Kreatif

KEMBANGKAN INDUSTRI DIGITAL KREATIF LEBIH CEPAT DENGAN KOLABORASI

Menyatukan ide kreatif dengan berkolaborasi terbukti berhasil bikin lo berkembang dan bertahan. Digital agency ‘ALVA’ turut lahir dari semangat kolaborasi dan berhasil menjadi company di bidang digital agency terbesar se-Asia Tenggara.

title

FROYONION.COM - Industri digital kreatif sebelumnya dipandang dengan sebelah mata. Sebagian orang meragukan pekerja di industri kreatif dengan kalimat semacam “kayak bakal berhasil aja.” Padahal kita tentu enggak bakal tahu kalau belum mencobanya.

Mendengarkan dari Frodcast edisi terbaru, TikTok pun pada tahun kelahirannya sampai tahun kemarin, dinilai sebagai aplikasi yang alay karena diramaikan oleh konten joget. Namun, tiba-tiba pada 2022 mereka bertransformasi menjadi sesuatu yang berbeda (dalam konotasi positif) dan menarik perhatian.

Konten yang hadir di dalam aplikasi TikTok pun mulai beragam; konten santai yang hiburan maupun serius yang informatif, semuanya ada. Bahkan TikTok pun ini memiliki fitur “keranjang kuning” dan live shopping. Sebuah gagasan kreatif yang bisa mempertemukan ecommerce dan konsumen.

Akhirnya, TikTok mulai diterima oleh banyak kalangan. Hal tersebut adalah buah dari adaptasi dan inovasi yang terus menerus. Hal itulah yang dilakukan oleh kelima orang ini: Andika Alivano, Lini Antinia, Erick Sebastian, Reza Akbar, dan Reza Andika dalam membentuk ALVA.

Reza Akbar menceritakan bahwa sebelum membentuk ALVA, dia beserta Erick Sebastian dan Reza Andika memiliki digital agency sendiri di usia yang masih sangat muda. “Waktu itu jumlah digital agency di Indonesia masih sangat sedikit dan industri kreatif pun belum se-promising sekarang,” kata Reza Akbar. 

BACA JUGA: CURI START BANGUN DIGITAL AGENCY DI USIA MUDA, 5 SEKAWAN INI BUKTIKAN NEKAT BUKAN BERARTI CEROBOH

Andika Alivano mengaku bahwa pertama bikin agency yaitu pada 2013. Masing-masing orang dari kelima nama di atas masih bergerak sendiri-sendiri. Lalu pada 2017, mereka mulai merencanakan sebuah kolaborasi untuk bisa berkembang dan tumbuh lebih cepat.

Masing-masing percaya bahwa kolaborasi yang dibangun oleh orang yang sepemikiran, dengan visi yang sama, serta kredibel, akan dapat membuahkan hasil yang bagus. Lalu mulai 2021 hingga kini, mereka semua berinisiasi untuk berkolaborasi dan tumbuh bersama mengembangkan industri yang berhasil mereka bangun.

Bagi mereka, kunci untuk bisa terus berkembang adalah dengan beradaptasi. Hal itu juga yang dilakukan oleh aplikasi TikTok hingga bisa diterima oleh masyarakat seperti sekarang ini.

Andika menilai bahwa anak muda zaman sekarang terlalu terpaku pada passion. Misal begitu menggeluti di bidang desain grafis, mereka hanya terfokus untuk menjadi desainer grafis. Padahal peluang yang terbuka begitu lo menggeluti bidang desain grafis ada banyak, misalnya produk manajemen ataupun motion graphic.

Capability (kemampuan) pun bisa teruji oleh waktu. Dengan begitu terus berlatih dan membuat karya, lo jadi siap kapan aja untuk melakukan sesuatu. Sebagian orang kerap mencari “jalan pintas” dalam menjalankan bisnis. Walau tidak bisa dinilai sepenuhnya salah, tapi hal ini membuat pelakunya jadi melewati detail proses sehingga dinilai “kurang matang” karena “belum teruji oleh waktu.”

Lo pun harus mementingkan hal-hal fundamental seperti pendataan uang keluar-masuk di bidang finance, juga hal lainnya. Digital agency yang dibuka dalam hal ini turut memberikan kesempatan anak muda untuk berkembang. 

Perlu lo ketahui juga bahwa selalu terdapat hal baru di industri digital kreatif. Mulai dari peran influencer dalam membangun persona, hingga cara supaya bisnis yang sedang dijalankan bisa berkembang.

Anak muda bisa mendapatkan pengalaman di industri digital kreatif dengan cara magang ataupun terjun langsung ke lapangan, bertemu langsung dengan klien misalnya. Dengan melalui berbagai proses, lo bisa mengasah soft skills maupun hard skills yang lo punya dan menjadi pribadi yang “matang”. (*/)

  • whatsapp
  • twitter
  • facebook
  • remix
Penulis

Fadhil

Content writer Froyonion, suka pameran seni dan museum, sesekali naik gunung