Kreatif

KENAPA PERKEMBANGAN SKENA HIP HOP DI INDONESIA TIDAK SEPESAT SKENA MUSIK LAINNYA?

Walaupun Rich Brian sudah terkenal sedunia, itu tidak menjadikan skena hip hop di Indonesia ikutan berkembang pesat. Kenapa bisa begitu?

title

FROYONION.COM - Apa yang terlintas di pikiran ketika dengar kata hip hop? Pasti musik EDM dengan lirik yang sangat cepat kayak baca mantra, tapi kalian tau nggak sih kalau cakupan dunia hip hop itu banyak banget. Nggak cuma rap dan musik EDM aja, tapi ada r&bsoulbeatboxDJingbreakdance atau Bboying, mural, dan masih banyak lagi. Semua itu termasuk ke dalam kultur hip hop.

Skena ini berasal dari Amerika Serikat, khususnya New York. Kemudian terus berkembang ke seluruh dunia, termasuk Indonesia. Lo pasti udah nggak asing lagi sama rapper Rich Brian bukan? Yeprapper naungan label 88rising ini berasal dari Indonesia. Brian pula yang memberi pengaruh cukup besar terhadap skena hip hop di Indonesia.

Jauh sebelum adanya Rich Brian mungkin lo nggak asing dengan yang namanya Iwa K, Saykoji, dan Yacko. Gue sendiri baru mengikuti hip hop tuh waktu SD. Gue inget banget dulu Saykoji rilis lagu yang judulnya Online dan booming banget waktu itu, bahkan pas main ke warnet pasti operatornya muterin lagu ini. Menurut gue, waktu itu memang era kejayaannya hip hop karena teman sebaya gue banyak yang jadi suka sama kultur ini. Setelah itu muncul juga Bondan & Fade 2 Black dan Young Lex.

Kalau era sekarang, musisi hip hop Indonesia yang terkenal pastinya Ramengvrl, Laze, dan Tuan Tigabelas. Kalau gue sendiri suka banget sama karyanya Ramengvrl, Ariel Nayaka, sama Mamang Kesbor a.k.a Mardial. Basboi juga akhir-akhir ini namanya mulai dikenal masyarakat luas, tapi menurut gue hip hop di Indonesia ini sebenarnya bisa lebih baik lagi di era sekarang. Ya lo tau sendiri kan sekarang ini semua akses bisa kita jangkau dengan genggaman, tapi entah kenapa gue ngerasa skena hip hop yang sekarang tuh perkembangannya pelan banget, kok bisa sih?

SEJAK AWAL, HIP HOP MEMANG BUKAN KULTUR ORANG INDONESIA

Nggak bisa disangkal lagi kalau orang Indonesia sekarang lebih suka sama Deny Caknan dan sejenisnya. Rata-rata orang yang ada di lingkungan gue, baik anak kecil sampai dewasa lebih suka musik dangdut daripada yang lainnya. Bahkan anak tetangga depan rumah gue yang baru masuk TK lebih hafal lagu Ojo Dibandingke dari Abah Lala ketimbang hafal huruf abjad. Gue aja sampe geleng kepala, kok bisa sih?

Tetangga yang seumuran pun juga lebih suka dengerin Ndarboy Genk atau yang sejenisnya daripada genre musik lainya. Mungkin ini selera masing-masing aja kali ya, tapi emang rata-rata kayak gitu, jarang yang suka bahkan yang tau apa itu hip hop. Yang ada malah pada suka K-pop gitu sih, biasanya anak SMP sama SMA, sisanya paling lagu yang lagi hits doang gitu, nggak ada yang loyal dengerin secara spesifik genre musik tertentu atau artis tertentu.

TIDAK ADANYA KOMPETISI RESMI

Yang gue maksud di sini tuh kompetisi rap yang disiarkan di televisi gitu. Semacam Indonesian Idol, Rising Star Indonesia, atau The Voice Indonesia gitu tapi khusus hip hop aja. Kalau di Korea sendiri, mereka punya acara kompetisi rap namanya Show me The Money dan High School Rapper. Mnet (salah satu stasiun TV di Korea) menjadi peran penting dalam keberlangsungan hidup musisi di sana, termasuk musisi hip hop juga.

Sebenarnya dulu tuh Indonesia juga ada kompetisi rap, namanya Beef Rap Battle di tahun 2018, tapi entah sampai sekarang belum ada kompetisi resmi lagi dan kompetisi ini juga udah nggak jalan lagi. Beef Rap Battle ini diproduseri oleh AllDay Music, hip hop community YouTube channel pertama di indonesia. Jadi kompetisi ini hanya diliput oleh AllDay Music saja, tidak ada media resmi yang meliput.

