Kreatif

MENYAMBUT BULAN BAHASA DAN SASTRA DENGAN KONSER ‘TUNJUKKAN MATAHARI TERBENAM DI TIMUR’

Bulan Oktober ini ditetapkan sebagai Bulan Bahasa dan Sastra Nasional untuk mengapresiasi dan mengembangkan bahasa serta sastra Indonesia. Ada banyak banget hal yang bisa kita lakuin untuk ikut serta meramaikan bulan ini. Salah satunya dengan nonton dan apresiasi konser Tunjukkan Matahari Terbenam di Timur oleh Ananda Sukarlan yang membuat musik dari berbagai puisi karya anak bangsa.

title

Kalau kita inget-inget, ada satu poin dalam Sumpah Pemuda yang menggaris bawahi soal bahasa nasional kita, bahasa Indonesia. Poin yang bilang ‘Kami putra dan putri Indonesia, menjunjung bahasa persatuan, Bahasa Indonesia’ ini bertujuan untuk mengingatkan kita untuk terus bangga berkomunikasi dan berkarya dengan bahasa pemersatu kita. 

Tapi gara-gara poin ini suka ditelen mentah-mentah, pengaplikasiannya suka salah kaprah nih. Kalau ada orang yang ngomong bahasa Inggris dikit, dibilangnya kebarat-baratan. Malah ada juga yang ngata-ngatain pro penjajah, padahal kagak nyambung sama sekali. 

Maksudnya menjunjung Bahasa Indonesia sebagai bahasa persatuan adalah untuk menggunakan bahasa Indonesia dalam kehidupan sehari-hari. Selain itu menjunjung tinggi bahasa persatuan ini juga bisa dimaknai dengan terus berkarya menggunakan bahasa Indonesia supaya kalau karya lo mendunia, satu Indonesia juga bangga. 

Nah, dalam rangka Bulan Bahasa dan Sastra tahun 2021 ini, nggak ada salah dan ruginya kalau kita juga ikut berpartisipasi. Ada banyak banget pilihan cara untuk lo ikut terlibat aktif ngeramein bulan ini. Syukur-syukur kalo lo mau jadi penulis kontributor di Froyonion dengan ketentuannya bisa lo baca di sini, hehehe. Tapi kalo enggak pun ya ga papa, karena lo bisa ikutan nonton tayangan Konser ‘Tunjukkan Matahari Terbenam di Timur’ oleh Ananda Sukarlan. 

Penasaran itu konser apaan? Simak di bawah ini yuk!

MENGGANDENG MUSISI-MUSISI KLASIK MUDA INDONESIA

Konser yang mengambil latar shooting di salah satu tempat paling eksotis di dunia yang juga jadi aset kebanggaan kita, Labuan Bajo, Nusa Tenggara Timur, adalah sebuah konser klasik yang menampilkan musisi-musisi klasik muda Indonesia seperti Kadek Ari Ananda Putra (bariton), Alice Cahya Putri (soprano)dan Gabriella Prisca Handoko (pianis). 

Cukup unik dari konser-konser pada umumnya, konser ini bisa dibilang cukup otentik karena menggandeng musisi-musisi muda Indonesia yang bakatnya sudah dibuktikan dengan segudang prestasi yang mereka miliki. Misalnya Kadek yang menjadi juara pertama dalam lomba vokal klasik ‘Tembang Puitik Ananda Sukarlan 2021’ dan Alice yang menjadi juara 2 dalam lomba yang sama. Nggak ketinggalan, Gaby sebagai pianis dalam konser ini juga sempat meraih posisi pertama dalam Los Angeles International Liszt Competition tahun 2020. 

Dipenuhi sama musisi-musisi muda berbakat, konser yang juga bekerja sama dengan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan ini resmi ditayangkan pada Jumat, 1 Oktober 2021 lalu secara daring melalui kanal YouTube Budaya Saya. Tenang, kalo lo belum sempet nonton, tayangan konsernya bisa lo tonton di sini, kok. 

Konsernya menampilkan lagu-lagu klasik yang juga terinspirasi dari puisi-puisi karya penyair asli NTT seperti Alm. Umbu Landu Paranggi dan Mario F. Lawi. Almarhum Umbu adalah salah satu penyair kebanggaan Indonesia yang sangat menginspirasi anak-anak muda khususnya di Yogyakarta untuk juga mengembangkan bakat menulis. Bahkan beliau juga disebut sebagai ‘Presiden Malioboro’ karena hal tersebut. Uniknya, karya-karya Alm.Umbu jarang sekali dipublikasikan di media, sehingga Ananda Sukarlan memutuskan untuk mengabadikan beberapa karyanya dalam bentuk musik yang juga ditampilkan dalam konser ini. 

