Kreatif

‘MEMAKSA’ MUKTI ENTUT BERKOMEDI DI ‘EL METRONOM: FAK UNTUK AKU!’

Malam hari dihujani dengan guyonan mengangetkan khas Mukti Entut. Sungguh, dar, der, dor sekali, Ndanku! ~

title

FROYONION.COM - Mukti Entut baru saja menggelar pertunjukan stand up comedy bertajuk El Metronom: Fak untuk Aku! yang digelar di Kulonuwun Kopi Saka Omah Sinten, Solo, Sabtu (13/05) lalu. Acara yang dihadiri kurang lebih 50-80 penonton itu berjalan dengan meriah yang dihujani lawakan-lawakan mengagetkan khas Mukti Entut. 

Mukti Entut dikenal sebagai komika yang memiliki diksi-diksi unik dan cenderung hiperbolis. Mukti Entut sering menempatkan diksi yang seharusnya tidak berada di tempatnya sehingga menimbulkan efek kejut dan terjadilah reaksi berupa tawa. Sederhana memang, namun pakem tersebut justru menjadi ciri khas sosok Mukti Entut di mata penggemarnya yang kerap ia sapa dengan sebutan “Ndanku” tersebut. 

KONSEP UNIK STAND UP COMEDY MUKTI ENTUT

Konsep pertunjukan komedi El Metronom: Fak untuk Aku! dapat dikatakan cukup unik karena menggunakan konsep yang cukup egosentris karena menampilkan sosok Mukti dalam dua sosok yakni Candra Mukti yang didapuk sebagai MC dan Mukti Metronom sebagai headliner. Sementara untuk opener diberikan kepada sahabatnya sekaligus komika dengan persona manusia kuat, Coki Anwar. 

Sesaat sebelum pertunjukan dimulai, lagu-lagu grup musik asal Jogja FSTVLST diperdengarkan membuat suasana menjadi lebih hidup. Selain itu, lagu Mukti Entut yang baru saja rilis belum lama ini juga diputar dengan judul “Subliminal Utopis”. Setelahnya pengeras suara mengajak penonton untuk berdiri dan menyanyikan lagu “Indonesia Raya”. Setelah penonton kembali duduk, suara terdengar mempersilahkan pembawa acara naik ke atas panggung, Candra Mukti. Dan pertunjukan pun dimulai.  

Candra Mukti mulai menaiki panggung disambut tepuk tangan penonton. Di sesi ini Candra Mukti berperan sebagai MC akar rumput yang minim pengalaman. Candra Mukti pun mengucapkan rasa terima kasihnya kepada Mukti Metronom yang telah memberi kepercayaan kepada dirinya untuk menjadi bagian pertunjukan komedi El Metronom: Fak untuk Aku!

“Mas Mukti ini luar biasa ya. Saya sebagai MC akar rumput minim jam terbang bisa diberi kepercayaan untuk menjadi MC show El Metronom: Fak untuk Aku!, memang Mas Mukti ini luar biasa. Tepuk tangan untuk Mas Mukti!” 

Candra Mukti juga menghujani Mukti Metronom dengan pujian bahwa di show sebelumnya di Semarang pada Jumat (12/05) berlangsung meriah karena menurutnya Mukti Metronom tampil dar, der, dor! Sontak, sikap lugu yang coba ditampilkan oleh Mukti Entut dalam diri Candra Mukti membuat penonton tak mampu menahan tawa. 

Beberapa kali Candra Mukti mencoba untuk melempar punchline, dan jika ada satu dua punchline yang melempem, Candra Mukti mampu mengatasinya dengan gimmick, “Mohon maaf ya, mas. Jokes-nya gini-gini aja, ya namanya juga MC akar rumput.” Sekali lagi, gimmick tersebut membuat penonton terpingkal-pingkal.

Kurang lebih 10 menit Candra Mukti memanaskan panggung dan kini tibalah ia memanggil sang opener ke atas panggung, yakni Coki Anwar. Setali tiga uang, Coki Anwar juga dikenal sebagai salah satu komika dengan diksi yang unik. Selain itu, Coki juga dikenal sebagai komika terkuat di muka bumi. Dia tidak pernah tertawa di atas panggung!

Sumber: Dok. pribadi penulis
Sumber: Dok. pribadi penulis

“Gais, ada pantun!” Begitulah Coki Anwar memulai penampilannya sebagai opener. Sebagai opener, Coki Anwar membawakan materi seputar pengalamannya sebagai orang desa dari Pati. Selain itu, Coki Anwar juga membawakan materi-materi vulgar yang tidak biasa karena dikemas dengan diksi-diksi unik. 

Penampilan Coki Anwar dapat dikatakan memuaskan dengan materi baru yang terdengar fresh, meski sempat nge-blank di tengah pertunjukan, Coki Anwar tetap mampu menuntaskan penampilannya dengan baik. Selepas penampilan Coki Anwar, kini tiba saatnya yang punya hajatan naik panggung, Mukti Metronom naik ke atas panggung menggunakan jaket kulit sambil melambaikan kedua tangan kepada para penonton. 

