomenal sepanjang masa karya George Orwell yaitu Animal Farm. Dilaksanakan pada Sabtu 11 Maret 2023 di panggung terbuka UNESA Ketintang, Surabaya.

Naskah pertunjukan yang disadur dari novel Animal Farm ditulis oleh Dwi Endah Lestari yang biasa disapa Tari. Di dalam proses penyaduran naskah, selain novel karya George Orwell yang bombastis ini digunakan sebagai acuan, Tari juga merekonstruksi kembali ingatan di masa kanak-kanaknya yang masih banyak masyarakat di kampung tempat Ia tinggal dan tumbuh beternak sapi, kambing, kerbau maupun unggas. 

Para aktor dan seluruh tim yang terlibat berfoto bersama setelah pertunjukan. (Foto: Dok. pribadi penulis) 

Tidak mudah menyadur sebuah novel sekeren Animal Farm karena banyak orang telah membaca bahkan menonton animasi hasil alih wahananya juga, pasti ekspektasi yang ditaruh pada pertunjukan ini sangat besar. berbekal pembacaan teks dan memori masa lampaunya itu Tari berhasil menyelesaikan naskah sadurannya dan diberi judul Ladang Binatang.

Pertunjukan Gelar Karya 3 benar-benar menarik perhatian masyarakat Surabaya dan sekitarnya, bahkan ada yang datang jauh-jauh dari Jember, mulai dari anak-anak hingga usia lanjut turut hadir menonton aksi para aktor di atas panggung. Habib, salah seorang kru di dalam tim produksi pertunjukan ini pun merasa heran sekaligus bangga dengan animo masyarakat terhadap pertunjukan teater Ladang Binatang, terlebih yang hadir bukan hanya dari pegiat teater tetapi berbagai macam kalangan tumpah ruah menyaksikan Gelar Karya 3, terbukti ada 277 penonton dan itu belum termasuk anak-anak karena sengaja tidak didata.

Ladang Binatang yang disutradarai Fahrudin Imam Nurkholis atau akrab disapa Ois ini sukses menghibur para penonton, aksi para aktor dengan tingkah lakunya yang menyerupai binatang mampu membius penonton untuk menikmati alur cerita meski tidak membaca novel aslinya. Ois yang memiliki latar belakang sebagai seorang petani juga berhasil menghadirkan visual peternakan di atas panggung, berdasarkan pengalaman visual Ois selama hidup di ladang sebagai petani dapat direalisasikan dengan nyata serta dibantu oleh Firman sebagai art director dan Aan sebagai kru panggung.   

Jika biasanya dalam pertunjukan teater dibuka dan dipandu oleh MC sebelum pertunjukan dimulai, lain ceritanya dengan pertunjukan Ladang Binatang ini. Di dalam acara ini tidak ada MC, pertunjukan dimulai secara alami dan dibuka oleh para aktor yang tiba-tiba menyebar dan berkeliling di tempat duduk para penonton, Mereka bertingkah layaknya binatang yang diperankan termasuk suara khas dari binatang tersebut terdengar sangat mirip dari mulut para aktor.

Di dalam naskah Ladang Binatang ini ada 9 tokoh yaitu Paman Roman seekor kerbau tua, Aries seekor kambing, Kembara seekor kuda, Yusa seekor sapi, Senorita seekor angsa, Pati seekor burung dara, serta Benjamin, Samaran dan Alegori para babi yang rakus. Pertunjukan yang sangat mengagumkan karena para aktor sangat total bermain peran di atas panggung serta dapat membuat penonton jengkel melihat penindasan yang dilakukan para babi hingga mengundang gelak tawa yang disebabkan ulah lucu para binatang. Tidak hanya itu, para binatang juga terlihat sangat kompak dan atraktif ketika menyanyikan lagu perjuangan Mereka setelah berhasil memberontak kepada peternak, sudah jelas pertunjukan ini dikemas dengan konsep drama musikal yang menjadi nilai tambah dari segi rekreatif dan tidak menghilangkan esensi dari naskah tersebut.

Pertunjukan ini sangat berhasil memainkan emosi para penonton, termasuk penulis sendiri. Jika pementasan naskah Ladang Binatang cukup sampai di Gelar Karya 3 saja menurut penulis itu akan sangat disayangkan, karena naskah Ladang Binatang karya Tari yang dieksekusi oleh Ois seorang sutradara dengan imajinasinya yang sangat liar serta diperankan oleh para aktor yang tidak diragukan kemampuan aktingnya, maka naskah Ladang Binatang ini layak dipentaskan berkali-kali atau bahkan dipentaskan di kota-kota lain dengan konsep pentas keliling. (*/)

  • whatsapp
  • twitter
  • facebook
  • remix
Penulis

Imam Luqman

Mahasiswa Sastra Indonesia tingkat akhir di salah satu kampus negeri di Surabaya, anggota masyarakat urban di Surabaya dan aktif di kesenian teater dan film pendek