Sedangkan Mario F. Lawi adalah penyair muda Indonesia yang sempat meraih penghargaan sebagai Penyair Terbaik tahun 2014 yang dianugerahkan oleh Majalah Tempo. Beberapa karyanya juga diadaptasikan menjadi karya musik, seperti puisinya yang berjudul Angela Domini, Ante Meridiem, dan Perahu yang disebut-sebut Ananda sebagai salah satu puisi yang memiliki makna mendalam.  

Pengadaptasian puisi menjadi lagu ini menjadi salah satu cara Ananda sebagai salah satu pianis dan musisi terbaik Indonesia untuk mengapresiasi karya sastra Indonesia. Kadek dan Alice masing-masing membawakan 3 dan 4 buah lagu yang memiliki maknanya masing-masing. Misalkan lagu Angela Domini dan Ante Meridiem yang dibawakan Kadek menceritakan tentang suasana pagi. Sedangkan Perahu yang dibawakan Alice mengisahkan tentang sebuah perahu yang terkena badai. 

Kadek Ari Ananda Putra (baritone), salah satu penyanyi dalam konser ‘Tunjukkan Matahari Terbenam di Timur’. (Foto: Kanal YouTube Budaya Saya)

Selain lagu-lagu yang dinyanyikan, beberapa lagu juga dimainkan dengan piano oleh Gaby dan Ananda Sukarlan sendiri. Misalnya seperti lagu Rapsodia Nusantara no.11 yang terinspirasi dari lagu daerah Bolelebo dan Anak Kambing Saya. 

Dimulai dengan lantunan piano yang lembut dan diakhiri dengan megah secara apik oleh Gaby, lagu satu ini juga berhasil bikin tercengang para penonton virtual. Ananda Sukarlan juga turut tampil dengan lagu Variations of Sudarnoto’s “Garuda Pancasila”. Lagu kali ini dimulai dengan melodi playful, kemudian menjadi khusyuk, dan ditutup dengan melodi asli yang juga diaransemen Ananda yang buat jiwa nasionalisme kita membara. 
 

DARI LABUAN BAJO UNTUK INDONESIA

Selain menggaet deretan musisi klasik muda Indonesia, daya tarik konser ini juga terletak pada shot pemandangan Labuan Bajo yang memanjakan mata. Menurut wawancara Froyonion dengan Kadek, tim konser berangkat tanggal 18 Agustus 2021 dan menghabiskan waktu sehari di Bali terlebih dahulu. Barulah tanggal 19 Agustus proses shooting dimulai di Hotel Loccal Collection di Labuan Bajo. 

Kalau lo punya rezeki untuk ke Labuan Bajo, gue rekomendasiin untuk lo nginep di sini, Civs. Soalnya vibes-nya berasa lagi di Santorini, Yunani! Keindahan spot ini bisa lo nikmati di lagu Sinar Itu Dekat yang terinspirasi dari puisi Ir.Soekarno. 

Setelah itu beberapa spot wisata khas Labuan Bajo juga nggak lewat jadi lokasi shooting konser ini. Seperti Pulau Kanawa dan Pulau Komodo yang jadi latar Alice saat bernyanyi. Paduan dari suara indah para penyanyi dan pemandangan Labuan Bajo bikin konser ini memanjakan mata dan telinga kita. 

Selain itu juga masih ada tempat-tempat indah yang diperlihatkan seperti Pulau Padar dengan sunset yang sangat indah, Kampung Todo yang menjadi latar para pianis saat bermain, dan Goa Rangko dengan cahaya ilahi yang keren abis. Ini semua bikin kita nggak cuma nonton konser, tapi juga jalan-jalan virtual ke Labuan Bajo, loh.

Alice Cahya Putri (soprano) sedang bernyanyi di tempat wisata Goa Rangko, Labuan Bajo. (Foto: Kanal YouTube Budaya Saya) 

Proses pembuatan videonya juga nggak main-main dan super profesional. Patut diacungi jempol untuk orang-orang di belakang layar yang turut mewujudkan konser kali ini. Bayangin aja, salah satu scene konser saat bermain piano di Kampung Todo itu beneran bawa grand piano, loh. Kebayang kan betapa keren dan all out-nya konser ‘Tunjukkan Matahari Terbenam di Timur’ ini? 

Nah, kita udah menyimak salah satu apresiasi karya sastra Indonesia melalui konser klasik nih. Sekarang, saatnya kita yang terlibat langsung dalam bulan Bahasa dan Sastra Indonesia selama Oktober 2021 ini. Yuk terus berkarya dan bangga jadi orang Indonesia! (*/)

  • whatsapp
  • twitter
  • facebook
  • remix
Penulis

Grace Angel

Sehari-hari menulis dan mengajukan pertanyaan random ke orang-orang. Di akhir pekan sibuk menyelami seni tarik suara dan keliling Jakarta.