MENGEMAS CERITA DENGAN TAWA

“Halo selamat malam pendukung Ganjar Pranowo,” buka Mukti Metronom disambut gelak tawa. Kemudian ia melanjutkan penampilannya dengan guyonan-guyonan seputar Solo dan Jogja. Mukti Metronom tampil dengan materi baru yang belum dibawa di tempat lain. Kali ini, Mukti mencoba mengulik lebih jauh tentang diri pribadi. 

Mukti Metronom mulai menceritakan masa kecilnya yang penuh kekonyolan hingga masa sekolah yang penuh dengan cerita jual beli kunci jawaban Ujian Nasional. Mukti mengemasnya dengan apik karena ditebari dengan punchline-punchline menggelitik. 

Masa-masa SMA yang dipenuhi dengan cerita vandalism dan kejar-kejaran dengan polisi hingga melakukan segala cara untuk lulus Ujian Nasional seperti mendatangi dukun tua di Gunung Kidul, Mukti ceritakan dengan jenaka. 

Cerita-cerita tentang minatnya akan sepakbola juga tak ketinggalan ia bawa yang dibalut dengan premis-premis yang menarik seperti Ronaldo yang insecure karena diteraiki ‘goblok!’ oleh supporter saat akan mengambil corner. Hingga rasa bersyukurnya melihat kondisi sepakbola Mataram yang sekarang sudah damai setelah sebelumnya sering kisruh. 

Walau beberapa kali Mukti Metronom seakan kurang percaya diri dengan materinya karena beberapa kali ia tampak sungkan dengan meminta maaf kepada penontonnya yang sudah rela membayar tiket mahal untuk komedinya yang menurutnya tidak seberapa lucu. 

Apa yang Mukti sampaikan tidak sepenuhnya benar karena justru kematangan Mukti Metronom sebagai sosok lama di dunia stand up comedy sangat terlihat terutama saat momen improvisasi karena jokes-nya sedikit melempem atau caranya berinteraksi dengan penonton. Menimpali dengan sederhana namun tetap lucu. Tidak heran jika penggemarnya sangat mendukung adanya pertunjukan komedi dari sosok yang menandatangani ijazah SMA Emmanuel Adebayor (bercanda, yaa ~) ini. 

MEMAKSA MUKTI ENTUT BERKOMEDI

Sesaat setelah acara selesai, bersamaan dengan sesi foto sempat ada yang bertanya kenapa akhirnya berani menyelenggarakan pertunjukan di Solo. Mukti menjawab dengan jenaka “Dioyak-oyak Patrick! (Disuruh Patrick – Patrick Efendy merupakan pimpinan Majelis Lucu Indonesia, sebuah managemen yang menaungi beberapa komika di Indonesia termasuk Mukti Entut). 

Dalam aksinya, sebenarnya Mukti telah menjelaskan kenapa akhirnya dia akhirnya membuat tour stand up comedy setelah 11 tahun menggeluti seni lawak ini. Mukti menjelaskan bahwa sebenarnya dia tidak terlalu percaya diri untuk membuat tour stand up comedy karena dia merasa bukan sosok yang dikenal oleh publik. Dia ragu ada orang yang mau mengeluarkan uang untuk menonton dirinya. 

Ketidakterkenalannya membuat Mukti insecureInsecuritas ini kemudian ia kemas dengan materi yang jenaka. Dimana suatu ketika saat Mukti melakukan proses syuting YouTube Jiroluger di salah satu kedai kopi di Jogjakarta, terdapat ibu-ibu yang mengira akan ada syuting artis, dan si ibu pun mulai mencari-cari siapakah sosok artis tersebut dan sama sekali tidak mengenali sosok Mukti di sana. 

Premis ini Mukti kemas dengan begitu apik dengan punchline “Sopo kae” yang di-callback berkali-kali oleh Mukti. Bit ‘Sopo kae’ dapat dikatakan sebagai salah satu bit terpecah malam itu, yang tidak hanya menimbulkan tawa. Namun juga tepuk tangan dari para penonton. 

Kekhawatiran akan popularitasnya membuat Mukti maju-mundur untuk membuat tour stand up comedy sehingga Patrick Effendy dan pihak Majelis Lucu Indonesia harus memaksanya untuk membuat show. Walau kekhawatiran Mukti akan popularitasnya ada benarnya karena memang cukup jarang menemui Mukti tampil di acara tv maupun media nasional, namun untuk sektor Jogjakarta dan Jawa Tengah, nama Mukti Entut merupakan nama besar yang perlu diperhitungkan. 

Pada akhirnya memaksa Mukti Entut adalah cara yang efektif untuk membuatnya berani membuat show untuk memperluas pasar dan penikmatnya. Jika tidak dipaksa, kita tidak akan bisa melihat lawakan-lawakan super duper mengagetkan khas Mukti Entut. Mukti Entut harus benar-benar dipaksa untuk menunjukkan bahwa dia adalah komika penuh jam terbang dan layak ditonton oleh banyak orang, tidak hanya di Jogja dan Jawa Tengah saja. 

Menonton pertunjukan komedi Mukti Entut El Metronom: Fak untuk Aku! merupakan salah satu hal yang menyenangkan dan dapat meninggalkan kesan yang baik. 

Muchas gracias, Ndanku Mukti Entut! (*/)

  • whatsapp
  • twitter
  • facebook
  • remix
Penulis

Juhan Suraya

Juhan Suraya. Suka baca buku, suka menulis, cenderung realistis.