TIDAK ADANYA MEDIA RESMI YANG MENDUKUNG DALAM PERKEMBANGAN SKENA HIP HOP

Karena sejak awal hip hop bukan kulturnya orang Indonesia dan tidak adanya kompetisi resmi yang diadakan, media resmi jadi berpikir 2 kali bahkan lebih untuk ikutan andil memperkenalkan kultur ini ke khalayak umum. Media resmi yang gue maksud di sini adalah televisi, mereka pastinya lebih mementingkan acara komersil yang ratingnya tinggi daripada hip hop yang katanya 'nggak jelas'. 

Ya lo tau sendiri lah ya acara TV yang sekarang bentuknya kayak apa. Kalau nggak sinetron yang beribu-ribu episode, ya paling berita selebriti tanah air. Jujur gue aja jarang nonton TV, cuma nonton kalau ada Master Chef doang, itu aja kadang skip. Padahal kalo TV nasional kayak RCTI dan SCTV mengubah acara yang ditampilkan, pasti stasiun TV yang lain bakal ikutan berubah juga. Menurut gue, dua stasiun tersebut bisa dikatakan 'jadi pelopor' suatu acara TV. Karena ketika dua stasiun TV tersebut membuat acara sinetron, yang lainnya juga pada ikutan.

Andai kedua stasiun TV tersebut ngadain acara kompetisi rap dan ada hip hop music award kayak Anugerah Musik Indonesia, pasti skena hip hop bakal berkembang dengan pesat. Sejauh ini, cuma Flavs doang yang berhasil mempertahankan eksistensi skena ini. Flavs juga setiap tahunnya ngadain festival, rap battle, bahkan ada beatbox battle juga, tapi sayangnya tidak ada media nasional yang mendukung. Maka dari itu skena hip hop tidak begitu terkenal di masyarakat umum. Padahal hip hop ini lahir berkat suara keresahan dan curhatan orang-orang menengah kebawah.

LALU APA SOLUSINYA?

Kita bisa berkaca pada Korean hip hop kalau ingin hip hop di Indonesia semakin berkembang. Kultur hip hop memang bukan berasal dari Korea, tapi community di sana nggak main-main gedenya. Media besar seperti Mnet bahkan majalah terkenal seperti Vogue, Elle, Esquire, Bazaar, Arena, dan lain sebagainya mendukung semua musisi termasuk hip hop. 

Sebenarnya kita juga punya comunity sendiri di skena hip hop ini. Kalau Korea punya Dingo, kita punya AllDay Music. Korea punya Hiphopplaya, kita punya Flavs. Yang membedakan adalah, Dingo dan Hiphopplaya terus-terusan nge-share aktivitas yang sedang dilakukan oleh musisi mereka di Instagram maupun di YouTube channel mereka. Mereka juga punya segmen sendiri seperti Killing Verse yang menampilkan live beberapa lagu oleh musisi itu sendiri, sedangkan AllDay Music dan Flavs berbanding terbalik. Bahkan AllDay Music sudah tidak aktif sejak 6 bulan lalu.

Yang gue tau, beberapa bulan kebelakang tuh ada acara namanya Parade Rima, sebuah program kolaborasi antara Double Deer Academy dan Laze. Jadi ini isinya semacam kolaborasi atau jamming antar sesama musisi hip hop yang bertujuan untuk meramaikan industri hip hop di Indonesia. Akhir Oktober lalu baru nyelesain season 1 yang berisi 6 episode. Lo bisa nonton di YouTube channel-nya Laze.

Selain itu juga ada acara yang namanya Rhyme Pays Battle Rap League. Acara ini secara rutin terlaksana setiap bulannya sejak 5 bulan lalu dan ini berlangsung sampai sekarang. Ini bisa dibilang battle rap league pertama di Indonesia sih. Acara ini diadakan offline di berbeda-beda tempat, lo bisa cek instagram rhymepays.indo untuk update an acaranya. Lo juga bisa nonton di channel YouTube mereka di sini

Jadi musisi hip hop di Indonesia itu susah, semoga hadirnya kedua acara ini, skena hip hop di Indonesia semakin berkembang pesat seiring berjalannya waktu. Semoga Parade Rima hadir lagi di season 2 dan seterusnya. Rhyme Pays Battle Rap League juga semakin terkenal juga dan semakin besar pula. Semoga juga bakal ada gebrakan baru lagi industri hip hop Indonesia. (*/)

  • whatsapp
  • twitter
  • facebook
  • remix
Penulis

Dynasti Savira

Investor Reksadana, pro player Blossom Blast Saga, pegiat hidup monoton, dan penikmat seni tapi bukan air. Motto hidup : Semua masalah pasti akan berlalu, iya berlalu lalang.