Kreatif

GEN Z KATANYA PALING MISKIN, TAPI HOBINYA JALAN-JALAN

Generasi Z seringkali dihadapkan dengan pandangan umum bahwa mereka kurang beruntung secara finansial. Meski kurang beruntung dan berpenghasilan rendah, hobi mereka keliling dunia.

title

FROYONION.COM - Bagi sebagian besar Gen Z, hobi jalan-jalan bukan sekadar perjalanan biasa. Mereka melihatnya sebagai cara untuk menjelajahi dunia, memperluas wawasan, dan mengalami berbagai budaya yang berbeda.

Mengutip data Morning Consult, Gen Z jadi kelompok yang paling sering pergi ke luar negeri. Meski mereka berpenghasilan rendah dan anggaran terbatas seringkali menjadi kendala, mereka mencari cara kreatif untuk mewujudkan keinginan tersebut.

Nah selama periode 2022 hingga 2023, sebanyak 52% Gen Z bepergian tiga kali atau lebih ke luar negeri dalam setahun. Angka ini bahkan sama jika dibandingkan Generasi Milenial yakni 52%.

Sementara, hanya 41% Gen X yang pergi ke luar negeri selama tiga kali atau lebih dalam setahun. Bahkan generasi yang sebelumnya, Baby Boomers tercatat sebanyak 35% yang pergi lebih dari tiga kali dalam satu tahun.

JALAN-JALAN JADI GAYA HIDUP GEN Z

Lindsey Roeschke, seorang analis travel and hospitality di Morning Consult bilang, gaya hidup Gen Z dibesarkan dalam masyarakat di mana perjalanan lebih diprioritaskan daripada generasi sebelumnya.

Tetapi yang berbeda dengan Gen Z, mereka tidak menunggu sampai memiliki pekerjaan bergaji tinggi atau tabungan untuk bepergian. Mereka punya cara sendiri untuk memasukkan hobi jalan-jalan ke dalam anggaran mereka, kata Lindsey.

LALU, BAGAIMANA DENGAN GEN Z DI INDONESIA?

Tanya jawab ini dilakukan untuk mendapat sudut pandang dari empat anak muda Indonesia terutama Gen Z soal gaya hidup mereka yang hobi jalan-jalan meski kantong kembang kempis.

Anisa (24 tahun), Gen Z yang gemar mengunjungi wilayah timur Indonesia. Ia bilang bahwa banyak dari Gen Z yang berpenghasilan rendah bukan karena nggak mau bekerja atau nggak bertanggung jawab. Tetapi banyak faktor yang menjadi penyebabnya.

“Gue pikir ada beberapa faktor yang mempengaruhinya. Contoh aja biaya hidup yang semakin tinggi. Harga-harga barang naik, tetapi pendapatan kita nggak selalu mengikuti,” ujarnya saat diwawancarai di kawasan Bintaro, Senin (19/6/2023).

BACA JUGA: MESKI PUNYA KEPEDULIAN TINGGI TERHADAP ISU-ISU KEKINIAN, GEN Z JUSTRU RENTAN GOLPUT?

Kata Anisa, Gen Z itu cenderung lebih memilih menghabiskan uang untuk pengalaman dan memori daripada memiliki aset material.

“Jalan-jalan itu bikin gue melepas penat sejenak dari stres sehari-hari, bikin kenangan yang memorable, dan lu bisa eksplor dunia. Meskipun gue harus nyicil finansial dalam berbagai hal, gue tetap ngerasa pengalaman itu penting buat perkembangan diri,” ujarnya.

Tanya jawab ini kemudian berlanjut kepada seorang anak muda bernama Rizky (23 tahun). Menyoal pertanyaan awal, ia bilang Gen Z hobi jalan-jalan tapi bukan berarti nggak peduli sama uang atau masa depan.

“Gue sendiri lihat jalan-jalan sebagai investasi buat sendiri di masa depan sih. Pas kita bepergian, kita bisa belajar tentang budaya, kenalan sama orang baru, dan perluas pengetahuan kita. Itu bisa bantu karier kita di masa depan,” katanya.

Rizky bilang kalo teknologi dan media sosial juga ikut berperan. Gen Z kebanyakan terinspirasi sama cerita sukses influencer yang hidup sebagai digital nomad.

“Tapi, banyak juga yang nggak bisa ngikutin hobi jalan-jalan karena keterbatasan keuangan. Menurut gue, itu lebih tentang masalah kesenjangan sosial yang ada,” jelasnya.

SOAL MENYEIMBANGKAN HIDUP DALAM KETERBATASAN FINANSIAL

Jawaban yang sama juga disampaikan oleh Maya (22 tahun). Kata Maya, banyak dari Gen Z yang berpenghasilan rendah bukan karena malas atau nggak tanggung jawab, tapi karena ekonomi yang sulit.

“Yang ada dipikiran sekarang apa-apa mahal. Dari biaya pendidikan, biaya hidup, belum lagi persaingan kerja. Jalan-jalan itu jadi cara buat lari sejenak dari tekanan itu dan nikmatin hidup sebentar,” katanya sambil tertawa.

Kata Maya, sekarang ini banyak fasilitas perjalanan yang lebih terjangkau, mulai dari transportasi murah dan booking akomodasi lewat aplikasi. Jadi kebutuhan bisa disesuaikan sekaligus juga pengeluaran.

“Mungkin keliatan kayak kita banyak jalan-jalan, tapi sebenernya kita cuma berusaha seimbangin hidup dalam keterbatasan keuangan,” ucapnya.

Adi (24 tahun) menyampaikan hal yang sama mewakili Gen Z. Menurutnya, hal ini disebabkan perubahan preferensi dan nilai-nilai generasi. Gen Z lebih milih pengalaman daripada punya banyak barang.

“Jalan-jalan itu sebenernya nggak cuma hobi, tapi cara buat mengisi kehidupan jadi lebih baik. Mulai dari kenangan seru, teman baru dan petualangan baru. Kapan lagi kan mumpung masih dikasih umur,” katanya.

Adi percaya bahwa pengalaman dan pertumbuhan pribadi yang didapat dari jalan-jalan itu lebih berharga daripada koleksi barang.

Nah, meski ada yang berpenghasilan rendah, hobi jalan-jalan bukan berarti mereka nggak peduli sama uang atau masa depan ya. Banyak orang lebih mengutamakan pengalaman, pertumbuhan pribadi, dan keseimbangan dalam hidup.

Dan mesti dipahami nggak semua anak muda Gen Z punya kesempatan yang sama buat menikmati hobi tersebut karena keterbatasan finansial. Menurut kalian bagaimana? (*/) (Photo credit: Jan Krnc)

  • whatsapp
  • twitter
  • facebook
  • remix
Penulis

Abdurrahman Rabbani

Cuma buruh tinta yang banyak cita-cita.